Viral di Media Sosial

Ini Asal Muasal Julukan Anak Asmoro, Pemeras Sopir Truk yang Marak di Tomang Jakarta Barat

Menjamurnya anak asmoro membikin sopir truk ketar-ketir, mereka dihantui ketakutan bila tiba-tiba mereka muncul. 

ISTIMEWA
Ilustrasi - Tangkapan layar video viral aksi anak asmoro atau bajing loncat di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sopir truk kerap menjadi 'mangsa' anak asmoro di wilayah Tomang, Jakarta Barat

Anak asmoro ini tiba-tiba saja mengadang sopir truk lalu memeras mereka. 

Penghasilan mereka pun akhirnya berkurang gara-gara dipalak. 

Menjamurnya anak asmoro membikin sopir truk ketar-ketir, mereka dihantui ketakutan bila tiba-tiba mereka muncul. 

Salah satu sopir truk yang menjadi korban anak asmoro, Nurhana (38), mengatakan bahwa Tomang menjadi kawasan yang menakutkan karena berjamurnya anak asmoro.

Sebab, setiap malamnya, mereka memalak para sopir truk

Nurhana meminta agar polisi berpatroli di jam-jam rawan kehadiran mereka. 

“Yang harus diperketat itu ya di Tomang. Truk enggak kuat nanjak (jembatan layang) kalau ada muatan, makanya lewat bawah. Tapi, kalau lewat bawah, ada anak 'Asmoro' yang minta. Beberapa hari lalu saya kena,” keluh Nurhana, kepada Kompas.com di kawasan Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (10/1/2024).

Tidak main-main, Nurhana mengungkapkan, nyawa bisa menjadi taruhannya bila anak asmoro muncul. 

Sebab, mereka kerap menodong ke para sopir sembari membawa senjata tajam agar memberikan uang.  

Nurhana sempat menjadi korban karena hanya memberikan uang Rp 1.000.

Ruang kemudinya secara paksa dimasuki oleh pelaku.

Komplotan tersebut berupaya merampas barang berharga.

Beruntung, nyawa dan barang-barang Nurhana tertolong dengan warga setempat yang kebetulan ada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

Selain Tomang, wilayah Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, juga masih menjadi lokasi berkeliarannya anak Asmoro yang merugikan para sopir truk.

Rutin patroli

Kapolsek Tanjung Duren Kompol Muharram Wibisono memastikan bahwa polisi rutin berpatroli di daerah Tomang untuk menangkap para pelaku pemalakan tersebut.

"Kami melakukan patroli baik itu dengan menggunakan seragam, kendaraan dinas. Itu sudah sering kami lakukan, dan di jam-jam rawan," ujar Wibisono, Sabtu (13/1/2024). Wibisono lantas mengakui bahwa beberapa titik di Jakarta Barat memang tersebar anak "Asmoro".

Salah satu yang paling rawan adalah di pintu Tol Tomang. Besaran tarif yang diminta oleh pelaku pun bervariatif.

"Yang kami temukan tadi malam, kami menemukan (pelaku memalak) Rp 13.000. Kami tidak melihat nilai, karena jumlahnya tidak besar. Cuma yang kami lihat (pelaku) membuat keresahan, memaksa, mengancam-ancam sopir truk," kata Wibisono.

Oleh sebab itu, polisi yang sedang berpatroli langsung menangkap pelaku. Pada Kamis (11/1/2024) malam, misalnya, polisi meringkus pelaku bernama Agus (30) yang kedapatan memalak sopir truk di pintu masuk Tol Tomang.

"Diduga pelaku melakukan pemungutan dengan melakukan intimidasi, dan masih kami telusuri. Tes urine postif narkoba jadi upaya dari kepolisian sudah maksimal," katanya.

Wibisono kemudian meminta agar masyarakat dapat melapor apabila dipalak oleh pelaku di jalanan.

Sebutan Asmoro

Namun, mengapa para pemeras jalanan ini disebut dengan julukan asmoro?

Kata itu tidak ada hubungannya dengan latar belakang percintaan atau asmara. 

Dikutip dari Harian Kompas terbitan 22 Juli 2013, julukan asmoro ternyata sebuah singkatan yang merupakan kepanjangan dari asal moro.

Kata itu diambil dari bahasa Jawa yang artinya asal datang. 

Julukan itu diberikan oleh para sopir lantaran para pemeras jalanan ini tiba-tiba saja datang mengadang mereka. 

Istilah lainnya bisa disebut juga bajilo atau bajing loncat. 

Tak hanya marak di wilayah Tomang, Jakarta Barat, anak asmoro juga melakukan aksinya di wilayah Cilincing, Jakarta Utara. 

Kala itu, Ajun Komisaris Besar Daddy Hartadi, yang masih menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, menilai asmoro sebagai masalah sosial.

Pelaku yang tertangkap umumnya penganggur, berasal dari keluarga kurang mampu, berpendidikan rendah, dan tak punya keterampilan.

 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved