Derita Warga Cipayung Saat Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terendam 4 Bulan, Apa Solusi Pemkot?

Derita warga Cipayung Depok dimana akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih terputus sejak empat bulan lalu. Apa solusi Pemkot Depok?

Kolase Foto TribunJakarta/Kompas.com/TribunnewsDepok
Akses jalan Bulak Barat-Pasir Putih di Cipayung, Depok terputus sejak empat bulan lalu. Derita warga Cipayung Depok dimana akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih terputus sejak empat bulan lalu. Apa solusi Pemkot Depok? 

TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Derita warga Cipayung Depok dimana akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih terputus sejak empat bulan lalu.

Akses jalan alternatif tersebut terendam air Kali Pesanggrahan. Tidak hanya itu, beberapa rumah warga RT 04 RW 08 Kelurahan Cipayung, Depok, Jawa Barat, kebanjiran.

Bahkan terputusnya akses jalan tersebut berpengaruh terhadap ekonomi warga sekitar yang memiliki usaha.

Satu diantaranya, pabrik tahu sekaligus tempat tinggal yang kini tidak bisa ditinggali.

Lalu bagaimana solusi Pemerintah Kota Depok terkait permasalahan tersebut?

Apalagi warga setempat melalui pengurus RT telah menyampaikan keluhan dan laporan ini ke pihak terkait sejak beberapa bulan lalu.

Akses jalan penghubung Kampung Bulak Barat, Cipayung dengan Pasir Putih, Sawangan terputus akibat banjir, Senin (29/4/2024).
Akses jalan penghubung Kampung Bulak Barat, Cipayung dengan Pasir Putih, Sawangan terputus akibat banjir, Senin (29/4/2024). (TribunnewsDepok.com/M. Rifqi Ibnumasy)

Ketua RT 04 RW 08 Kelurahan Cipayung, Naserih (46) mengatakan persoalan ini sudah diadukan ke berbagai pihak mulai dari lurah, camat, hingga wali kota.

Warga pun menanti upaya pemerintah untuk mengatasi banjir itu.

"Sudah lama (disampaikan), jadi dari sebelum musrenbang. Tetapi belum ada tanggapan penyelesaiannya. Dinas juga sudah, bahkan dinas SDA dari Cipayung,"
kata Naserih dikutip dari Kompas.com, Selasa (30/4/2024).

Naserih mengungkapkan jalan alternatif di perbatasan Bulak Barat dan Pasir Putih itu merupakan jalur lalu lintas paling ramai bagi Kampung Benda dan Tanah Merah.

"Ini paling utama tapi mati setelah banjir, akses terputus," kata Naserih.

Diketahui, banjir berlokasi di jembatan yang menghubungkan wilayah Bulak Barat Cipayung dan Pasir Putih Sawangan.

Jalur ini cukup menjadi alternatif pengendara sebab membantu mereka untuk tidak memutar jalan.

Menurut keterangan Naserih, akses jalan sudah mulai terganggu sejak September 2023, tapi kala itu banjir masih selalu surut.

"Akses mulai terputus sudah mulai dari musim hujan. September, ya? Sebelumnya masih bisa dilalui walaupun motor pas dipaksain lewat, ya, mati," ungkap Naserih.

Jalur tidak bisa dilewati secara permanen semenjak banjir tak pernah surut lagi di awal 2024 hingga akhirnya memutus akses pengendara.

"Sudah pernah ke sisi jalan yang di Pasir Putih belum? Coba saja ke sana, lumayan jauh mutar jalannya kalau dari sini karena banjir ini," lanjut Naserih.

Naserih menduga banjir yang merendam dua rumah dan satu pabrik tahu susu tidak kunjung surut karena tidak ada penanganan pada tumpukan sampah.

"Intinya bukan yang lain-lain tapi enggak ada pengerjaan di ujung jalan sana terkait sampah itu. Seandainya sampah ada pengerjaan, ya dalam artian diperluas jalur airnya," kata Naserih.

Naserih mengungkapkan aliran air lebih lancar bila dilakukan pengangkutan dan perapihan sampah.

"Jadi istilahnya, jalur air ini lebar gede dan otomatis dari sini juga kencang keluarnya. Itu kan karena enggak kencang (aliran airnya)," ujar Naserih.

Oleh sebab itu, sampah yang terus turun dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kian menumpuk terutama di area dekat jembatan.

"Jadi sampah itu istilah sunda-nya turun 'ngagalosor', karena kalau sampah kan enggak punya pegangan ke bawahnya, kebanyakan plastik kan. Kalau tanah mungkin bisa memadat ke bawah, kalau sampah ya ikutin arus terus," jelas Naserih.

Selain itu, Naserih juga menyebutkan penyebab banjir lainnya, yakni karena penyempitan jalur dari renovasi jembatan.

"Banjir memang berawal dari renovasi jembatan (sekitar awal tahun), tapi juga karena di sana ada penyempitan jalan. Air yang dulu harusnya 4 meter, sekarang 1 meter," terang Naserih.

Longsoran sampah kemudian menghimpit ke sungai dan mengakibatkan air sungai melahap tanah warga.

"Itu tanah warga Pasir Putih banyak yang kena. Jadi segala pinggir-pinggir kali, sungai, sudah habis, sekarang sudah berapa meter ya (kedalaman air), sudah tinggi," lanjut Naserih.

Pantauan di lokasi mengutip Kompas.com, setidaknya ada dua rumah dan satu bangunan besar yang terendam air pada Senin (29/4/2024).

Dari titik pijakan yang tidak terkena banjir, kedalaman air diperkirakan di atas dengkul orang dewasa.

Kedalaman air bisa lebih tinggi saat mencapai titik tengah atau lokasi jembatan berada.

Sebenarnya, tepat di tengah banjir, ada jembatan yang menjadi penghubung antara Kampung Bulak Barat dan Pasir Putih.

Jembatan tersebut sering dimanfaatkan pengguna jalan sebagai alternatif, sebab tak perlu membuat pengendara memutar arah.

Akan tetapi, jembatan tersebut kini hampir tak terlihat sama sekali akibat banjir, hanya menyisakan sedikit bagian atas dinding jembatan yang terlihat.

Dari letak jembatan berada, di sisi kanan dan kirinya ada tumpukan sampah hingga membentuk lahan tersendiri di tengah banjir.

Di atas tumpukan sampah itu, terdapat eskavator yang sedang tidak digunakan. Terlihat pula beberapa ikan kecil yang hidup di genangan air tersebut.

Saat melihat sekitar, terlihat gunungan sampah dan eskavator milik Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.

Diperkirakan hanya berjarak 500 meter menuju TPA dari titik banjir menggunakan sepeda motor.

Sekda Depok Datangi Lokasi

Sekretaris Daerah Kota Depok, Supian Suri (tengah), saat dijumpai wartawan di Kantor Wali Kota Depok, Rabu (30/11/2022).
Sekretaris Daerah Kota Depok, Supian Suri (tengah), saat dijumpai wartawan di Kantor Wali Kota Depok, Rabu (30/11/2022). (Dwi Putra Kesuma/TribunJakarta.com)

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok Supian Suri mengunjungi lokasi banjir pada hari ini, Selasa (30/4/2024).

Ia mengakui diperintahkan Wali Kota Depok Mohammad Idris untuk menindaklanjuti permasalahan ini.

"Kita diskusi dengan Bappeda dan bagian pembangunan dari PU, dari DLHK, Pak Camat dan Pak RW," kata Supian Suri dikutip dari akun instagram Depok24jam.

Supian pun menyebutkan sejumlah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Langkah pertama yakni solusi sementara. Dimana, saluran air diperlebar dari Dinas Kebersihan dan Dinas Pekerjaan Umum.

"Alat kita memang terbatas. Kita akan coba pinjam alat untuk memperbanyak alat sehingga saluran air ini bisa lancar dan genangan air bisa surut," kata Supian.

Sementara untuk penanganan permanen, Supian mengatakan pihaknya mengupayakan pembebasan lahan yang tergenang. Lahan tersebut akan menjadi daya tampung air karena zona basah.

"Nanti seberapa luas yang bisa kita bebaskan," imbuhnya.

Kemudian, kata Supian, Dinas PU akan meninggikan jalan dari Pasir Putih menuju Cipayung. Sehingga bila ada genangan maka jalan tidak langsung terendam dan tidak terputus.

"Kami mohon maaf kepada masyarakat yang terganggu dengan kondisi ini," katanya. (Kompas.com)

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved