Viral di Media Sosial

Penderitaan Penumpang KRL saat Kawat Spring Bed Tersangkut di Rel: Asam Lambung Naik Sampai Pingsan

Peristiwa KRL commuter line relasi Tanah Abang - Rangkasbitung yang tersangkut kawat spring bed di rel kereta viral Selasa (30/1/2024).

Tribunnews/Irwan Rismawan
Ilustrasi KRL di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (15/6/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Peristiwa kereta rel listrik (KRL) commuter line relasi Tanah Abang - Rangkasbitung yang tersangkut kawat spring bed di rel kereta viral pada Selasa (30/1/2024). 

Rangkaian Commuter Line Nomor 1772 tersebut tersangkut di rel dekat Stasiun Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.  

Akibatnya, banyak penumpang yang tertahan hingga berjam-jam di Stasiun ataupun di kereta.

Beberapa penumpang yang terjebak pun mengalami gangguan kesehatan. 

Bahkan, ada yang mengalami sesak nafas hingga pingsan. 

Salah satu penumpang, Nabila (25) menjadi korban akibat peristiwa itu. 

Ia tertahan di dalam kereta bersama penumpang lainnya. 

Nabila hendak menuju Stasiun Rawa Buntu dari Stasiun Tanah Abang sekitar pukul 19.30 WIB. 

Saat terjebak, asam lambungnya naik dan Nabila harus menahannya. 

"Di Stasiun Tanah Abang itu, kereta yang saya tumpangi tidak kunjung jalan. Hanya ada pengumuman kereta terhenti karena telat diberangkatkan," ujarnya pada Rabu (31/1/2024). 

Ia baru tahu peristiwa itu usai diberitahu kakaknya lewat pesan di ponsel. 

Nabila mengaku pusing dan mengalami sesak nafas lantaran hampir dua jam tertahan di dalam kereta. 

Ia memilih duduk di tengah impitan penumpang yang berdiri lantaran tak kuat untuk berdiri. 

Akhirnya, kereta baru bisa berjalan pada pukul 21.11 WIB dan sampai di Stasiun Palmerah untuk transit pukul 21.30 WIB. 

Namun, kereta tertahan lagi di Stasiun Kebayoran. 

"Karena asam lambung naik dan kepala juga pusing sekali, saya turun di Stasiun Kebayoran lalu minta jemput di sana," tambahnya. 

Selain itu, warga Tangerang Selatan, Erhan Prasetya (29), juga mengalami nasib apes. 

Ia tertahan di Stasiun Tanah Abang kemudian tertahan lagi di Stasiun Palmerah. 

Ia terjebak selama dua jam dengan baterai di ponselnya yang sudah menipis. 

"Sekitar satu jam di dalam kereta, ponsel saya sudah mati dan tidak bisa menghubungi istri saya," pungkasnya. 

Menurut Erhan, banyak penumpang yang memilih turun dari kereta sebab mereka sudah tidak kuat menunggu di dalam kereta. 

Situasi di dalam kereta pun tidak kondusif. 

Erhan menyebut karena di gerbong penuh sesak, salah satu penumpang ada yang pingsan. 

Penjelasan KCI

External Relations and Corporate Image Care PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Leza Arlan, mengatakan pihaknya tengah memburu pelaku yang membuang kawat kasur di rel dekat Stasiun Pondok Ranji tersebut. 

Petugas KCI akan mendatangi warga sekitar rel dan stasiun dekat dengan lokasi kejadian. 

Pihaknya juga bekerja sama dengan kepolisian setempat. 

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api, menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api, atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api. 

Pelanggar juga bisa dikenai denda sebesar Rp 15 juta. 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved