Mahasiswa STIP Meninggal Dunia
463 Calon Taruna STIP Bayar Rp2 Juta Ikut Seleksi Sebelum Menhub Tutup Pendaftaran Imbas Putu Tewas
Ratusan calon taruna STIP ternyata sudah bayar Rp2 juta ikut seleksi masuk, tapi Menhub malah tutup pendaftaran imbas Putu tewas
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Ratusan orang ternyata sudah melakukan tes akademik untuk masuk STIP Jakarta sebelum keluarnya keputusan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang meniadakan pembukaan angkatan baru sekolah pelayaran tersebut imbas kasus tewasnya Putu Satria Ananta Rustika (19).
Ratusan calon taruna yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia itu, juga sudah mengeluarkan biaya Rp 2 juta untuk bisa mengikuti seleksi masuk STIP Jakarta.
Perwakilan orang tua calon taruna, Jarry Rinaldy mengatakan, ada sebanyak 463 peserta Seleksi Penerimaan Calon Taruna/Taruni (Sipencatar) STIP Jakarta yang mengikuti tes akademik, sebelum keluarnya keputusan Menhub.
"Berdasarkan hasil tes akademik yang ada, dari BKN, ada 463 taruna maupun taruni yang udah melakukan tes akademik," kata Jarry, Rabu (15/5/2024).
Mereka mengikuti tes pada 8 Mei 2024, atau lima hari setelah kasus meninggalnya Putu Satria.
Sehari setelahnya, pada 9 Mei, Menhub Budi mengeluarkan pernyataan memberhentikan penerimaan calon taruna tingkat 1 STIP Jakarta dalam rangka penindakan kasus tewasnya Putu.
Mendengar keputusan sang menteri, orang tua dan para calon taruna mulai harap-harap cemas.
Pasalnya, kementerian dianggap mengambil keputusan sepihak sementara tes akademik terlanjur dilakukan.
"Kalo misalkan belum melakukan tes monggo. Ini kan sudah di tengah-tengah proses tes, walaupun baru satu kali tes. Dan tentunya harapan mereka mau lulus tidak lulus ya nanti setelah tes, tapi kan dengan adanya seperti ini diputus, psikologi, biaya yang dikeluarkan orangtua," ucap Jarry.
Jarry menuturkan, kejadian tewasnya Putu memang turut membawa dukacita mendalam bagi para orang tua calon taruna angkatan baru.
Namun, menurut Jarry, kasus tewasnya Putu seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi Kemenhub untuk memperketat pengawasan dan STIP Jakarta untuk berbenah, bukan serta merta menutup pendaftaran peserta didik baru.
"Mereka-mereka ini cuma mau sekolah, jangan sampai kejadian yang seharusnya dilakukan oleh oknum sekolahnya yang ditutup, sistemnya yang harus diubah, dari sistem penerimaan, dari sistem di sekolah. Saya berharap ini dilanjutkan kembali," katanya.
Jarry juga menyesalkan pernyataan Menhub Budi Karya Sumadi yang menutup penerimaan taruna baru tahun ini.
Kebijakan Menhub tersebut akhirnya disusul keluarnya surat keputusan dari STIP Jakarta yang ditujukan kepada para calon taruna terkait penundaan tahap-tahap seleksi sampai waktu yang belum dapat ditentukan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.