Profil Herzi Halevi, Kepala Pasukan Pertahanan Israel yang Berangkat dari Seorang Penerjun Payung

Berikut ini profil Herzi Halevi, kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang nyatakan perang terhadap kelompok Hamas.

Editor: Muji Lestari
Tribunnews/AFP
Herzi Halevi kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), ini profilnya. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Jenderal Herzi Halevi mengaku telah gagal melindungi negaranya.

Hal itu diungkapkan Halevi setelah pertahanan Israel jebol dibombardir ribuan roket Hamas pekan lalu.

Halevi mengatakan ia akan bertanggung jawab dan membalas serangan Hamas dengan menghacurkan kolompok tersebut beserta pemimpinnya.

“IDF bertanggung jawab atas keamanan negara kami dan warga negaranya, dan kami gagal melakukannya pada Sabtu pagi,” kata Halevi.

“Kami akan memeriksanya, kami akan menyelidikinya, tapi sekarang saatnya perang," ujarnya, seperti dikutip Jerusalem Post.

Lantas, siapa sebenarnya Herzi Halevi?

Profil Herzi Halevi

Jenderal bernama lengkap Herzl Herzi Halevi itu lahir di Yerusalem pada 17 Desember 1967.

Keluarga ayahnya berasal dari Rusia dan keluarga ibunya berasal dari Yerusalem.

Dilansir wionews.com, Ayah Halevi, Shlomo adalah putra anggota Organisasi Militer Nasional Haim Shalom Halevi (Gordin). Ibunya, Tzila adalah putri Rabbi Dov Baar HaCohen Kook dan keponakan kepala rabi Israel, Rabbi Abraham Isaac HaCohen Kook.

Nama Halevi diambil dari nama pamannya, yang meninggal beberapa bulan sebelum kelahirannya selama Perang Enam Hari.

Halevi belajar di sekolah menengah agama Himmelfarb dan menjadi anggota pramuka agama Tzofim.

Herzi Halevi kepala staf Pasukan Pertahanan Israel
Herzi Halevi kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Ia lulus dari Hebrew University of Jerusalem dengan gelar sarjana dalam bidang filsafat dan manajemen bisnis dan juga memiliki gelar master dalam bidang manajemen sumber daya internasional dari National Defense University di Washington, Amerika Serikat.

Jejak Karier

Halevi bergabung dengan IDF pada tahun 1985, di mana dia menjadi sukarelawan sebagai penerjun payung di Brigade Pasukan Terjun Payung.

Dia mengajukan diri sebagai penerjun payung seperti pamannya, dan menjabat sebagai pemimpin regu.

Setelah menyelesaikan sekolah calon perwira, ia menjadi perwira infanteri dan kembali ke Brigade Pasukan Terjun Payung sebagai pemimpin peleton pada tahun 1987.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved