Pembunuhan di Tebet

Juru Parkir Murka Ditagih Utang saat Kerja, Berakhir Habisi Nyawa Tetangga Sendiri di Tebet

Beberapa warga sempat bertanya soal keberadaan pelaku di teras rumah korban. Saat itu pelaku menjawab hanya sedang berkunjung.

Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Acos Abdul Qodir
Kolase TribunJakarta.com
Pembunuhan terhadap pria lansia berinisial MY (61) oleh tetanggap sendiri, Edy Rinaldi (40) di Jalan J, Gang Perintis, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (26/8/2023) malam.  

Satiri mengungkapkan, malam itu warga RT 10/RW 10 Kelurahan Kebon Baru hendak menggelar acara nobar laga final Piala AFF U-23 2023.

Ketika warga sudah berkumpul di lokasi nobar, saat itu lah pelaku mulai beraksi. Namun, pelaku tak menyadari ada warga yang tidak ikut acara nobar tersebut.

"Jadi, kalau yang saya dengar ceritanya dari warga itu, dia masuk terus langsung kunci pintu," ungkap dia.

Tak lama kemudian terdengar suara teriakan dan tangisan wanita dari dalam rumah korban. Warga itu mengira ada pertengkaran antara suami istri.

"Pas diintip ternyata ada orang lain di dalam, ternyata pelaku itu. Dia pegang pisau, ya kabur lah warga," ujar Satiri.

"Nggak lama pelakunya keluar sambil teriak, 'mau ngapain lu? Mau ikut campur?'," imbuhnya.

Korban pembunuhan di kediamannya di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (26/8/2023).
Korban pembunuhan di kediamannya di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (26/8/2023). (Istimewa)

Setelahnya, pelaku kabur dan membuang pisau yang masih berlumuran darah ke saluran air tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

Pelaku tinggal bersama istrinya di rumah kontrakan yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari kediaman korban.

"Istrinya masih ada di atas, kan tinggalnya di lantai dua. Kita belum bisa tanya-tanya. Saya cuma bilang, 'yang sabar ya bu'," kata Satiri.

Satiri mengungkapkan, sehari-hari Edy bekerja sebagai juru parkir di Pasar Tebet.

Menurutnya, pelaku dikenal sebagai sosok yang pendiam namun ramah kepada warga sekitar.

"Orangnya memang agak pendiam, tapi baik. Ketemu saya selalu menegur gitu. Nggak neko-neko orangnya," ungkap dia.

"Saya pernah diantar sama dia, padahal dia lagi kerja. Kerjaan dia ditinggal buat nganterin saya," tambahnya.

Ia dan warga sekitar pun tidak menyangka Edy bisa menghabisi nyawa korban secara brutal.

"Ya nggak nyangka juga saya. Orangnya juga baik sama warga sini semuanya. Ya itu tadi salah satu contohnya," ucap Satiri.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved