Gunung Sampah 2 Meter Tutupi Pasar Kramat Jati, Pedagang: Makin Parah, Bau Kemana-mana !
Pasar Induk Kramat Jati di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur tertutup gunungan sampah berketinggian sekitar dua meter yang menimbulkan bau busuk.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Pasar Induk Kramat Jati di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur tertutup gunungan sampah berketinggian sekitar dua meter yang menimbulkan bau busuk.
Gunungan sampah tersebut tampak pada area tempat pembuangan sementara di area belakang Pasar Induk Kramat Jati yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari los pedagang.
Pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Ferry mengatakan gunungan sampah yang berada dekat lapak dagangannya sudah terjadi dalam kurun waktu dua bulan terakhir.
"Sudah lama, walaupun setiap hari ada pengangkutan tapi enggak pernah sampai bersih banget. Jadi numpuk lagi, numpuk lagi sampai makin parah," kata Ferry di Jakarta Timur, Jumat (8/9/2023).
Meski terbiasa dengan berbagai aroma sayur mayur, para pedagang Pasar Induk Kramat Jati mengaku terganggu dengan gunungan sampah yang berada di tempat pembuangan sementara.

Selain tidak sedap dipandang, aroma dari berbagai jenis sayur mayur hingga buah busuk dari gunungan sampah tercium hingga radius belasan meter di sekitar lokasi.
"Apalagi kalau lagi ada angin, baunya terbawa sampai ke mana-mana. Bikin bersin-bersin juga, jadi terganggu. Padahal kita sudah bayar retribusi tapi kok terus menerus numpuk," ujarnya.
Para pedagang khawatir bila gunungan sampah tersebut terus dibiarkan pembeli ogah berbelanja di Pasar Induk Kramat Jati karena terganggu bau busuk dan kondisi becek.
Pasalnya meski Pasar Induk Kramat Jati kodang sebagai sentral belanja sayur mayur dan buah-buahan, tapi faktor kenyamanan juga menjadi pertimbangan pembeli saat berbelanja.
"Sekarang kan bukan seperti zaman dulu yang orang-orangnya cuek bau. Pembeli sekarang sudah sadar, mereka mikir kalau lihat sampah apa barang di sini bagus dan segar," tutur Ferry.

Terlebih beberapa tahun terakhir pemerintah menggaungkan program pasar bersih dan sehat, hal ini bertolak belakang dengan Pasar Induk Kramat Jati yang tampak kumuh.
Bila terus dibiarkan, bukan tidak mungkin kemungkinan terburuk pembeli merasa terganggu dengan gunungan sampah di Pasar Induk Kramat Jati bakal beralih berbelanja ke lokasi lain.
"Terganggu sekali, kita kan belanja mau nyaman. Katanya pasar induk ini punya pemerintah, harusnya kan bisa jadi contoh untuk pasar-pasar tradisional kecil lain," kata pembeli, Tuti.
Menurutnya, kondisi Pasar Induk Kramat Jati sekarang tidak sepatutnya terjadi karena pasar merupakan ruang publik sekaligus sentra perekonomian yang seharusnya nyaman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.