Persija Jakarta
Bukan Persija, Thomas Doll Ungkap Kondisi Berat Selama Melatih di Sepak Bola, Tim Malah Degradasi
Pelatih asal Jerman, Thomas Doll menceritakan kesan dan pengalaman terberatnya selama menjadi seorang pelatih sepak bola.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pelatih asal Jerman, Thomas Doll menceritakan kesan dan pengalaman terberatnya selama menjadi seorang pelatih sepak bola.
Bukan bersama Persija Jakarta, ternyata ada klub yang dilatih Thomas Doll tak tertolong hingga harus terdegradasi dari sebuah kompetisi.
Sebelum menukangi Macan Kemayoran - julukan Persija, pelatih berdarah Jerman itu sempat melatih beberapa klub top Eropa.
Thomas Doll tercatat pernah menukangi Borussia Dortmund, APOEL Nicosia, sampai Hannover 96.
Namun, dibalik itu semua, Thomas Doll mengatakan bahwa dirinya memiliki beberapa momentum berat yang harus dilewati sebagai pelatih.
Momen tersulit bagi pelatih kelahiran Malchin itu adalah ketika dirinya harus dipecat karena performa tim yang tidak baik.
"Tentu saja hal yang palng sulit di karier sebagai pelatih adalah ketika performa tim sedang dalam kondisi yang tidak bagus, sehingga saya tidak bisa melanjutkan pekerjaan saya lagi sebagai pelatih di tempat itu," kata Thomas Doll, dalam wawancara bersama Persija.
"Pergantian pelatih memang tidak selalu menyenangkan, apalagi jika sebagai pelatih anda sudah memberikan yang terbaik," sambungnya.
Thomas Doll memulai kariernya sebagai pelatih dengan menukangi Hamburg U-19, pada tahun 2001 silam.
Mantan pemain Timnas Jerman itu pun secara berkala sampai akhirnya menukangi Hamburger SV sampai tahun 2007.
Setelahnya, Thomas Doll menukangi klub raksasa Jerman, Borrusia Dortmund, selama satu musim.
Thomas Doll juga sempat menukangi Genclerbirligi Ankara (Turki) , Al-Hilal (Arab), dan Ferencvarosi TC (Hungaria).
Pelatih yang banyak mendulang prestasi bersama Ferencvarosi TC itu mengatakan bahwa momen beratnya sebagai pelatih adalah ketika gagal untuk menolong tim bertahan di liga.
"Lalu ketika tim berada di kondisi yang memang sulit dan mungkin ketika anda telat untuk menolong tim agar bisa bertahan di kompetisi. Jadi bagi saya hal-hal itu jadi momen-momen yang sulti sebagai pelatih," ungkap Thomas Doll.
"Tapi saya punya lebih banyak momen berharga tidak hanya di Dortmund, Hamburg, maupun tim-tim lainnya."
"Suatu hari nanti saya yakin akan lebih banyak hal positif ketika saya berceritaa soal karier saya sebagai pemain maupun pelatih," pungaksnya.
Thomas Doll Kecewa Wasit Liga 1
Selain mengungkap kondisi saat melatih, Thomas Doll juga ternyata kecewa dengan kinerja dan cara memimpin wasit di kompetisi Liga 1.
Terbaru, Thomas Doll meluapkan emosinya karena timnya gagal meraih kemenangan saat berjumpa Bali United di Liga 1 pekan 13.
Persija Jakarta harus puas bermain imbang 1-1 dengan Bali United di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/8/2023) malam WIB.
Di laga tersebut, Thonas Doll menyoroti kepemimpinan wasit Aidil Azmi dengan bantuan asisten wasit 1 Gilang Ade Mizwar, asisten wasit 2 Azizul Alimmudin Hanafiah.
Pelatih asal Jerman itu kecewa karena timnya tidak mendapatkan hadiah penalti dari wasit.
Padahal di pertandingan melawan Bali United, kata Thomas Doll, pemain Persija Jakarta secara jelas dilanggar di dalam kotak penalti.
Keputusan yang diprotes keras Thomas Doll adalah pada saat pemain Persija, Witan Sulaeman, tampak dilanggar dalam kotak penalti.
Thomas Doll sampai membawa bukti konkret yakni foto pemainnya mendapatkan tekel keras di dalam kotak penalti.
Berdasarkan bukti yang dibawa Thomas Doll dalam sesi konferensi pers, Witan Sulaeman terlihat dilanggar oleh Ardi Irdus di dalam kotak 16.
"Saya tidak mengerti mengapa saya harus selalu duduk di dalam konferensi pers ini.," kata Thomas Doll.
"Karena pada enam pertandingan terakhir atau berapa kali saya tidak tahu, kami tidak pernah menerima penalti di sini, murni penalti."
"Saya pikir sekarang semua ini harus dihentikan, karena ini tidak benar untuk Persija," jelasnya.
Thomas Doll menyebut, seorang wasit yang memimpin pertandingan harus jeli dan bersikap adil.
Setiap keputusan yang dibaut harus dipertanggungjawabkan.
Begitu juga saat ada pemain Persija Jakarta yang menerima tekel keras, wasit seharusnya bisa memberikan hukuman yang pantas.
"Saya tidak tahu, ketika seseorang melihat situasi ini di dalam kotak penalti, ada hakim garis di sana, ada wasit dekat sana," ujarnya.
"Ini 1 meter dalam kotak penalti dan mereka tidak bisa melihat ini," ungkap Thomas Doll.
Pelatih asal Jerman itu mengatakan, jika pada saat saat momentum tersebut Persija Jakarta mendapatkan penalti, maka bukan tidak mungkin timnya akan mencetak gol.
Apabila Macan Kemayoran berhasil membuat imbang skor menjadi 1-1, maka permainan pada babak kedua akan berjalan berbeda.
"Terkadang ini (keputusan tidak tepat) juga menguasaikan semuanya. Saya selalu datang di sini (konferensi pers) dan berbicara soal sepak bola, ini tidak bisa terjadi," ujar Thomas Doll.
"Ketika kami bermain imbang 1-1 di paruh babak, maka pertandingan akan berjalan berbeda," ungkapnya.
Sekadar informasi, dengan hasil pertandingan ini, Persija Jakarta naik ke peringkat kesembilan sementara.
Tim kesayangan Jakmania itu mengoleksi 18 poin hasil dari empat kemenangan, enam hasil imbang, dan menelan tiga kekalahan.
(TribunJakarta)
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/doll-persija.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.