Viral di Media Sosial
Bikin HARU, Pengorbanan Seorang Ayah Temani hingga Dorong Kursi Roda demi Anaknya
Dhiya Ulhaq Tino Putri tak pernah menyangka akan mengalami musibah yang membuat hidupnya berubah.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Dhiya Ulhaq Tino Putri tak pernah menyangka akan mengalami musibah yang membuat hidupnya berubah.
Bahkan, kejadian yang menimpanya membuat sang ayah, Sutikno menemani ia kemana pun dengan kursi roda.
Unggahan video pengorbanan ayahnya yang sudah tua setia menemani hingga rela menunggunya selama kuliah di media sosial pribadinya pun mendapat perhatian netizen.
Dheeul, sapaannya menceritakan semua itu bermula pada 17 Juli 2023 lalu.
Saat itu, ia mengisi waktu kosongnya sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan magang di salah satu instasi milik pemerintah.
Ia yang baru masuk magang beberapa hari dihadapkan dengan kesibukan yang padat. Pasalnya, saat itu menjelang pelantikan menteri.
Hingga singkat cerita ia memutuskan untuk mengambil wudu disela kegiatannya.
Saat tengah membasuh kaki kiri, kaki kanan yang menjadi tumpuan tiba-tiba saja tak berdiri dengan optimal.
Ia menuturkan kakinya sampai berputar dan berbunyi pada saat kejadian.
"Aku ibaratnya udah pasrah, pikiran aku udah kemana mana. Aku pasrah ini gimana kakiku. Saking sakitnya aku udah ga nangis lagi, aku cuma manggil temanku dengan muka pucat. "Kaki gua kayaknya patah deh". Itu posisinya aku udah gak sadar. Udah pucat, aku memang muntah-muntah dikhawatirkan aku gagar otak ringan," ceritanya kepada TribunJakarta.com, Sabtu (16/9/2023).
Sebagai pertolongan pertama, ia dibawa ke klinik kantor. Sayangnya kakinya yang patah membuat ia harus dilarikan ke rumah sakit di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Tak memilih opsi operasi, Dheeul lebih memilih kakinya di gips.
"Dari kejadian itu waktu ketahuan patah, aku gak berani bilang sama orang rumah takut mereka khawatir. Akhirnya aku ngabarin mama, mama datang ke situ setelah itu papa langsung di telepon sama mama. Papa kalang kabut di situ. Akhirnya papa yang gak bisa digonceng naik motor tiba-tiba jadi bisa digonceng ke daerah salah satu RS di Menteng," ungkapnya.
Selama satu bulan, Dheeul mengurangi aktivitasnya. Ia selalu berada di rumah dan tak diperkenankan menggunakan tongkat oleh ayahnya.
Alasannya lantaran ia pernah terjatuh ketika mencoba berjalan dengan tongkat.
Kemudian keadaan diperburuk dengan kondisi kakinya yang belum sembuh sempurna dan masih memerlukan perawatan.
"Akhirnya aku bikin second opinion ke dua RS, itu diputuskan jangan banyak gerak. Selanjutnya bisa meminimalisir gerak dengan pakai kursi roda kemana-mana. Di situ dibilang belum telat kalau dioperasi lagi. Akhirnya dari segala kehopeless-an aku, papa sama mama selalu mendukung dan kemarin memutuskan untuk fisioterapi," pungkasnya.

Inilah alasan mengapa dirinya selalu ditemani oleh sang ayah kemana pun pergi.
Jangankan untuk kuliah, ayahnya juga rela menunggunya ketika kontrol di rumah sakit. Padahal ia tahu jelas bahwa ayahnya akan bosan karena menunggunya selama berjam-jam.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.