Pilpres 2024

Cerita Cak Imin Pisah Jalan dengan Prabowo, Awal Sama-sama Butuh Lalu Curiga: Pacaran Tak Lanjut

Ketum PKB Muhaimin Iskandar membongkar cerita berpisah dengan Prabowo pada Pilpres 2024. Awalnya sama-sama butuh tapi pacaran tidak lanjut.

TRIBUNNEWS.COM
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin meresmikan Sekretariat Bersama Gerindra-PKB di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (23/1/2023). Ketum PKB Muhaimin Iskandar membongkar cerita berpisah dengan Prabowo pada Pilpres 2024. Awalnya sama-sama butuh tapi pacaran tidak lanjut. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar membongkar cerita berpisah dengan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, menceritakan dirinya sempat curiga dengan koalisi tersebut yang berakhir PKB tidak melanjutkan koalisi dengan Prabowo Subianto.

Wakil Ketua DPR itu menuturkan koalisi awal PKB dan Gerindra karena sama-sama membutuhkan 20 persen suara untuk maju dalam pemilihan presiden.

Kini, Cak Imin berpasangan dengan Anies Baswedan yang diusung oleh NasDem dalam Pilpres 2024,

“Jadi ceritanya tidak seteknis politis, ini soal perjalanan panjang, yang kebetulan ketemu momentum,” kata Cak Imin dikutip dari Program ROSI Kompas TV, Kamis (7/9/2023).

Menjabat sebagai ketua umum, Cak Imin mengaku ditugasi PKB untuk mengawal seluruh gagasan, cita-cita, tujuan perjuangan partainya dengan cara masuk dalam kepemimpinan nasional.

Oleh karena itu, Cak Imin mengatakan dirinya berkewajiban mewujudkan hal tersebut.

“Itu diputusakan oleh muktamar, kewajiban saya membawa ideologi, nilai, cita-cita itu terwujud," katanya.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saat memberikan sambutan di acara Haul ke-14 Gus Dur di Kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (4/8/2023)
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saat memberikan sambutan di acara Haul ke-14 Gus Dur di Kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (4/8/2023) (Warta Kota/Yulianto)

Cak Imin pun bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang membutuhkan 20 persen suara untuk dapat mengusung pasangan capres-cawapres.

“Saya butuh 20 persen, ketemulah Pak Prabowo. Pak Prabowo butuh 20 persen, ketemulah saya. Sama-sama butuh. Terjadi perjodohan, yakni deklarasi koalisi KIR. Satu tahun kita kampanye KIR, berbagai event dan seterusnya, lalu pada akhirnya kita curiga, kesimpulan bahwa akhirnya pacaran ini tidak bisa berlanjut,” bebernya.

Puncak kecurigaan itu, lanjut Muhaimin, adalah saat dirinya dan pengurus PKB melaksanakan rapat koordinasi nasional (rakornas).

Saat itu, kata Muhaimin, bertepatan dengan acara peringatan hari ulang tahun Partai Amanat Nasional (PAN).

“Saya ke acara rakornas, saya buka, kemudian saya bilang kepada rakornas, syaratnya tidak boleh membahas pilpres, kasih saya waktu sebulan.”

“Puncaknya di situ, rakornas, rapat koordinasi nasional sebetulnya membahas pileg. Tiba-tiba ada kabar, kepastian, koalisi itu berubah, KKIR menjadi koalisi Indonesia Maju,” jelasnya.

Saat itu ia terlambat hadir karena harus menghadiri rakornas terlebih dahulu. Muhaimin pun mengaku sempat bertanya-tanya.

“Saya sempat tanya-tanya, memang sudah hampir pasti cawapresnya bukan saya.”

Namun, ia enggan menjawab siapa sosok cawapres Prabowo, dengan alasan itu adalah masa lalunya.

“Ya saya nggak boleh ngomong, itu urusan masa lalu, masa lalu saya.”


Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News


Artikel ini telah tayang KompasTv

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved