Cerita kriminal

Sadisnya Kelakuan Siswa SMAN 26 yang Aniaya Junior, Kepala Dibungkus Kaos, Tubuh dan Kemaluan Luka

Kelakuan siswa SMAN 26 yang aniaya adik kelasnya benar-benar sadis. Korban sampai menderita lebam, hingga luka pada kemaluannya.

iStock
Ilustrasi pemukulan atau penganiayaan 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET - 12 siswa kelas X SMAN 26 Jakarta dianiaya secara brutal oleh para seniornya yang duduk di kelas XI dan XII.

Para korban tersebut dianiaya dengan cara dikeroyok bergiliran.

Pelaku terlebih dulu menutup kepala korban sebelum melakukan penganiayaan tersebut.

Adapun peristiwa bullying itu terjadi di rumah salah satu pelaku di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (1/12/2023) sore sekitar pukul 16.00 WIB.

"Dia (korban) dipanggil, ditutup mukanya, matanya, dipukuli saat itu. Jadi bergiliran, ada beberapa orang," kata kuasa hukum korban, Fahrizal Husin Nasution, di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (8/12/2023).

Salah satu korban dalam kasus ini, yaitu siswa berinisial AF (16).

Ibu korban, K, telah melaporkan peristiwa bullying yang dialami anaknya ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Berdasarkan keterangan ibu korban, sambung Fahrizal, pelaku menutupi kepala anaknya menggunakan kaos.

"Ditutup pakai baju, pakai kain begitu saja," ungkap dia.

Ia menuturkan, AF menderita luka lebam di tubuhnya akibat dipukuli beramai-ramai oleh para seniornya.

Bahkan, AF juga mengalami luka di bagian kemaluannya.

"(Luka) dari dada ke bawah, karena wajah kan ditutup. Ada kena kemaluan, satu kali, dua kali, juga sudah kita periksa semua," ucap Fahrizal.

Adapun laporan ibu korban teregister dengan nomor LP/B/3647/XII/2023/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya tertanggal 2 Desember 2023.

"Terlapornya saudara D dan kawan-kawan. yang diduga sebagai pelakunya itu berjumlah 15 orang," kata William Albert Zai, yang juga kuasa hukum korban.

Kronologi peristiwa bullying tersebut berawal, saat korban dihubungi oleh salah satu pelaku melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp (WA).

Pelaku ketika itu meminta korban untuk datang ke rumahnya.

"Jadi waktu itu sistemnya itu di WA dulu, 'Eh kamu datang ke rumah saya'. Jadi kalau dari informasi dan chatting yang kami pelajari, bahwa peristiwa ini bukan hanya sekali terjadi, berkali-kali," ujar William.

Ketika AF tiba di rumah pelaku, beberapa korban lainnya sudah lebih dulu dianiaya di sebuah ruangan.

Sedangkan AF diminta menunggu di ruangan lain.

"Jadi si anak itu dipanggil, datang ke rumah salah satu pelaku, kemudian begitu dia datang sudah ada yang disiksa, dikeroyok gitu,"

"Nah dia nunggu di ruangan lain. Begitu selesai, dia dipanggil. Jadi bergiliran, ada beberapa orang," ungkap Fahrizal.

Fahrizal berharap polisi segera menindaklanjuti laporan korban dan menangkap para pelaku yang terlibat penganiayaan.

"Makanya kami berharap nanti ditemukan tersangkanya," ujar dia.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved