Nasib Pedih Sukarti Puluhan Tahun Tinggal di Kolong Jembatan, Dicemooh Miskin: Terpenting Tak Maling
Nasib pedih Sukarti (60) puluhan tahun tinggal di kolong jembatan, Semarang, Jawa Tengah. Ia rela dihina miskin terpenting tak mencuri.
Meski tak punya atap dan dinding yang melindungi, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, dirinya menyebut, kolong jembatan dengan segala keterbatasannya itu sudah dia sebut sebagai 'rumah'.
"Saya diejek miskin tidak apa-apa, saya di sini kan cari makan, jualan. Yang penting sehat, tidak mencuri," kata Sukarti dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/11/2023).
Sukarti mengatakan, 'rumah' yang dia tinggali itu tidak tersambung dengan aliran listrik.
Sehingga, saat malam hari dirinya harus menghidupkan aki untuk mendapatkan cahaya lampu.
Lantas, untuk kebutuhan air bersih seperti mandi, memasak dan mencuci pakaian, biasanya membeli air yang ditampung di beberapa drum besar.
"Ya kalau tidur juga di sini," ucap dia.
Sukarti mengatakan, sebelum tinggal di kolong jembatan, dirinya dan sembilan saudaranya pernah memiliki rumah di Jalan Tambak Dalam.
Bahkan, dirinya juga pernah bekerja menjadi buruh pabrik.
Seiring berjalannya waktu, kedua orangtuanya menua dan meninggal dunia.
Lantas, dirinya mendapat warisan berupa rumah tersebut.
Hanya saja, dalam pembagian warisan itu, Sukarti mendapatkan uang Rp 15 juta.
"Saudara-saudara saya itu mampu-mampu, yang tidak mampu cuma saya.
Kalau nengok ke sini, kadang pada malu, nangis karena melihat nasib kakaknya," ucap Sukarti.
Meski bertahan di tengah keterbatasan, Sukarti tak henti mengucap syukur lantaran masih bisa menjalankan aktivitas dengan keadaan sehat.
"Saya miskin tidak apa-apa, yang penting sehat," pungkas dia.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kisah Pilu Sukarti, Tinggal di Kolong Jembatan selama 40 Tahun Tanpa Listrik, Sering Diejek Miskin
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.