Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dunia
Insiden Berulang Senior Pukuli Junior hingga Tewas, Ketua STIP Jakarta: Di Luar Kuasa Kami
Ketua STIP Jakarta Ahmad Wahid mengklaim penganiayaan oleh mahasiswa tingkat 2 terhadap juniornya hingga tewas, Jumat (3/5/2024) di luar kuasanya.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Ahmad Wahid mengklaim kasus penganiayaan oleh mahasiswa tingkat 2 terhadap juniornya hingga tewas pada Jumat (3/5/2024) di luar kuasanya.
Menurut Ahmad, penganiayaan yang dilakukan terduga pelaku Tegar Rafi Sanjaya (21) terhadap korban Putu Satria Ananta Rustika (19) murni masalah pribadi antarkeduanya.
"Itu di luar kuasa kita, karena tadi tidak ada dalam program kita," kata Ahmad di lokasi, Jumat malam.
"Budaya itu (perpeloncoan) sudah kita hilangkan, jadi ini murni person to person," klaimnya lagi.
Ahmad juga menyatakan, selama setahun belakangan dirinya menjabat sebagai Ketua STIP Jakarta, perpeloncoan senior ke junior sudah dihapus.
Ia berdalih kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan senior terhadap korban Putu Satria hari ini hanyalah masalah pribadi.

"Karena itu (perpeloncoan) penyakit turun temurun saya sendiri sudah setahun di sini saya hapus semua itu nggak ada," ucap Ahmad.
Pihak STIP Jakarta pun dipastikan akan memberikan sanksi tegas terhadap terduga pelaku apabila terbukti bersalah dalam kasus ini.
"Yang jelas terduga pelaku sanksinya kita keluarkan, karena sesuai tata tertib taruna yang berlaku bersalah karena kekerasan kalo terbukti akan kita berikan sanksi," ucapnya.
Kesaksian Teman Korban
Diketahui, Putu Satria meregang nyawa usai dianiaya di dalam toilet koridor kelas KALK C, lantai 2 gedung STIP Jakarta, Jumat pagi.
Penganiayaan ini diungkapkan teman satu angkatan korban yang menyaksikan langsung pemukulan terhadap Putu Satria, oleh seniornya sekaligus terduga pelaku, Tegar Rafi Sanjaya (21), yang kini sudah diamankan polisi.
Teman korban, A menceritakan, penganiayaan terjadi ketika dirinya bersama korban dan tiga rekan seangkatan lainnya sedang mengecek salah satu ruang kelas pada Jumat pagi.
"Kemudian kami turun ke lantai 2, kemudian kami dipanggil sama senior tingkat 2 yang bernama Tegar dan teman-temannya," ucap A dalam keterangannya, Sabtu (4/5/2024).
Saat itu terduga pelaku menanyakan alasan korban dan empat teman seangkatannya mengenakan baju olahraga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.