Penipuan Tiket Coldplay
Gaya Hedon Ghisca Debora Penipu Tiket Coldplay di Medsos, Pakai Sendal Hermes Sambil Tenteng Chanel
- Tersangka kasus penipuan tiket Coldplay, Ghisca Debora Aritonang (19) ternyata memiliki gaya hidup yang sangat mewah.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Tersangka kasus penipuan tiket Coldplay, Ghisca Debora Aritonang (19) ternyata memiliki gaya hidup yang sangat mewah.
Sebelum ditangkap oleh Polres Metro Jakarta Pusat, Ghisca hobi memamerkan kemewahan di media sosial Instagramnnya.
Penelusuran TribunJakarta, di Instagramnya, Ghisca kerap berfoto selfi dengan menggunakan berbagai produk fashion dari brand ternama.
Di usianya yang baru menginjak 19 tahun, Ghisca terlihat mengenakan sandal Hermes.
Tak cuma itu Ghisca juga tampak menggunakan berbagai tas dengan harga fantastis, mulai dari Chanel hingga Bottega.
Selain tas dan sandal, Ghisca ternyata turut memamerkan alat make upnya bermerek Dior hingga Yves Saint Laurent.
Kini koleksi sepatu dan tas mewah merek Ghisca dihadirkan saat konfrensi pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Senin (20/11/2023) siang.
Diketahui barang-barang mewah seharga puluhan hingga ratusan juta tersebut dibeli Ghisca dari hasil menipu ribuan orang.
Kepada para pelanggannya yang notabene reseller tiket konser, dia mengaku kenal dengan seseorang dari pihak promotor Coldplay.

Bahkan, dia menawarkan harga miring bagi pembeli yang melakukan transaksi dalam jumlah besar.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan, klaim itu tidak benar.
“Yang bersangkutan meyakinkan kenal dengan perantara atau promotor. Padahal dari bulan Mei sampai dengan November tidak ada komunikasi dengan pihak perantara atau promotor,” lanjut dia.
Apabila diakumulasikan, total kerugian yang ditimbulkan bagi para pelanggannya mencapai Rp 5,1 miliar atau setara 2.268 tiket.
“Pelapor pertama atas nama FVS (sebanyak) Rp 1,35 miliar untuk 700 tiket. Kedua, AS Rp 1,03 miliar untuk 600 tiket. Ketiga, MF Rp 1,3 miliar untuk 500 tiket,” tutur Susatyo.
“Kemudian yang keempat, pelapor SG itu Rp 73 juta atau 58 tiket. Lalu, korban AR ini Rp 1,3 miliar atau 400 tiket. Terakhir, pelapor CL ini Rp 230 juta,” sambung dia.
Bohongi Orangtua
Aksi kriminal Ghisca menipu banyak orang pada kasus tiket Coldplay ternyata seperti sudah terlihat perangainya saat di kelas.
Ghisca merupakan mahasiswi kelas internasional.
Setiap setahun sekali, orang tua mahasiswi akan diundang ke kampus untuk membicarakan progres studi anaknya.
Kepala Humas Universitas Trisakti, Dewi Priandini menjelaskan Ghisca merupakan mahasiswa yang masuk pada semester genap 2022 lalu.
Orang tuanya (ortu) sudah sempat datang ke kampus dan marah-marah.
Ternyata, tak hanya kepada para pembeli tiketnya, Ghisca juga menipu ortunya perkara perkuliahan.
Ghisca sering bolos hingga tidak mengambil sistem kredit semester (SKS) sesuai ketentuan.
"Kalau di Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, kelas internasional itu mereka sering mengadakan gathering tiap tahun, orang tua diundang diberi tahu bahwa ini loh anaknya sudah sampai di mana segala macam," kata Dewi saat ditemui di Gedung M Universitas Trisakti, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (17/11/2022), dikutip dari WartakotaLive.com.
Sang ortu marah karena pihak kampus dianggap tidak bisa mendidik Ghisca.
Padahal memang kelakuan Ghisca yang jarang masuk kelas.
"Menurut ceritanya dari teman-teman di dosen fakultas Ekonomi, Ghisca ini orang tuanya waktu semester awal sempat datang juga, tapi sempat marah-marah karena si Ghisca ini maaf aja, bohong sama orang tua," lanjutnya.
Dewi sampai menyindir paras cantik Ghisca yang sudah terkenal di kalangan jurusan.
Para dosen sudah sangat mengenal perangai Ghisca yang suka berbohong sejak semester satu.
"Ghisca itu cantik tapi suka bohong, sampai malas gitu kata dosen," kata Dewi.
"Jadi pas orang tua datang itu marah karena apa yang disampaikan Ghisca sama fakultas bertolak belakang. Jadi dosen-dosennya sempat bilang gitu," lanjutnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.