Pilpres 2024

Berkoar Dikhianati NasDem dan Anies Baswedan, Sikap Demokrat Dianggap Masih Sebatas Retorika

Partai Demokrat murka dengan keputusan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh yang menduetkan Muhaimin Iskandar sebagai bacawapres bagi Anies Baswedan.

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Partai Demokrat murka dengan keputusan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh yang menduetkan Muhaimin Iskandar sebagai bacawapres bagi Anies Baswedan.

Demokrat menganggap apa yang dilakukan Surya Paloh dan Anies sebagai bentuk pengkhianatan.

Partai Demokrat pun memutuskan tak akan satu koalisi lagi dengan NasDem dan Anies.

Namun Demokrat belum menentukan langkah lebih lanjut terkait peta kontestasi Pilpres 2024 pasca dikhianati NasDem dan Anies.

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menyebut cukup menarik untuk menantikan kemana langkah selanjutnya dari Demokrat.

Menurut Ray, Partai Demokrat memang perlu adanya kader mereka yang bertarung di Pilpres.

Namun sayangnya impian yang sudah dibayangkan oleh Demokrat untuk melihat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Anies kemudian ditikung secara tragis.

"Ke mana Demokrat sesudah ini? Demokrat memang butuh 'pemain' lapangan.

Situasi ini menggambarkan terlalu besar yang diberikan Demokrat untuk dapat sesuatu yang secara politik masih samar," kata Ray, Jumat (1/9/2023).

Situasi yang dialami Demokrat saat ini hampir serupa dengan yang terjadi di Pilpres 2014 dimana Demokrat akhirnya memutuskan tak ikut dalam koalisi Pilpres.

Apel Pimpinan Nasional (Commander’s Call) Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Apel Pimpinan Nasional (Commander’s Call) Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Istimewa)

"Sejak 2014 mereka selalu ketinggalan kereta. Demokrat perlu segera mengevaluasi pola dan langkah politik mereka. Butuh lebih banyak pemain lapangannya," ujar Ray.

Pasalnya, Ray melihat situasi Demokrat saat ini juga masih menggantung.
 
"Mereka menyebut ada pengkhianatan. Tapi tak menyebut apa sikap mereka terhadap pengkhianatan itu. Alias, belum jua ada sikap Demokrat," kata Ray.

Menurut Ray, seharusnya Demokrat langsung bertindak tegas terkait koalisi Pilpres ini bukan hanya sekadar beretorika dengan merasa dikhianati oleh NasDem dan Anies.

"Pilihannya hanya dua, menerima atau melepasnya. Untuk situasi yang tragis seperti ini, Demokrat hanya menyelesaikannya dengan kata, bukan tindakan," kata Ray yang meyakini bakal banyak terjadi drama-drama politik hingga kurun waktu satu bulan ke depan. 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved