4 Anak Membusuk di Jagakarsa

Pekan Depan, Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Panca Darmansyah Bunuh 4 Anak Kandung

Dalam waktu dekat, polisi akan segera menggelar rekonstruksi kasus Panca Darmansyah (40) yang membunuh empat anak kandungnya di Jagakarsa.

Kolase Foto Tribun Jakarta
Kolase Foto Panca Darmansyah (41) dan jasad anaknya. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Rekonstruksi kasus Panca Darmansyah (40) yang membunuh empat anak kandungnya akan digelar dalam waktu dekat.

Aksi pembunuhan keji itu terjadi rumah kontrakan yang ditempati Panca beserta istri dan keempat anaknya di Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (3/12/2023) siang.

"Karena yang bersangkutan (Panca) sudah sembuh, nanti dalam waktu dekat kita akan lakukan rekonstruksi ya" kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro kepada wartawan, Kamis (21/12/2023).

Bintoro menyebutkan, rekonstruksi kasus pembunuhan ini rencananya digelar pada pekan depan.

"Kemungkinan minggu depan, secepatnya. Kalau bisa sebelum tahun baru," ujar dia.

Dipicu perselingkuhan

Berdasar penyelidikan sementara polisi, Panca mengaku bahwa istrinya berselingkuh dengan tiga pria berbeda.

Perselingkuhan sang istri itu membuat Panca emosi dan gelap mata hingga tega membunuh empat anak kandungnya.

"Intinya saya cemburu dengan istri saya karena dia melakukan perselingkuhan, itu saja," ujar Panca di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2023).

Panca bercerita, pertama kali mengetahui istrinya berselingkuh ketika ia melihat chat mesra istrinya dengan pria lain.

Panca awalnya sempat mencoba menelepon nomor telepon pria tersebut. 

Tak lama kemudian, nomor telepon Panca malah diblokir oleh pria yang menjadi selingkuhan istrinya itu.

"Lihat dari chat Whatsapp (perselingkuhan istrinya), lalu saya sempat telepon itu lakinya, nggak lama diblokir," ungkap dia.

Panca yang masih penasaran lalu mencoba meretas akun Instagram istrinya. 

Upaya itu berhasil, ia lalu mendapati sang istri kerap berkirim pesan mesra dengan pria lain.

Bukan satu orang, melainkan tiga orang.

"Di hari minggu saya hack IG istri saya. Baru saya lihat secara detail nggak cuma satu orang saja, ada kisaran tiga orang yang (chat) seperti suami istri," kata Panca.

Lantaran merasa sakit hati, Panca mengaku tidak menyesal telah membunuh empat buah hatinya.

Ia justru menyesal tidak ikut tewas bersama anak-anaknya yang sudah ia bunuh.

"Sangat menyesal sebenarnya, kenapa saya masih hidup saja. Mestinya saya juga ikut (tewas) dengan anak-anak," kata Panca.

Panca mengaku sudah melakukan percobaan untuk mengakhiri hidupnya sebanyak lima kali.

Percobaan mengakhiri hidup itu dilakukan usai dirinya membunuh empat anaknya itu yakni Minggu (3/12/2023), hingga kasus ini terkuak, Rabu (6/12/2023).

"Tapi ternyata saya masih dikasih kehidupan dengan lima kali percobaan," ujar dia.

Sempat cekcok dengan istri sebelum peristiwa pembunuhan

Diketahui, Panca dan istrinya, DM sempat terlibat cekcok sebelum peristiwa pembunuhan itu.

Sang istri bahkan dilarikan ke rumah sakit karena mengalami KDRT dari suaminya itu.

Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan, Panca dan istrinya, DM, masih berkomunikasi beberapa jam sebelum peristiwa pembunuhan.

Saat itu, sang istri masih dirawat di rumah sakit. Keduanya pun berkomunikasi lewat aplikasi Whatsapp.

"Dalam percakapan tersebut, nuansa percakapannya adalah terjadi pertengkaran kembali. Tetapi melalui percakapan di WhatsApp," kata Yossi di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2023) malam.

Lantaran sang istri masih di rumahnsakit, Panca ketika itu berada di rumah kontrakan hanya bersama keempat anaknya.

Hanya saja, Yossi tidak menjelaskan secara detail percakapan yang terjadi antara Panca dan istrinya.

Ia hanya menyebutkan komunikasi keduanya tidak berlanjut dan hal itu yang membulatkan niat Panca untuk membunuh anak-anaknya.

"Ada pembicaraan yang terputus, hal inilah kemudian semakin membulatkan tekad yang bersangkutan untuk melakukan aksi kejinya menghilangkan nyawa dari keempat anaknya," ujar Yossi.

"Jadi kekesalan ini yang bersangkutan sampaikan yang menjadi motifnya. Rasa cemburu, rasa kekecewaan ya. Dan komunikasi ini tidak berjalan dengan tuntas dan terputus sehingga kemudian membulatkan tekad yang bersangkutan," imbuh dia.

Lebih lanjut, Panca kini mendekam di Rutan Polres Metro Jakarta Selatan.

Ia ditahan setelah menjalani perawatan dan asesmen kejiwaan selama 14 hari di Rumah Sakit (RSK Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Saudara Panca sudah kami bawa ke Polres Metro Jakarta Selatan dan selanjutnya terhadap yang bersangkutan dilakukan penahanan," kata Yossi.

Panca akan ditahan selama 20 hari ke depan.

Selama kurun waktu tersebut, penyidik bakal melengkapi berkas perkara untuk dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan.

"Proses penyidikan akan terus berlanjut," Yossi.

Diduga sudah susun rencana

Polisi menduga, Panca telah menyusun rencana untuk menghabisi nyawa empat buah hatinya.

Sebagai informasi, Panca hanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk merencanakan pembunuhan keji itu.

"Dari hasil pemeriksaan kami, bahwa yang bersangkutan memiliki niatan dan merencanakan itu pada hari itu juga di pagi menjelang siang, di hari Minggu tanggal 3 Desember 2023," kata Yossi, Senin (11/12/2023).

Berdasar penyelidikan polisi, pembunuhan pertama Panca dilakukan terhadap anak bungsunya sekitar pukul 13.00 WIB.

Perkiraan waktu itu berdasarkan temuan video yang menampilkan jasad empat anak Panca. Catatan waktu dalam video itu menunjukkan pukul 14.00.

Polisi juga mengungkap bujuk rayu Panca sebelum membunuh empat anak kandungnya. Yossi mengatakan, Panca lebih dulu mengajak anak bungsunya ke kamar.

Saat itu Panca berdalih ingin menidurkan anaknya. Sedangkan tiga anak lainnya berada di ruangan lain.

"Yang bersangkutan ini melakukan aksi kejinya mulai dari anaknya paling kecil yang umur satu tahun. Saat itu dengan dalih ingin menidurkan anaknya," kata Yossi, Senin (11/12/2023).

Namun, Panca justru menghabisi nyawa anaknya dengan cara membekap hidung dan mulut korban menggunakan tangan kosong.

Untuk memastikan anak bungsunya sudah meninggal dunia, Panca menempelkan telinganya ke dada korban.

"Setelah diyakinkan sudah meninggal barulah aksi kejinya dilanjutkan ke anaknya yang ketiga. Begitu pula hal yang serupa dilakukan ke anaknya yang kedua hingga yang pertama," ujar Yossi.

"Bahwa ketika aksi kejinya itu dilakukan, dilakukan satu-satu. Jadi ketiga anak lain itu tidak mengetahui. Jadi satu per satu dilakukan secara bergiliran," tambahnya.

Setelah membunuh anak-anaknya, Panca menuju langsung ke dapur untuk mengambil sebilah pisau.

"Selanjutnya mencoba untuk melukai dirinya dengan cara melukai pergelangan tangan kanan dan kirinya," kata Yossi.

Panca juga berusaha melukai perutnya menggunakan pisau dapur tersebut.

Meski ditemukan dalam kondisi tergeletak tanpa busana, Panca masih hidup saat dievakuasi oleh polisi.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved