Pilu Siswa MAN 1 Medan Diduga Dibully Karena Tolak Masuk Geng, Dipaksa Makan Lumpur dan Minum Ludah
Siswa MAN 1 Medan diduga dibully karena tolak ajakan masuk geng motor. Korban dipaksa makan lumpur hingga minum air ludah.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pilu seorang siswa MAN 1 Medan diduga jadi korban perundungan atau bullying karena tolak masuk geng motor.
Kasus ini terkuak saat seorang pengguna akun Tiktok menceritakan peristiwa menyakitkan yang menimpa adiknya.
Adiknya yang bersekolah di MAN 1 Medan, dibully hingga mengalami luka-luka pada fisiknya.
Dalam video yang viral di Tiktok, ia bercerita bahwa adiknya awalnya sempat diculik selama 7 jam.
Ia diculik oleh anak-anak MAN 1 Medan serta alumni dari sekolah tersebut dari jam 10.00-17.00 waktu setempat.
Bahkan tragisnya, mereka menyiksa korban dengan cara memaksanya untuk makan lumpur, menghisap sandal, makan daun dan ranting, serta meminum air ludah.
Korban yang saat itu tidak mampu melawan karena banyaknya jumlah pembully, mengalami kekerasan fisik seperti dipukul dan ditendang.
Korban juga mengalami luka bakar akibat ditempel benda panas.
"Adik saya disiksa, ditendang, dipukul, dibakar tangannya, pakai kunci yang sudah dipanasi api. Total pembuli ada 20 orang," tulis akun Tiktok @anisamwl, dikutip TribunJakarta.com.
Hingga berita ini tayang, video itu sudah ditonton oleh warganet hingga 106 ribu kali.
Sementara itu dilansir dari TribunMedan, berdasarkan informasi yang diterima oleh ibu korban, Khairani Anwar, penyiksaan terhadap anaknya itu diduga terjadi karena korban menolak untuk bergabung ke dalam geng motor.
Geng motor itu berisikan pelajar MAN 1 Medan dan alumni sekolah tersebut.
Selain itu, penganiayaan ini juga diduga terjadi karena alumni maupun siswa yang tergabung ke dalam geng itu tidak menyukai korban berteman dengan siswa SMA lainnya yang dianggap musuh.
Di sisi lain, korban memang menjalin pertemanan dengan siswa di sekolah lain.
"Anak saya kan baru masuk kelas 1 dan anak sekolah SMA negeri 6 ada mantan anak didik saya, itulah kawan Habib (korban). Mereka gak senang habib berteman dengan anak SMA negeri 6,"kata Khairani Anwar dikutip dari TribunMedan, Sabtu (25/11/2023).
Sebagai orangtua, ia mengaku tidak terima anaknya mendapat perlakuan yang begitu keji.
Bahkan kata dia, sebelum dugaan penyiksaan ini terjadi korban juga sempat diancam dibunuh.
Para pelaku sempat memberi tawaran sebagai bentuk negoisasi kepada korban.
Kata pelaku, korban harus menjebak temannya yang ada di sekolah lain dengan mengajak mereka untuk datang menemui pelaki jika mau dirinya baik-baik saja.
Tapi hal itu ditolak korban. Hal ini yang kemudian diduga jadi penyebab korban disiksa.
"Karena si Habib gak tega. Dari hatinya dia gak mau karena takut kawannya mati," kata dia.
Karena peristiwa ini, korban mengalami sejumlah luka.
Seperti memar di kepala, luka di bibir dan melepuh di tangan sebelah kanan akibat disundut besi panas.
Iapun berharap agar Polisi bisa mengusut tuntas peristiwa yang menimpa anak semata wayangnya itu.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.