Viral di Media Sosial

Kisah Haru Bocah Kelas 1 SD Tak Minder Meski Punya Keterbatasan Fisik, Paling Semangat ke Sekolah

Wali kelas Reski, Sukiati ungkap awal mula bocah berusia tujuh tahun ini bisa bersekolah di SD Inpres Saluttowa, Sulawesi Selatan.

Kolase Foto TribunJakarta
Reski di kelas SD Inpres Saluttowa, Sulawesi Selatan. Wali kelas Reski, Sukiati ungkap awal mula bocah berusia tujuh tahun ini bisa bersekolah di SD Inpres Saluttowa, Sulawesi Selatan. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Wali kelas Reski, Sukiati ungkap awal mula bocah berusia tujuh tahun ini bisa bersekolah di SD Inpres Saluttowa, Sulawesi Selatan.

Kisah Reski yang memiliki keterbatan fisik membuat banyak orang terenyuh. Videonya yang tengah disuapi oleh teman sekelasnya banyak disorot dan viral di media sosial.

Kendati demikian, Reski rupanya siswa baru di SD Inpres Saluttowa. Ia baru mengikuti kegiatan belajar mengajar pada bulan ini dan bukan sejak awal penerimaan siswa baru.

Sukiati menceritakan, mulanya Reski yang memiliki kondisi tangan tak sempurna serta kaki yang tak ada ini bertanya kepada orangtuanya mengenai HUT RI.

"Apa itu 17 Agustus," kata Sukiyati menirukan Reski saat itu.

Alhasil ayahnya membawa Reski ke Malino, yakni sebuah kelurahan yang ada di Kabupaten Gowa, Kecamatan Tinggimoncong, Sulawesi Selatan.

"Bapaknya bilang antar saja ke Malino. Adakah keramaian di situ (Reski)dilihat sama Korwil Tinggimoncong, terus begitu hari Senin dia datang sama korwil, diundang dia ke sekolah. Datang dengan kakaknya Reski eh diterima di sekolah saya. Sekolah gratis," ucap Sukiati kepada TribunJakarta.com, Selasa (29/8/2023).

Sukiati bersama Reski di kelas SD Inpres Saluttowa, Sulawesi Selatan.
Sukiati bersama Reski di kelas SD Inpres Saluttowa, Sulawesi Selatan. (Dok Pribadi)

Tak minder, bocah kelahiran 2016 ini malah paling semangat tiap kali mau ke sekolah.

Ia selalu saja menyuruh kakaknya untuk mengantarkan ke sekolah sejak pagi. Padahal jam pelajaran baru di mulai pukul 07.30.

"Kakak, ayah cepat toh mandi, saya mau pergi ke sekolah," ucap Reski kala bercerita kepada walikelasnya itu.

Setiap hari, Reski memang diantar bergantian dengan ayah maupun kakaknya. Tak jarang mereka ikut menunggu di sekolah sampai jam pelajaran usai.

Sukiati bersama Reski di kelas SD Inpres Saluttowa, Sulawesi Selatan.
Sukiati bersama Reski di kelas SD Inpres Saluttowa, Sulawesi Selatan. (Dok Pribadi)

Pasalnya kegiatan belajar mengajar untuk siswa kelas satu berlangsung mulai pukul 07.30-10.00.

Waktu yang singkat memang. Namun Sukiati tak pernah memaksakan Reski untuk menulis seperti rekan sekelas lainnya.

Ia pun tak menampik jika Reski mampu mengikuti pelajaran seperti siswa lainnya.

"Dia semangat, dia percaya diri. Menulis juga tapi tidak dipaksakan. Sekolah diantar orangtuanya ditungguin. Sekolah dari pukul 07.30-10.00 WIB. Kemarin itu bapaknya yang antar tapi di telepon suruh pulang, nanti kalau sudah pulang di telepon," pungkasnya.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved