Demo di Depan UNJ, Mahasiswa Bagikan Selebaran Berisi 'Lima Dosa Politik Jokowi'

Mahasiswa dari berbagai universitas menggelar demonstrasi di depan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur

Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com
Selebaran bertuliskan "Lima Dosa Politik Jokowi" dibagikan dalam demonstrasi di depan UNJ, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PULO GADUNG - Mahasiswa dari berbagai universitas menggelar demonstrasi di depan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jalan Pemuda, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).

Dalam demo tersebut, terpantau sejumlah mahasiswa membagikan selebaran berupa buletin bertajuk "Long March" kepada massa aksi.

Buletin itu berisi tulisan soal politik dinasti dan pelanggaran demokrasi yang dituduhkan kepada Presiden Jokowi.

Pada halaman muka selebaran itu juga tercantum tulisan besar yang berbunyi "Lima Dosa Politik Jokowi".

Adapun lima poin yang ditulis terkait hal tersebut meliputi: Mendukung Capres Penculik Aktivis 98 dan Pelanggar Ham, Membangun Politik Dinasti, Menghidupkan Neo Orde Baru, Pelemahan Pemberantasan Korupsi, dan Abai Kesejahteraan Rakyat.

Buletin empat halaman tersebut juga berisi kolom yang mengungkit dugaan pelanggaran Prabowo Subianto di era reformasi, berikut tulisan-tulisan lainnya soal kemunduran demokrasi di era Jokowi.

Adapun dalam aksi unjuk rasa ini, massa juga berorasi terkait pemakzulan Presiden Jokowi hingga melakukan aksi bakar ban dan kardus di jalanan.

Demo dimulai sejak pukul 15.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 17.30 WIB, di mana para mahasiswa melakukan long march dari dalam kampus UNJ ke Jalan Pemuda.

Massa membawa spanduk dan poster berisi protes dan aspirasinya sambil meneriakkan suara perlawanan.

Sesampainya di depan kampus UNJ, massa berdiam di sana dengan memarkirkan mobil komando.

Massa aksi di depan Universitas Negeri Jakarta membakar ban dan kardus saat berorasi pada Rabu (28/2/2024).
Massa aksi di depan Universitas Negeri Jakarta membakar ban dan kardus saat berorasi pada Rabu (28/2/2024). (Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com)

Satu per satu peserta aksi pun naik ke mobil komando yang dijadikan mimbar bebas untuk para mahasiswa bersuara.

Terpantau sebagian besar orasi dari para mahasiswa berisi tuntutan untuk menurunkan Presiden Jokowi.

"Hari ini kita tunjukkan bahwasanya gerakan masyarakat Indonesia, gerakan menuntut turunnya Jokowi dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia," ucap salah satu orator.

"Apabila Jokowi tidak mau mundur, apa yang harus kita lakukan? Lawan!," teriaknya lagi.

Koordinator Gemarak sekaligus mahasiswa UNJ, Abdul mengatakan, ada tiga tuntutan yang disuarakan massa aksi hari ini.

"Kita hari ini aksi bawa tiga tuntutan ya, yang pertama turunkan harga bahan pokok khususnya beras, turunkan harga biaya pendidikan dan kesehatan yang hari ini mahal, yang ketiga turunkan Jokowi," kata Abdul di lokasi.

Abdul mengatakan, aksi unjuk rasa tak hanya melibatkan mahasiswa saja, tapi juga dosen dan guru besar yang sama-sama merasakan kegelisahan akan kondisi pemerintahan saat ini.

Diperkirakan ada sekira 200 orang ikut turun ke jalanan mengungkapkan protes dan aspirasi mereka.

"Ada dari guru besar, ada dari dosen-dosen UNJ juga, ada juga dari beberapa masyarakat juga, kemudian dari beberapa kampus-kampus di Jakarta dan di Karawang, mungkin sekitar 200-300 orang," kata Abdul.

Ketua BEM UNJ Tsabit Syahidan menegaskan UNJ satu suara menuntut pemakzulan Presiden Jokowi.
Ketua BEM UNJ Tsabit Syahidan menegaskan UNJ satu suara menuntut pemakzulan Presiden Jokowi. (Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com)

Abdul menjelaskan, tuntutan-tuntutan tersebut berangkat dari kegelisahan masyarakat terhadap Presiden Jokowi yang dinilai telah melanggar demokrasi.

Presiden Jokowi dianggap menyalahgunakan kekuasaannya untuk memenangkan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilu 2024.

"Presiden Jokowi melakukan tindakan yang sudah melanggar demokrasi kita, khususnya penggunaan kekuasaan untuk memenangkan pemilu," ucap Abdul.

"Kemudian harga bahan pokok, supaya bisa distabilkan pemerintah. Khususnya buat pendidikan, hari ini kami rasakan di kampus biaya pendidikan semakin mahal," sambungnya.

Abdul berharap aksi serupa bisa terus berlanjut dilakukan di kampus-kampus lain di Indonesia.

Ia juga mengharapkan suara rakyat yang disampaikan dalam unjuk rasa hari ini bisa didengar pemerintah.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved