Kecelakaan Subang
2 Peristiwa Nahas Sebelum Bus Putera Fajar Laka Maut, Sempat Bawa Rombongan Anak TK dan Keluarga
Sebelum kecelakaan maut, bus Lutera Fajar yang angkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana sempat antar rombongan anak TK dan keluarga.
TRIBUNJAKARTA.COM - Proses penyidikan terhadap bus Putera Fajar yang alami kecelakaan maut saat mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, masih terus dilakukan.
Seiringan dengan penyidikan yang dilakukan polisi bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Dishub Jabar berbagai fakta baru pun mulai terungkap.
Salah satunya, terkait kondisi bus yang diketahui ternyata merupakan rakitan atau hasil modifikasi.
Kabid Lalu Lintas Dishub Subang, Djamaluddin mengatakan, bus tersebut merupakan bus tua yang dibuat tahun 2006.
Akan tetapi, kondisi fisik bus sudah diperbaharui atau dimodifikasi menjadi tipe High Decker.
"Mobil tersebut terbuat tahun 2006. Terlihat dari rangka besi sasisnya buatan pabrikan Hino,"
"Bus Maut Puter Fajar ini merupakan bus jadul tahun 2006 yang disulap jadi High Decker. Tampak dari luar, tampilannya seperti mobil keluaran baru tapi dalamnya nya jadul," ujar Djamaluddin kepada awak media, Senin(13/5/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
Sementara itu, sejumlah warganet mengungkap fakta lainnya soal bus tersebut.
Sebelum kecelakaan maut terjadi di Ciater, Subang pada Sabtu malam, bus yang sama rupanya sudah sempat mengalami dua kali masalah.
Peristiwa nahas itu terjadi tepat dua minggu dan beberapa hari sebelum kejadian kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang rombongan SMK Lingga Kencana Depok itu.
Penelusuran TribunJakarta.com, salah seoranh warganet dengan akun Tiktok @Rara_Azura, menceritakan detik-detik saat dirinya dan keluarga mengalami peristiwa mengerikan tanggal 27 april 2024.
Tepatnya pada dua minggu sebelum peristiwa kecelakaan menimpa siswa SMK Lingga Kencana di Ciater, pemilik akun tersebut sempat melakukan perjalanan bersama keluarga dengan menggunakan bus yang sama dengan nomor polisi AD 7524 OG.
Saat itu, bus tersebut belum berganti PO menjadi Putera Fajar dan masih menggunakan merek Maulana Trans.
"Entah kebetulan atau memang Allah ingin memberikan kita sekeluarga hidayah, laka lantas yang sedang viral itu menggunakan bus yang sama pada saat saya sekeluarga ingin jln"ke Bandung.. dan terjadilah tragedi mesin terbakar,"
"Hampir 1 bus tak selamat, tpi alhmdllh kita masih dalam lindungan Allah. Semoga para korban anak"SMK itu husnul hotimah," tulisnya dalam salah satu unggahan.
Pada unggahan lainnya, pemilik akun tersebut memperlihatkan video saat bus berkelir hitam dengan corak hijau dengan nomor pelat yang sama, berhenti di bahu jalan serta mengeluarkan asap pekat.
Beberapa penumpang tampak keluar dari bus tersebut sambil membawa tas bawaan mereka.
"Buat yg gak percaya klo itu bus yang sama.. ne buktinya," tulis dia.
Kedua postingan itu, sontak memancing banyak reaksi warganet.
Sejumlah komentar, mempertanyakan alasan bus tersebut masih dioperasikan meskipun sudah bermasalah.
Dalam kolom komentar, salah satu warganet menyebutkan riwayat bus tersebut sebelum akhirnya berganti nama menjadi Putera Fajar.
"Itu bis rakitan 2006, awal mula body HD Riwayat unit : SAN - Aldo trans holidays - jaya guna hage - putra pandawa karya - Maulana trans (di rombak ke Jb3) - Putera fajar," beber akun @Joe_Syehan_Store
Tak hanya terjadi pada 27 April, masalah pada bus tersebut sebelumnya juga diduga sudah terjadi beberapa hari sebelum peristiwa kecelakaan maut.
Pada tanggal 8 Mei 2024, seorang warganet bercerita sempat menggunakan bus yang sama untuk mengantar rombongan anak TK study tour ke Jungle Land, Sentul Bogor.
"Memang (jalanan) gak extreme. Tp (bus) ga bisa nanjak. Udah gitu pas di Babakan Madang flay overnya kan turunan, itu sempet ga bs ngerem. Untungnya sepi. Pas tanjakan lagi baru berenti tu mobil," tulis pemilik akun @syaqhil dalam kolom komentar di video unggahannya.
Pada unggahan lain, disebutkan bahwa pada tanggal 8 Mei itu, bus tersebut juga dikemudikan oleh sopir bernama Sadira.
Sekadar informasi, Sadira merupakan sopir yang juga membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana hingga kecelakaan.
Polres Subang, kini telah menetapkan Sadira sebagai tersangka atas peristiwa kecelakaan maut tersebut.
Sejumlah masalah ditemukan pada bus
Sementara itu, Dirlantas Polda Jabar Kombes Wibowo mengatakan penetapan Sadira sebagai tersangka atas kecelakaan maut di Ciater dilakukan usai melakukan sejumlah penyelidikan.
Kata Wibowo, pihaknya kini sudah memeriksa 13 saksi termasuk dua saksi ahli terkait kecelakaan itu.
Menurut polisi, Sadira terbukti lalai karena sudah jelas bus yang dikemudikan mengalami masalah namun tetap dipaksakan sehingga kecelakaan pun tak terhindarkan.
Walau demikian, pendalaman masih terus dilakukan.
Wibowo menyebut, tak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain atas kasus kecelakaan ini.
Adapun berdasar hasil penyelidikan, penyebab kecelakaan bus tersebut di antaranya:
- Oli sudah keruh sudah lama tak diganti
- Adanya campuran air dan oli di dalam kompresor, harusnya ada udara saja. Hal ini terjadi karena ada kebocoran Oli
- Jarak antara kampas rem di bawah standar yakni 0,3mm seharusnya minimalnya di 0,45mm
- Terjadi kebocoran di dalam ruang relaypart dan sambungan antara relaypart dengan booster, karena adanya komponen yang sudah rusak sehingga saluran tidak tertutup rapat, sehingga menyebabkan kekurangan tekanan.
Artikel ini diolah dari TribunJakarta.com/WartakotaLive.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.
Baca berita dan artikel menarik dari TribunJakarta.com lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.