Cerita Kriminal
Kehidupan Anak yang Diperkosa Ayah Kandung di Tangsel Memilukan, Terbiasa Makan Sehari Hanya Sekali
Sejak dulu, FN dan keluarga mengaku terbiasa makan hanya satu kali sehari karena kondisi ekonomi.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kehidupan anak korban pemerkosaan ayah kandungnya berinisial FN (17) bersama keluarganya ternyata memilukan.
Sejak dulu, FN mengaku terbiasa makan hanya satu kali sehari karena kondisi ekonomi.
Kebiasaan itu terbawa hingga kini. Walau sudah diberi bantuan, FN dan keluarga tetap makan satu hari sekali.
Hal itu diceritakan ibunda FN berinisial S dikutip dari YouTube Pratiwi Noviyanthi.
Diketahui, FN merupakan korban pemerkosaan ayah kandungnya sampai hamil dan melahirkan.
FN sudah melahirkan bayi laki-laki pada awal Desember 2023 lalu.
Saat ini, ayah kandung FN berinisial MN (53) sudah ditangkap polisi dan ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kehidupan keluarga FN pun terkuak setelah kasusnya viral di media sosial.
Mulanya Pratiwi Noyanthi berkunjung ke rumah FN untuk membawakan sembako termasuk beras.
Namun saat itu, S mengaku beras sebelumnya yang dikirim Pratiwi Noviyanthi masih ada di rumah.
"Itu masih banyak kak belum abis, kita makan paling malam," kata S.
"Semuanya makan malem?" tanya Pratiwi Noviyanthi kaget.
"Iya semua, udah biasa," ucap S dengan sedikit terawa.
"Walaupun sekarang ada makanan?" tanya Pratiwi Noviyanthi lagi.
"Ya tetep aja, udah kebiasaan aja. Walaupun kita laper nih, nanti aja ah sayang buat besok, begitu," kata S yang diamini FN.
S dan FN mengaku sudah terbiasa hidup sederhana sejak dulu lantaran dipaksa keadaan.
Kebiasaan itu berlanjut sampai saat ini.
Selain karena dipaksa keadaan, S menyebut hal itu sekaligus mengajarkan anak-anaknya soal kehidupan yang tidak mudah.
"Ya allah bu," kata Pratiwi Noviyanthi miris.
"Ibaratnya biar anak belajar, hidup itu gak gampang," kata S.
"Iya tapi gak gitu juga ya bu. Makan itu kebutuhan pokok sayang, kita boleh prihatin dalam hidup. Diusahakan mulai sekarang jangan yaa," kata Pratiwi Noviyanthi.
Kebiasaan itu, diceritakan S, sudah dilakukan sejak suami masih di rumah sebelum kelakuan buruknya terbongkar.
Dulu jika tak diberikan uang oleh sang suami, S kerap makan bersama anak-anaknya hanya pakai garam.
Di balik itu S sangat bersyukur lantaran anak-anaknya tak pernah neko-neko dan menerima keadaan.
"Anakku pada gak rewel untung makan, inget dulu beli beras tuh cuma setengah liter," ucap S.
"Bapaknya dulu gimana tanggungjawabnya?" tanya Pratiwi Noviyanthi.
"Gak ada, dia jarang pulang," jawab FN.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Tabiat-ayah-berinisial-MN-59-di-Tangerang-Selatan-yang-memperkosa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.