Museum Gajah Kebakaran
Gedung A Prasejarah Museum Nasional Terbakar, Ini Sederet Koleksi Benda Kuno di Dalamnya
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin, mengatakan, area yang terbakar adalah Gedung A berisi benda prasejarah.
TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyebut kebakaran Museum Nasional Indonesia sebagai hal yang menyedihkan.
Tak ayal, ratusan benda bersejarah yang menggambarkan perjalanan manusia Indonesia di dalamanya sangat berpotensi rusak.
Di dalam museum yang juga terkenal dengan nama Museum Gajah itu mengoleksi benda kuno dari berbagai zaman, termasuk prasejarah hingga sejarah.
Seperti diketahui, Museum Nasional dilanda kebakaran pada sekira pukul 20.00 WIB, Sabtu (16/9/2023).
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin, mengatakan, area yang terbakar adalah Gedung A berisi benda prasejarah.
"Gedung A prasejarah, ruang pameran," ujar Komarudin kepada awak media di lokasi.
Dia mengatakan, ada empat ruangan di gedung A yang menjadi titik kebakaran.
Namun, Komarudin tidak menjelaskan koleksi museum apa yang ikut terbakar.
"Tentu nanti ahli yang menjelaskan ya. Kalau kita lihat dari kerugian yang kami tahu, yang terbakar itu ada empat ruangan. Empat ruangan di gedung A, ada di sayap kanan dua ruangan, di sayap tengah ada dua ruangan yang memang ada tempat penyimpanan dan ruang tunggu," paparnya.
Api melalap empat ruangan di gedung A sampai atapnya ambruk.
"Kondisi dari empat ruangan tersebut atapnya memang roboh," jelasnya.
Koleksi Prasejarah
Meski tidak disebutkan benda kuno apa saja yang dilalap si jago merah, namun Komarudin menyebut kata prasejarah.
Museum Nasional sendiri memang menyimpan koleksi benda-benda dari zaman prasejarah dari mulai aneka kapak hingga manik-manik.
Aneka kapak dari zaman prasejarah di Museum Nasional sangat beragam.
Ada kapak besar berwarna jingga daeri priode neolitikum yang berasal dari daerah Jakarta atau Jawa Barat.
Kapak tersebut biasa digunakan untuk upacara dan alat tukar.
Ada juga kapak khusus untuk upacara yang ditemukan lengkap antara kepala kapak dan gagangnya yang melengkung.
Di belakang bagian yang melengkung, kepala kapak seperti bergerigi.
Kapak upacara terbuat dari perunggu itu ditemukan di Pulau Rote.
Selain itu, Museum Nasional juga mengoleksi kapak melengkung terbuat dari batu hitam.
Ditemukan di Bogor, kapak tersebut diperkirakan dari era neolitikum.
Panjangnya tak sampai 5 centimeter, kapak tersebut digunakan untuk menggali dan memotong sesuatu.
Selain kapak, ada juga beberapa tas hingga perhiasan, di antaranya adalah gelang perunggu.
Sebuahg gelang dengan diameter 8,8 centimeter ditemukan di Lomben Nusa Tenggara Timur.
Perhiasan yang digunakan untuk menunjukkan status sosial dan objek upacara itu diperkirakan dibuat sejak era paleolitikum.
Selanjutnya, ada semcam rangkaian manik-manik seperti tasbih sebagai koleksi prasejarah Museum Nasional.
Namun, tasbih di sini bukan seperti tasbih yang dikenal sekarang sebagai alat umat muslim memuji Allah SWT.
Tasbih yang ditemukan di Bekasi, Jawa Barat ini digunakan sebagai alat tukar barter hingga benda berharga untuk upacara.
Beberapa tasbih pada zaman prasejarah bermotif mata yang dipercaya memiliki kekuatan melindungi.
Selain lima benda di atas, masih ada lagi koleksi benda prasejarah yang dipajang di Museum Nasional.
Seluruh benda koleksi Museum Nasional tengah dalam pendataan setelah insiden kebakaran semalam.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Benda-prasejarah-koleksi-Museum-Nasiponal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.