Kontroversi Lurah Ancol
Lurah Ancol Hina Petugas PPSU Miskin Karena Tak Punya Motor, Anggap Candaan Jadi Ogah Minta Maaf
Ternyata Lurah Ancol, Saud Maruli Manik dan Sekretaris Kelurahan Ancol Kenny Hutagaol tak cuma sekali menghina atau mengejek petugas PPSU.
TRIBUNJAKARTA.COM - Ternyata Lurah Ancol, Saud Maruli Manik dan Sekretaris Kelurahan Ancol Kenny Hutagaol tak cuma sekali menghina atau mengejek petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dengan sebutan miskin.
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang petugas PPSU Kelurahan Ancol, bernama Fajar kepada TribunJakarta.com.
Hinaan-hinaan tersebut, ungkap Fajar, sering terlontar pada saat lurah dan sekretaris kelurahan memimpin apel.
Menurut Fajar pernah juga ada petugas PPSU yang dihina miskin hanya karena tidak memiliki sepeda motor.
"Contohnya PPSU miskin dilarang merokok, dia ngomong seperti, saya sempat dengar pas kita di perkumpulan kata miskin, pas kemarin Pemilu kan kita pembagian zona, pembagian TPS, kita ditugasin di beberapa TPS," ucap Fajar.
"Ada salah satu teman saya yang dibagikan di RW 10. Nah dia dipertanyakan itu, kamu ada motor atau tidak, beliau menjawab tidak, dan dikatakan dasar kau miskin," sambungnya.
Senada, petugas PPSU Kelurahan Ancol lainnya, Pipit Mulyaningsih mengaku sakit hati dengan omongan-omongan yang sering dilontarkan Sekretaris Kelurahan Ancol.
Salah satu penyebabnya lantaran para pasukan oranye pernah dihina miskin pada saat pembagian sembako.
"Pak Sekel kalau ngomong nyakitin, selalu katain miskin ke PPSU. Jadi kayaknya anak-anak sakit hati," kata Pipit.
"Kalau saya dengar pas pembagian sembako dari kecamatan, itu kan harus nebus Rp 100 ribu. Sedangkan dia enggak punya duit tapi dia udah dapat kupon. Tapi dikatain yang miskin-miskin ke sini dulu. Maksudnya bahasanya jangan katain miskin-miskin. Itu teman kita yang dikatain miskin juga," paparnya lagi.
Anggap Cuma Bercanda
Saud mengatakan, ujaran dari dirinya dan Kenny Hutagaol, terhadap para petugas PPSU hanyalah nasihat dan candaan.
Saud menjelaskan, dirinya menyampaikan hal tersebut kepada para pasukan oranye saat pembinaan petugas PPSU.
Saud mengklaim maksud dari ucapannya untuk mengimbau para petugas PPSU berhenti merokok.
"Saya jelaskan ya, jadi bahasa itu saya sampaikan di saat pembinaan PPSU. Pembinaan itu saya berikan kepada PPSU, bagi yang merokok agar berhenti merokok, lebih baik duitnya ditabung untuk anak istri. Kita supaya tidak miskin karena kebutuhan sekarang harga semakin meningkat," ucap Saud kepada TribunJakarta.com, Senin (19/2/2024).
Ia tidak menampik ada kata-kata miskin saat memberikan pernyataan tersebut kepada para petugas PPSU.
Namun, Saud mengaku tak ada maksud menghina para petugas kebersihannya itu.

Sementara itu, terkait ucapan miskin yang dilontarkan Sekretaris Kelurahan Ancol, Saud menjelaskan hal tersebut hanyalah candaan.
"Kemudian bahasanya Pak Sekkel, itu terlontar tanpa sengaja dalam keadaan bercanda. Karena di saat itu kita lagi ada pembagian kupon pangan murah dari Food Station, di saat dibagi kupon ternyata mereka tidak bawa duit," ucap Saud.
"Jadi Pak Sekkel itu ya namanya akrab sama PPSU, dia jawab gini sambil bicara, miskin amat, tapi dibagi uang, dikasih uang pinjam. Bukan mengatakan kamu miskin, bukan begitu," sambung dia.
Saud menganggap apa yang dikatakannya bukan sebuah kesalahan.
Ia pun enggan meminta maaf kepada petugas PPSU atas ucapannya yang membuat para pasukan oranye mogok kerja Senin hari ini.
"Bukan nggak mau (minta maaf). Saya merasa tidak melakukan salah, itu aja. Itu kan pembinaan umum, saya sampaikan nasehat, saya menasehati kok. Itu aja kok," tutupnya.
PPSU Mogok Kerja
Puluhan petugas PPSU Kelurahan Ancol menggelar aksi banting sapu dan mogok kerja di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024) pagi.
Aksi mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk protes kepada Lurah Ancol.
Pantauan di lokasi, puluhan petugas PPSU tersebut berkumpul tanpa menggunakan seragam.
Masing-masing dari mereka juga datang sambil membawa sapu lidi yang kemudian dibanting ke jalanan.
Alhasil, lantaran para pasukan oranye ini memutuskan mogok kerja, sampah-sampah di Jalan Lodan Raya dan sekitarnya pun dibiarkan berserakan begitu saja.
Aksi mogok kerja ini sekaligus menuntut keadilan dan kebijakan dari pihak Lurah dan Sekretaris Kelurahan Ancol.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.