Viral di Media Sosial

Ketika Kemiskinan Merenggut Jiwa, Anak di Cirebon Depresi Tanggung Tekanan Ekonomi Keluarga

Kisah ARD, anak usia 13 tahun di Cirebon menggambarkan bagaimana kemiskinan bisa merenggut jiwa.

|
Youtube Pratiwi Novyanthi
ARD di pelukan bibinya. ARD merupakan bocah 13 tahun yang mengalami depresi karena tekanan ekonomi keluarganya. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah ARD, anak usia 13 tahun di Cirebon menggambarkan bagaimana kemiskinan bisa merenggut jiwa.

Bocah kelas VI yang dikenal rajin mengaji dan memiliki nilai akademis baik itu menjadi murung dan depresi ketika tekanan ekonomi menghantam keluarganya.

Kini ia divonis orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Salah satu benda kesenangannya direnggut tuntutan perut lapar ibu, ayah dan dua adiknya yang masih kecil.

Ponsel pintar hasil menabung dijual sang ibu untuk membeli beras.

Lisannya merelakan ponsel miliknya dijual, namun tubuh dan pikirannya bereaksi lain.

ARD mulai kehilangan kesadaran dan suka mengamuk di kelas hingga tak bisa lagi bersekolah.

Ia kerap kabur mengaku mencari ibunya padahal sang ibu berada di rumah.

Kini ARD viral dan menjadi perhatian masyarakat luas.

Pemerintah pun mulai berdatangan memberikan pelayanan.

Pengakuan Tetangga dan Keluarga

Pratiwi Novyanthi, Youtuber yang kerap menolong orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mengangkat kondisi ARD dalam Youtubenya pada (8/5/2024) lalu.

Dalam video itu, Youtuber yang biasa dipanggil Teh Novi ini mendatangi rumah ARD.

Tetangga ARD menceritakan jika bocah itu mengalami depresi setelah handphone yang ia beli dari hasil menabung dijual ibunya.

Padahal uang itu didapat dari hasil ARD menabung dalam waktu yang cukup lama.

“Jadi anak ini kan suka kenclengan, jadi bawa kotak amal. Anaknya suka nabung, dia beli handphone sendiri beli sepeda sendiri. Ada satu ketika pada saat orangtuanya nggak punya, ada barang-barang yang ia beli dijual. Karena itu dia langsung drop langsung kena,” papar salah satu tetangga ARD.

Warga juga menceritakan jika ARD pernah kabur ke luar kota.

Teh Novi pun diantar warga menuju ke rumah ARD.

Siti Anita (kiri foto) dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon yang dipimpin Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih mendatangi rumah Arya, bocah yang alami depresi dari Kampung Gunungsari Bedeng, RT.4/7, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Tampak Ade memeluk Arya (kanan foto).
Siti Anita (kiri foto) dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon yang dipimpin Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih mendatangi rumah Arya, bocah yang alami depresi dari Kampung Gunungsari Bedeng, RT.4/7, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Tampak Ade memeluk Arya (kanan foto). (Kolase TribunJakarta)

Saat sampai di rumah ARD, ia pun masih bisa menjawab saat ditanya siapa namanya.

Namun ARD tampak gemetar seperti ketakutan.

Bahkan ia terus memeluk orang lain saat melihat banyak warga yang begerombol di depan rumah.

Dari keterangan keluarga, ARD sudah pernah diajak berobat ke rumah sakit.

Namun kondisinya masih seperti ini.

Ibunda ARD mengaku di September 2023, terpaksa menjual ponsel sang anak karena mengalami kesulitan ekonomi.

Ia berkata sebelumnya sudah izin terlebih dahulu dengan bocah tersebut.

“Awal mulanya ngamuk teh, saya akuin, emang ekonomi lagi turun yah, dia punya HP teh. Karena saya punya anak 3, Arya yang pertama,” papar ibu ARD.

“Karena saya butuh, saya jual teh. Ijin sama anaknya, iya enggak apa-apa, tapi pas dijual ngamuk,” imbuhnya.

Setelah ponsel dari hasil keringatnya sendiri dijual, ARD menjadi pendiam dan suka menyendiri saat di sekolah.

Lama-lama ARD ngamuk dan suka merusak barang. Bahkan ia pun sempat kabur hingga ke Kuningan.

Tak hanya itu, ada juga rekaman ARD ngamuk sampai berteriak ingin mati.

Sebelum menjadi seperti ini, ARD adalah sosok yang penurut dan rajin.

Ia juga selalu salat dan mengaji tak peduli jika hujan.

"Dia anaknya dulu penurut, rajin solat, ngaji, walau hujan aja dia tetap ngaji pakai payung," kata ibunda ARD.

Pemerintah Datang

Setelah viral, pemerintah mulai memberi pendampingngan, pada Senin (13/5/2024).

Jajaran Dinas Pendidikan Kota Cirebon mendatangi kediaman ARD di bilangan Kecamatan Kesambi.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Para pegawai pemerintah itu memeluk dan menenangkan ARD yang menangis.

ARD juga berulang kali berdiri dan meminta pergi ke Kabupaten Kuningan. Lalu tiba-tiba ARD marah dan menjatuhkan diri sendiri ke lantai.

ARD juga terus menangis dan berteriak.  Bahkan saat hendak ditolong, ARD sempat memukul beberapa petugas di sekitarnya.

Sejumlah warga dan keluarga berusaha menenangkan dengan memegang kaki ARD, agar tidak terus menendang dan menyakiti diri sendiri.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih, memastikan ARD masih terdaftar di sekolahnya.

"Ananda tidak dikeluarkan, masih aktif juga sebagai pelajar, penerima KIP juga. Hanya saja, saat ini, anak dalam situasi khusus, saya yakin anak ARD akan sembuh lagi," kata Ade usai penanganan di rumah ARD, Senin (13/5/2024) pagi.

Setelah berbincang dengan pihak keluarga, Ade juga mengonfirmasi soal penyebab ARD menjadi depresi.

ARD mengalami depresi atau gangguan psikis sekitar September 2023. Saat itu, ibu kandung ARD menjual ponsel milik ARD yang diduga menjadi pemicu.

Ponsel itu dibeli dari uang milik ARD yang ditabungnya cukup lama. Ponsel itu menjadi alat bermain dan juga alat belajar ARD.

Lambat laun ARD sering marah dan mengamuk. Satu ketika ARD pernah marah di kelas hingga tidak lagi berangkat sekolah.

"Jadi, anak ini mengumpulkan uang untuk membeli hp dari uang sendiri. Anaknya baik, kecerdasannya juga baik.

Masalahnya bermula dari ibunya menjual hp itu, tapi tidak bisa disalahkan juga, karena kondisi desakan ekonomi," tambah Ade. Dinas Pendidikan mengaku telah menangani ARD sebelum kasus ini viral di media sosial. 

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved