DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap
Saksi Kunci Kasus Vina Cirebon Diperiksa 4 Jam di Polsek Cikarang Utara
Polda Jawa Barat periksa Aep (30), saksi kunci kasus pembunuhan Vina Cirebon yang tinggal di Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, CIKARANG UTARA - Polda Jawa Barat periksa Aep (30), saksi kunci kasus pembunuhan Vina Cirebon yang tinggal di Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Kapolsek Cikarang Utara Kompol Samsono membenarkan, Tim Penyidik Polda Jawa Barat melakukan pemeriksaan terhadap Aep di kantornya.
"Benar sudah dilakukan pemeriksaan di Polsek (Cikarang Utara), itu dari Polda Jabar," kata Samsono kepada wartawan, Jumat (24/5/2024).
Penyidik Polda Jawa Barat cukup panjang memeriksa Aep, dimulai sejak pukul setengah 12 malam sampai 04.00 dini hari.
Samsono tak mengetahui materi pemeriksaan tersebut, pihaknya hanya sebatas menyediakan tempat lantaran Aep diketahui tinggal di Cikarang Utara.
"Kita membantu mempermudah, menyediakan tempat, itu aja, kebetulan juga alamatnya saksi itu ada di Karangasih (desa di Cikarang Utara)," kata Samsono.
Ada pun Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) juga telah mendatangi Aep, pertemuan berlangsung di Kantor Desa Karangasih Jumat siang.
Dalam pertemuan itu, LPSK menawarkan perlindungan terhadap Aep agar selama proses perkara kasus Vina Cirebon.
Sayangnya, Aep belum mau diwawancarai ketika dijumpai di Kantor Desa Karang Asih usai pertemuan dengan LPSK.
Aep diketahui tinggal di Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi dan pernah merantau ke Cirebon.
Di Cirebon, Aep bekerja di sebuang steam cuci mobil sejak 2011 dan balik lagi ke kediamannya di Cikarang pada 2016 silam.
Pada saat kejadian, Aep merupakan saksi yang melihat kejadian pembunuhan Vina Dewi Arsita dan kekasihnya Rizky Rudiana alias Eky.
Aep sedang nongkrong di sebuah warung dekat tempat kejadian perkara (TKP), melihat kawanan pelaku menyerang sejoli pengendara motor.
"Terus dikejar-kejar, bicara melempar saya kurang tau ya (jumlah orang yang terlibat pelemparan). Berhubung saya takut di situ akhirnya saya pulang saja," jelasnya.
Menurut Aep, dia mengenal delapan orang tersebut secara wajahnya saja. Namun kurang mengetahui namanya.
Selain itu, kelompok remaja itu juga sering nongkrong di sebrang cuci steam tempat dia bekerja.
"Gak pernah (interaksi). Ini saya tau saja anak-anak sering nongkrong di sana depan bengkel saya," ucap Aep.
Aep mengungkap jika dia sempat bertemu dengan ayah dari Eky. Di situ Ayah dari Eky bertanya informasi kepadanya.
"Dia menanyakan apakah kamu tau semalem ada kejadian ribut-ribut di sini? Saya spontan bilang ya saya tahu pak. Terus kamu tau pelaku-pelakunya? Ya saya tau pak. Biasa nongkrong di mana? Itu pak di depan. Sudah begitu dia kasih nomor GP ke saya langsung dia bilang kabari saya ya kalau anak-anaknya pada nongkrong," katanya.
Dia pun langsung memberi kabar kepada ayah Eky ketika melihat sekelompok remaja itu nongkrong sekitar pukul 17.00 WIB.
Tak lama beri kabar, kepolisian langsung datang dan dia melihat langsung proses penangkapannya.
"Tau, (lokasi penangkapan) ya di depan bengkel saya di tempat tongkrongan itu," kata Aep.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.