Viral di Media Sosial
Ayah Ibu Sibuk Kerja, Pilunya Bocah di Cakung saat Main Malah Lihat Kakaknya Loncat dari Lantai 13
Pada sore hari, saat bocah tersebut sedang asyik bermain dengan teman-temannya di kawasan lobi, ia mendadak mendengar suara benda jatuh yang keras.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang bocah di sebuah rumah susun (rusun) di Cakung, Jakarta Timur sehari-hari hanya bersama dengan kakaknya berinisial SB (15).
Pasalnya ayah dan ibu kakak beradik tersebut sibuk bekerja.
Ayahnya bekerja di Jakarta Utara, sedangkan ibunya di Jakarta Selatan.
Lalu pada Senin (2/10/2023), sepulang sekolah bocah itu bertemu dengan SB, tetapi tidak berinteraksi.
SB langsung masuk ke dalam kamar, dikunci dari dalam.
Pada sore hari, saat bocah tersebut sedang asyik bermain dengan teman-temannya di kawasan lobi, ia mendadak mendengar suara benda jatuh yang cukup keras.
Lantaran penasaran, bocah tersebut dan teman-temannya langsung menuju ke sumber suara.
Bocah itu syok karena bunyi itu bukan berasal dari barang jatuh, melainkan kakaknya sendiri.
Akan tetapi, adik SB masih tidak percaya.
Dengan sekuat tenaga ia berlari ke rumahnya di lantai 13.
Saat tiba di unitnya, bocah tersebut langsung menuju kamar kakaknya.
Adik SB berusaha membuka pintu kamar sang kakak yang terkunci dari dalam.
Bocah tersebut lalu berteriak meminta pertolongan warga dan petugas keamanan untuk mendobrak pintu kamar SB.
Seketika adik SB lemas mengetahui fakta kalau sosok yang ia lihat terkapar di lantai bawah tersebut adalah benar kakaknya.
Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra mengatakan, warga lainnya kemudian menutup tubuh korban dengan beberapa kardus.
Mereka langsung menghubungi orangtua SB dan Polsek Cakung.
SB langsung dilarikan ke RS Polri Kramatjati untuk divisum.
"Pihak orangtua tidak berkenan untuk dilakukan otopsi. Sudah beri surat pernyataan untuk tidak dilakukan otopsi karena sudah ikhlas dan yakin merupakan kejadian bunuh diri," ujar dia.
SB Kerap Menyendiri
Berdasarkan keterangan adik SB dan orangtua, korban lebih sering menyendiri di dalam kamar.
Biasanya, SB selalu mengunci kamarnya untuk bermain gim di ponsel dan komputernya.
Setiap pulang sekolah pun, ia jarang berinteraksi dengan keluarganya.
SB lebih memilih untuk langsung mengunci pintu kamar dan bermain gim.
Orangtua SB kerap mengingatkan anak pertamanya itu agar tidak sering bermain gim.
"Berdasarkan keterangan orangtua, sudah beberapa kali (SB) ditegur untuk jangan terlalu sering main gim, tetapi tetap masuk kamar, kunci, sampai pagi main gim," ujar Panji.
Meski demikian, belum diketahui apakah teguran orangtua atau gim yang dimainkannya merupakan penyebab SB memutuskan melompat dari lantai 13.
Polisi telah menyelidiki akun gim milik SB, tetapi sejauh ini tidak ada informasi yang menandakan bahwa SB akan bunuh diri.
Selain itu, berdasarkan keterangan dari teman-temannya, korban tidak menunjukkan tanda-tanda akan bunuh diri.
"Indikasinya, sejauh ini, korban melakukan bunuh diri. Masih dilakukan pendalaman motif bunuh dirinya apa," ujar Panji.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.