Viral di Media Sosial

12 Hari Pasca Rauf Bocah di Subang Tewas, Warga Pemilik Kandang Sapi Rasakan Perbedaan: Jadi Sepi

12 hari pasca Muhammad Rauf (13) dibunuh oleh ibu kandung N (40), kakeknya W (70), dan pamannya S (24) banyak warga Desa Parigimulya yang merana.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Tangkapan layar di Instagram dan TikTok
Semasa hidupnya Muhammad Rauf bocah korban pembunuhan ibu kandung N (40), kakeknya W (70), dan pamannya S (24) jarang pulang ke rumahnya, ia lebih sering tidur di sebuah kandang sapi. 

TRIBUNJAKARTA.COM - 12 hari pasca Muhammad Rauf (13) dibunuh oleh ibu kandung N (40), kakeknya W (70), dan pamannya S (24) banyak warga Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang yang merana.

Pasalnya meski Rauf dikenal kerap berbuat ulah, namun bocah tersebut selalu aktif megikuti berbagai kegiatan warga.

Tak cuma itu, Rauf juga rajin dan tak segan membantu warga, termasuk seorang pemilik kandang sapi bernama Armand.

Selama ini, Rauf diketahui bekerja dan tidur di kandang sapi Armand.

Lalu setelah Rauf meningal dunia, kondisi kandang sapi Armand menjadi sepi dan tak terawat.

Biasanya, Rauf yang membersihkan kandang sapi tersebut setiap hari,

"Kandang sapi ini sepi dan tidak terurus semenjak tidak ada almarhum Rauf," tulis Armand di media sosial TikToknya.

Armand lalu mengaku masih sulit percaya kalau Rauf tewas dibunuh ibu kandung sendiri.

"Masih tidak percaya nasibmu malang nak harus diakhiri hidupmu di tangan ibu kandung," tulis Armad.

Semasa hidupnya Rauf memang jarang pulang ke rumahnya, ia lebih sering tidur di kandang sapi.

Bukan tanpa alasan, Rauf pernah bercerita kepada Armand ia akan dipukuli ibunya jika pulang ke rumah.

Di media sosial TikToknya, Armand menunjukan tempat yang sehari-hari dipakai Rauf untuk tidur.

Jauh dari kata nyaman, tempat tidur Rauf berada tepat di atas kandang sapi.

Untuk mencapai ke tempat istirahatnya Rauf harus menaiki tangga bambu.

Tidak ada kipas, kasur, ataupun selimut hangat, Rauf hanya tidur di atas papan kayu.

"Saya akan tunjukkan, tempat dimana Rauf tidur," ucap Armand.

"Di sini yaa, dia biasa tidur di sini sehari-hari,"

"Ini tangganya, dia naik ke atas," imbuhnya.

Armand mengaku tak tahu alasannya mengapa, pada Selasa (3/10/2023) malam Rauf memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

Ia berandai-andai, jika Rauf tak pulang, bocah tersebut mungkin saja masih hidup.

Diketahui malam kejadian Rauf dianiaya dengan membabi buta oleh ibu, kakek, dan pamannya.

Rauf yang kala itu sebenarnya masih hidup lalu dibuang ke sebuah Sungai Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.

Jenazah Rauf kemudian ditemukan pada Rabu (4/10/2023).

"Saya tidak tahu malam itu akan pulang ke rumah ibunya," kata Armand.

"Kalau seandainya tidak pulang mungkin tidak terbunuh," imbuhnya.

Meski tidur di kandang sapi tidak nyaman, namun Rauf lebih kerasan dibanding di rumah ibunya.

"Dia tidur di sini atas kehendaknya, dia tidak mau pulang ke rumahnya," ucap Armand.

"Kalau pulang ke rumah pasti dipukulin sama ibunya,"

"Ntah kenapa malam itu dia pulang, dan saya juga tidak tahu," imbuhnya.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved