Jasad Ayah dan Balita Membusuk
Saking Baunya di Sekitar Rumah Ayah dan Bayi Membusuk, Warga Awalnya Ngira Ada Puluhan Bangkai Tikus
Sebenarnya, Pandia dan warga lainnya sudah mencium bau menyengat itu sejak beberapa hari sebelumnya. Tapi Sabtu pagi, bau itu semakin parah.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Bau busuk benar-benar menganggu warga sekitar sebelum ditemukannya jasad ayah dan bayi di rumahnya di Koja, Jakarta Utara, Sabtu (28/10/2023).
Sampai akhirnya seorang warga yang menempati kios di samping rumah korban mengadukan bau tersebut kepada mantan Ketua RW.
Warga tersebut bernama Pandia. Pada Sabtu pagi, Pandia merasa bau busuk yang tercium sudah benar-benar menganggu.
Sebenarnya, Pandia dan warga lainnya sudah mencium bau menyengat itu sejak beberapa hari sebelumnya.
Ia mengira bau tersebut berasal dari bangkai tikus yang ada di gudang yang terletak di rumah korban bernama Hamka (50).
"Saya ngelapor ke Pak Gandi. Saya yang pertama kali lapor, sebenarnya cium (baunya) sudah lama, saya pikir itu bangkai tikus," kata Pandia dikutip dari YouTube Official iNews, Senin (13/11/2023).
Pandia melanjutkan, bau menyengat yang sudah tercium selama seminggu belakangan ini malah makin menjadi-jadi.
Pandia merasa bau busuk yang tercium berbeda dengan bau bangkai hewan.
Sampai-sampai Pandia mengira, bau tersebut berasal dari puluhan tikus yang mati atau jasad manusia.
"Saya berdua sama teman saya Fitra pagi-pagi bilang, ini kok baunya beda ya, ini bau apa ya?,"
"Kalau emang di gudang tikusnya ada berapa puluh? Sampai baunya menyengat bau Hari Sabtu itu," ucap Pandia.
Pandia pun mengajak temannya untuk melapor ke mantan Ketua RW, Gandi.
"Pak Gandi rumah nya di depan. Terus saya tanya 'Pak maaf ini bau apa ya, dari gudangnya Pak Hamka. Kalau emang tikus, berapa banyak tikusnya, ini bangkai tikus, kucing, apa orang ya' saya bilang gitu," ujar Pandia.
Gandi pun mencium bau busuk tersebut. Ia mencari sumber bau ke got-got sekitar rumah Hamka.
"Saya udah lihat di got-got gak ada tikus, saya udah suruh PPSU, udah minta tolong juga ke orang di got itu gak ada apa-apa," kata Gandi diceritakan Pandia.
Pandia mengatakan, Gandi sempat menelpon Hamka, tetapi ternyata tak bisa dihubungi.
Gandi akhirnya memutuskan untuk menelpon Babinsa TNI guna mencari tahu sumber bau tersebut.
Pandia pun mengaku hanya melihat dari depan rumah Hamka ketika Babinsa TNI ditemani dua orang warga masuk ke kediaman korban.
Di sisi lain soal sosok keluarga Hamka, Pandia mengaku tak terlalu mengenalnya.

Namun Pandia beberapa kali bertemu Hamka saat membeli kue di warungnya.
Diketahui Pandia berjualan kue tepat di samping rumah Hamka.
"Pak Hamka itu rajin ibadah, dia sering ke masjid. Dia yang saya tahu itu punya agen travel umrah," kata Pandia.
Berbeda dengan istri Hamka, Nur Hikmah (30), Pandia mengaku kurang mengenalnya karena pendiam.
Bahkan Pandia mengaku tak pernah melihat Nur Hikmah keluar rumah sebulan belakangan ini.
"Baru tahu pas dievakuasi kemarin, oh ternyata ini istrinya. Kondisinya kurus karena kurang makan ya selama kurang lebih 2 minggu ya,"
"Terus ada anaknya juga yang 4 tahun ya keadaannya prihatin gak pake celana, gak pake pampers, gitu," ucap Pandia.
Diketahui Nur Hikmah dan anak sulungnya, Afida (4) ditemukan hidup di rumah tersebut.
Nur Hikmah ditemukan duduk santai di sofa, sementara Afida ada di kamar.
Sementara itu jasad Hamka ditemukan terkapar di lorong depan kamar mandi dan jasad bayinya ada di dalam kamar yang sama dengan Afida.
Berdasarkan hasil autopsi, Hamka meninggal lebih dulu dibanding bayinya.
Sampai saat ini polisi masih melakukan penyelidikan apa penyebab Hamka dan bayinya tewas.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.