Kisah Nunung Terlindungi dari Keparahan Diabetes Militus Berkat Program JKN, Manfaatnya Terasa

Sri Nuryati (57) seorang ibu rumah tangga pengidap diabetes merasa terlindungi berkat ada program JKN.

ISTIMEWA
Cerita Nunung pengidap diabetes terlindungi berkat program JKN 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sri Nuryati (57) seorang ibu rumah tangga pengidap diabetes merasa terlindungi berkat ada program JKN.

Manfaat program JKN, turut dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. 

Sri atau yang akrab di sapa Nunung satu diantaranya.

Nunung bercerita, sudah lama jadi peserta BPJS Kesehatan.

Suaminya merupakan seorang pensiunan Marinir, mereka sebelumnya terdaftar di BPJS Kesehatan Kelas II.

"Sejak tahun 2017, saya mulai merasakan manfaat menggunakan BPJS Kesehatan ini. Waktu itu saya mulai rajin kontrol karena terdiagnosis Diabetes Mellitus Tipe II," ucap Nunung, Selasa (23/4/2024) dikutip dari rilis BPjS Kesehatan.

Sejak tahun 2017, Nunung terdiagnosis Diabetes Mellitus Tipe II.

Kadar Gula Darah Nunung saat itu bahkan pernah mencapai 248 mg/dl.

Hal ini membuat Nunung harus rajin kontrol ke fasilitas kesehatan.

Akan tetapi, meski rajin kontrol Nunung nyatanya mendapati hasil pemeriksaan gula darah yang semakin tinggi.

Hingga tahun 2021, Nunung harus dirujuk ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lanjut. 

Ia lalu mendapat suntik insulin rutin serta obat-obatan lainnya usai dirujuk ke rumah sakit.

“Saat masa Pandemi COVID-19, saya sempat dirawat karena COVID-19 juga di Rumah Sakit Zahirah, mas. Karena sebelumnya saya juga Diabetes, kan ya, jadi khawatir juga karena diabetes merupakan salah satu komorbid dari penyakit COVID-19 ini,"

"Alhamdulillahnya, seluruh obat saya terutama yang obat diabetes itu ditanggung oleh BPJS Kesehatan," beber Nunung.

Beruntung, seluruh obat ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Sebagai pengguna BPJS Kesehatan, ia pun mengaku tak menemukan perbedaan pelayanan dengan pasien umum lain hingga saat ini.

Kata Nunung, manfaat JKN bahkan juga turit dirasakan oleh suaminya.

Beberapa waktu lalu, suami Nunung harus dioperasi karena penyempitan syaraf di bagian leher.

"Mungkin karena suami saya selama aktif di kesatuan sering mengangkut beban berat di bagian belakang tubuhnya, jadi saat pensiun baru kerasa efeknya," kata Nunung.

Nunung awalnya mengaku pasrah saat tahu suaminya itu harus dioperasi di leher.

Terlebih, biaya operasi juga cukup mahal.

"Namun karena kami tercover oleh BPJS Kesehatan jadi sedikit lega terkait biaya dan selama operasi dan pasca operasi mendapat pelayanan yang baik dari rumah sakit dan Alhamdulillah sekarang suami saya sudah sembuh,” lanjut Nunung.

Nunung pun mengapresiasi adanya aplikasi Mobile JKN yang dirasa memudahkan aktifitas pengobatannya.

Dengan aplikasi itu, menurut Nunung peserta lebih mudah memantau riwayat penyakit serta riwayat pengobatan yang pernah dilaluinya.

Selain itu, aplikasi Mobile JKN juga membuatnya tidak harus selalu membawa Kartu KIS-JKN nya ketika berobat.

Melainkan, peserta cukup dengan menunjukkan kartu yang ada di aplikasi tersebut.

 

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.

Baca berita dan artikel menarik darin TribunJakarta.com lainnya di Google News.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved