Pilpres 2024

Elektabilitas Prabowo Superior, Tapi Bakal Keok Jika Pilih Gibran Cawapres

Pasangan Prabowo-Gibran akan kalah saat berhadapan dengan pasangan Ganjar-Sandi maupun dengan pasangan Ganjar-Mahfud MD.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Istimewa
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bertemu dengan Wali Kota (Walkot) Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di Angkringan Omah Semar, Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Elektabilitas capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto cukup superior di hasil survei terbaru Poltracking Indonesia.

Elektabiltas Prabowo selalu unggul di atas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, baik dalam simulasi tiga nama maupun ketika secara head to head.

Dalam simulasi tiga nama, elektabilitas Prabowo pada September 2023 sebesar 38,9 persen, disusul Ganjar Pranowo 37 persen dan Anies Baswedan di posisi buncit 19,9 persen dan 4,2 persen sisanya tidak menjawab.

Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi menjelaskan, berduan hasil survei pihaknya sejak Oktober 2021 hingga September 2023 elektabilitas Prabowo cenderung konsisten.

Pada Oktober 2021, elektabilitas Prabowo 23,5 persen.

Elektabilitas Prabowo konsisten di kisaran angka itu di sepanjang 2022.

Lalu pada 2023, elektabilitas Prabowo mulai menaik.

Pada Februari 2023, elektabilitas Prabowo 26,1 persen, kemudian naik menjadi 27,2 persen pada Maret 2023.

Memasuki April 2023, elektabilitas Prabowo memasuki angka kepala tiga yakni di 33 persen.

Sejak periode itu, Prabowo sudah terus di posisi atas menyalip Ganjar Pranowo yang di periode itu elektabilitasnya anjlok karena pernyataan menolak Israel di Piala Dunia U-20.

Elektabilitas Prabowo kian naik pada Juli 2023 di angka 37,5 persen dan di September 2023 elektabilitasnya menjadi 38,9 persen.

Begitu juga saat head to head dengan kedua capres, elektabilitas Prabowo selalu unggul.

Saat head to head dengan Ganjar, elektabilitas Prabowo 46,1 persen versus 39,8 milik Ganjar dan 14,1 sisanya tidak menjawab.

Sedangkan saat head to head dengan Anies, elektabilitas Prabowo lebih tinggi lagi yakni mencapai 51,2 persen berbanding 28,3 persen milik Anies dan 20,5 persen sisanya tidak menjawab.

Arya menyebut ada perpidahan suara Anies dan Ganjar yang beralih ke Prabowo jika pilpres memasuki putaran kedua.

Bisa Kalah Jika Berpasangan dengan Gibran

Meski tampak superior di hasil survei Poltracking, bukan berarti Prabowo tanpa celah kekalahan.

Arya mengatakan, Prabowo bisa kalah dalam simulasi pasangan capres-cawapres jika dia memilih Gibran sebagai cawapresnya.

Padahal, Gibran merupakan salah satu nama yang santer bakal dipilih menjadi cawapres untuk Prabowo.

Dari empat simulasi yang dibuat Poltracking Indonesia, Prabowo menang jika dipasangkan dengan Erick Thohir melawan Anies - Muhaimin Iskandar dan Ganjar yang dipasangkan dengan siapapun.

"Jika Prabowo berpasangan dengan Erick Thohir praktis mereka unggul 32,1 persen.

Tiga bakal capres 2024, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan
Tiga bakal capres 2024, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan (net)

Kemudian Ganjar dan Sandiaga Uno sekitar 30,3 persen, ada jarak sdekitar dua persen baru kemudian Anies Muhaimin 19,6 persen dan yang tidak menjawab 18 persen," ujarnya saat memaparkan hasil survei terbarunya bertajuk "Kekuatan Politik Elektoral Menuju Pendaftaran Capres Cawapres 2024" secara daring, Sabtu (7/10/2023).

Kemudian jika Prabowo - Erick Thohir melawan Ganjar yang berpasangan dengan Mahfud MD dan pasangan AMIN juga mereka unggul dengan perolehan 32,5 persen.

Disusul pasangan Ganjar-Mahfud 31,7 persen dan pasangan AMIN 19,2 persen dengan 16,6 persen sisanya tidak menjawab.

Namun, Prabowo justru akan kalah jika berpasangan dengan Gibran tak peduli siapapun cawapres yang mendampingi sosok Ganjar.

Pasangan Prabowo-Gibran akan kalah saat berhadapan dengan pasangan Ganjar-Sandi maupun dengan pasangan Ganjar-Mahfud MD.

Prabowo-Gibran hanya meraih 30,9 persen responden atau di bawah Ganjar-Sandi sebesar 31,9 persen.

Sementara pasangan Anies-Cak Imin 18,9 persen dan 18,3 persen responden sisanya tak menjawab.

Kemudian pasangan Prabowo-Gibran juga kalah atau hanya 30,7 persen berbanding 31,6 persen milik Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin tetap di posisi buncit dengan 18,4 persen.

Di simulasi keempat ini, responden yang tidak menjawab ada 19,3 persen.

Arya menjelaskan, hasil simulasi empat pasangan ini menunjukan bahwa Pilpres 2024 ajan berlangsung selama dua putaran karena tidak ada yang meraih 50 persen plus.

Soal simulasi Prabowo akan kalah jika berpasangan dengan Gibran, ia menyebut sinkron dengan elektabilitas cawapres yang juga dimuai Poltracking dimana elektabilitas Gibran masih rendah.

Dimana dalam survei Poltracking, nama Gibran hanya berada di urutan keenam dengan elektabilitas 7,3 persen.

Nama Gibran di bawah Erick Thohir 18,6 persen, Sandiaga Uno 15,7 persen, Ridwan Kamil 10,2 persen Agus Harimurti Yudhoyono 9,1 persen, dan Muhaimin Iskandar 7,6 persen.

"Sedangkan kemenangan di ganjar sangat ditentukan siapa cawapres Prabowo, karena dia bisa unggul dengan Sandi dan Mahfud MD jika Prabowo cawapresnya Gibran," kata Arya.

Untuk diketahui, populasi survei Poltracking Indonesia ini adalah WNI yang sudah memiliki hak pilih.

Metode survei dengan cara wawancara tatap muka langsung dengan 1.220 responden terpilih pada 3-9 September 2023.

Metode sampel menggunakan multistage random sampling dengan surveyor dilakukan oleh minimal mahasiswa yang sudah mendapatkan pelatihan survei

Margin of error survei ini sekira 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved