Pilpres 2024
Wiji Thukul Masih Hilang, Budiman Sudjatmiko Sudah Asyik Dukung Prabowo di Pilpres 2024
Sikap kader PDIP sekaligus aktivis 1998, Budiman Sudjatmiko yang memilih mendukung bakal capres Prabowo Subianto menyakiti hati para aktivis.
TRIBUNJAKARTA.COM - Sikap kader PDIP sekaligus aktivis 1998, Budiman Sudjatmiko yang memilih mendukung bakal capres Prabowo Subianto menyakiti hati para aktivis.
Prabowo yang pada era 1997-1998 menjabat Komandan Jenderal Kopassus menjadi salah satu musuh utama para aktivis kala itu.
Pelanggaran HAM penculikan para aktivis lekat dengan sosok Ketua Umum Gerindra yang juga menjabat Menteri Pertahanan tersebut.
Budiman yang merupakan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) harus dibui karena menentang rezim otoriter orde baru.
Nasibnya masih lebih baik dari sejumlah aktivis lain yang diculik dan hilang sampai hari ini.
Budiman putar haluan rela membelot dari partainya, PDIP, untuk mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Dia mendeklarasikan relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Semarang, Jawa Tengah Jumat (18/8/2023) lalu.
Budiman seperti lupa, di tanah Jawa Tengah, ada dua aktivis PRD yang masih hilang sampai hari ini. Wiji Thulul dan Suyat.
Wiji Thukul yang seorang penyair bahkan perlawanannya masih berbunyi hingga hari ini.
Puisi-puisi seperti 'Bunga dan Tembok' hingga 'Peringatan' masih terus dipekikkan kala unjuk rasa digelar menentang ketidakadilan.
"Maka hanya ada satu kata: lawan!" bait terakhir puisi peringatan Wiji Thukul seperti masih terus melawan dalam kehilangan penyairnya sendiri.
Namun, Budiman, tokoh PRD yang akhirnya diikuti Wiji Thukul di jalur politik justru berhenti melawan, dan berkawan dengan sosok yang dulu dimusuhi bersama.

Kegeraman atas sikap Budiman disampaikan Wilson, aktivis 1998 rekan seperjuangan Budiman.
25 tahunn berlalu, Budiman disebut tidak pernah menyambangi keluarga Wiji Thukul dan Suyat, lalu muncul dengan mesra bersama sang jenderal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.