Cerita Kriminal

'Dijedotin Mama' Ucap Balita di Tangerang dengan Suara Bergetar, Ibu Tiri Berdalih Korban Terjatuh

Balita berinisial NT (4) dengan suara bergetar mengungkapkan bagaimana ibu tirinya RY (38) menyiksanya. Ibu tirinya ternyata masih bisa berdalih.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Tangkapan layar di YouTube
Balita berinisial NT (4) dengan suara bergetar mengungkapkan bagaimana ibu tirinya RY (38) menyiksanya di Kota Tangerang. Tapi ibu tirinya masih saja bisa berdalih. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Balita berinisial NT (4) dengan suara bergetar mengungkapkan bagaimana ibu tirinya RY (38) menyiksanya.

Hal tersebut diceritakan NT kepada aktivis sosial Novi Pratiwi.

Penganiayaan sadis tersebut terjadi di rumah kontrakan RY di Kompleks Lapas Kelas 1 Tangerang, RT 005 RW 04, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Balita mungil tersebut mengaku kepalanya dibenturkan ke lantai oleh RY.

"Dikepentokin lantai sama mama terus jadi berdarah," ucap NT dengan suara yang bergetar.

Mata NT yang terlihat membiru juga ternyata gara-gara ulah sang ibu tiri.

"Ini dipukul," kata NT.

Tak cuma dibenturkan dan dipukul, RY rupanya juga sering mencubit dan menyakar NT.

Tubuh mungil NT dipenuhi dengan luka-luka bekas kejahatan RY.

Pengakuan balita berinisial NT (4) yang dianiaya ibu tirinya RY (38) di rumah kontrakan mereka di Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. sungguh menyedihkan dan menyayat hati.
Pengakuan balita berinisial NT (4) yang dianiaya ibu tirinya RY (38) di rumah kontrakan mereka di Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. sungguh menyedihkan dan menyayat hati. (YouTube Novi Pratiwi)

"Ini dicubit," ujar NT polos.

"Enggak nakal, tapi dicubit," imbuhnya.

Meski begitu, RY masih bisa berdalih.

Ia menyebut luka di kepala dan wajah NT, karena bocah balita tersebut terjatuh.

"Ini dia jatuh, jatuh sendiri," ucap RY.'


Tak Diberi Makan

Selain disiksa, rupanya NT juga kerap dikurung di rumahnya tanpa diberikan makan.

Tetangga RY berinsial A mengaku kerap menyaksikan tindakan tersebut setiap hari.

Terlebih, rumah A dengan RY hanya berselisih dua rumah.

"Kejadian yang saya tahu, anaknya dikurung setiap hari di kamar, dikunciin dan enggak dikasih makan," kata A.

Tak hanya itu, RY juga melarang tetangganya untuk memberikan makan kepada anak-anaknya, termasuk NT.

Untuk diketahui, RY memiliki empat anak, yakni dua perempuan yang masih SMP dan SD, lalu NT, dan anak bungsunya yang berusia dua bulan.

Jika RY mengetahui anak-anaknya menerima makanan dari tetangganya, NT yang justru menjadi sasaran penyiksaan.

"Anak yang besar itu pernah minta makan ke kami karena kelaparan, terus dikasih, tetapi malah anak tirinya yang disiksa," ucap dia.


NT Ogah Pulang

NT dipisahkan sementara dengan RY.

Ia dipindahkan ke rumah aman Yayasan Peduli Anak.

Kabar teranyar, kondisi NT semakin membaik.

Namun, bocah malang itu enggan pulang ke rumah lantaran trauma masih membekas di dalam dirinya.

"Kondisi korban sehari-harinya semakin baik, interaksinya makin baik, keceriaannya baik. Hanya memang belum mau dikembalikan kepada orangtuanya," ujar Pejabat Sementara Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Lia Latifah saat dihubungi pada Kamis (23/11/2023).

RY kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan diamankan Polres Metro Tangerang Kota.

 

 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved