Ayah Banting Anak di Muara Baru
'Jangan Dipukul!' Kakak Bela Adiknya yang Dibanting Ayah Sampai Tewas, Pelaku Sempat Lap Luka Korban
Anak kedua Usman ternyata sempat membela korban di rumah setelah insiden pembantingan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Anak yang tewas dibanting ayahnya di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara sempat dibela sang kakak.
Hal itu terjadi setelah ayah bernama Usmanto (43) ini membawa anaknya, Awan (10) ke dalam rumah setelah penganiayaan.
Penganiayaan itu terjadi di sekitar rumah korban pada pukul 14.00 WIB Rabu (13/12/2023).
Aksi Usmanto yang memukul, menendang, lalu membanting anak ketiganya tersebut terekam kamera CCTV hingga viral di media sosial.
Istri Ketua RT 22 RW 17 Kelurahan Penjaringan bernama Haria (39) sempat berbicara dengan salah satu anak pelaku.
Anak kedua pelaku ternyata sempat membela korban di rumah setelah insiden pembantingan.
"Setelah dibanting terus digendong bapaknya. Nah di rumah anak keduanya bilang 'jangan dipukul'," kata Haria dikutip dari Kompas.com.
Berdasarkan penuturan anak kedua pelaku, ayahnya sempat mengelap darah yang keluar dari kuping Awan.
Penganiayaan itu terjadi karena Usman emosi Awan menabrak seseorang hingga memar.
Orangtua dari anak yang tak sengaja tertabrak Awan itu sempat menegur korban.
Usman yang kesal akhirnya melakukan penganiayaan terhadap putranya tersebut.
Dari rekaman CCTV, terlihat jelas bagaimana awalnya Usman mendatangi anaknya yang sedang bermain bersama teman sebayanya di lokasi.
Usman kemudian meminta anaknya berdiri sambil memukul anaknya beberapa kali.
Ketika korban Awan sudah berdiri, Usman kembali memukul wajah sang anak.
Belum puas, Usman lalu menendang tubuh anak ketiganya itu hingga korban tersungkur.
Masih belum bisa meredakan amarahnya, Usman mengangkat tubuh sang anak dan membantingnya di jalanan.
Awan sempat tak sadarkan diri bahkan mengeluarkan darah dari hidungnya.

Setelah dibanting, Awan dibawa Usman masuk ke rumah.
Terkini, Usman sudah diamankan pihak kepolisian.
Sementara jasad Awan sudah dilakukan autopsi dan hendak dimakamkan.
Ternyata pelaku pemarah
Ketua RT setempat, Sudiono mengatakan, warga memang mengenal sosok Usman sebagai pria yang temperamental.
"Orang tuanya Awan itu temperamen, orangnya pemarah, begitu dia tahu anaknya nyerempet anak lain, dipukul langsung si Awan," kata Sudiono
Ternyata sebelum menganiaya anaknya hingga tewas, Usman sempat berurusan dengan tetangga.
Sudiono mengatakan, Usman sempat terlibat masalah dengan tetangga.
"Kejadian sebelumnya sempat ribut juga sama anak tetangga lain, jika melakukan kekerasan terhadap anak lain, akan dilaporkan polisi," ucap Sudiono.
"Kejadiannya ternyata terhadap anak sendiri. Ini sudah dua kali," tandasnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.