Pedagang Keberatan Bila HET MinyaKita Naik, Khawatir Tak Ada yang Beli
Rencana pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita dari yang sebelumnya Rp14 ribu menjadi Rp15.500 per liter dikeluhkan pedagang.
Penulis: Bima Putra | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Rencana pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita dari yang sebelumnya Rp14 ribu menjadi Rp15.500 per liter dikeluhkan oleh kalangan pedagang.
Di Pasar Jangkrik, Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur para pedagang mengaku keberatan dengan rencana dilontarkan Kementerian Perdagangan itu.
Suradi, salahs atu pedagang Pasar Jangkrik menyebut khawatir bila rencana kenaikan harga tersebut akan berdampak pada turunnya daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah.
"Kalau naik Rp1 ribu agak berat memang. Pembeli MinyaKita termasuk banyak karena harganya standar," kata Suradi di Pasar Jangkrik, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (28/5/2024).
Menurutnya dengan HET Rp14 ribu sekarang saja masyarakat sudah terbebani, karena sejak di tingkat agen harga MinyaKita justru sudah melampaui HET ditetapkan pemerintah.
Akibat harga di tingkat agen yang sudah melampaui HET, para pedagang di Pasar Jangkrik pun terpaksa kembali menaikkan harga MinyaKita agar bisa mendapatkan untung.
Para pedagang khawatir bila HET naik, maka MinyaKita sebagai produk yang harusnya diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah justru tidak terjangkau daya beli.
"Harga jual (di kios sekarang) Rp16 ribu, tapi katanya mau naik lagi. Kalau naik nanti mungkin jadi Rp17 ribu per liter. Harga dari sana (tingkat agen saja) Rp183 ribu per karton," ujar Suradi.
Menurutnya, denga harga di pasaran yang sudah melampaui Rp14 ribu saja kini sudah banyak pembeli mengeluh. Oleh karena itu, mereka keberatan bila HET naik menjadi Rp15.500.
Pedagang Pasar Jangkrik lain, Yunita mencontohkan harga MinyaKita pada tingkat agen yang sudah dibanderol Rp15.500 per liter bahkan sebelum pemerintah menaikkan HET.
"Dari agennya sama sudah Rp15.500, makannya saya jual enggak bisa sesuai dengan harga tulisan (HET di kemasan). Kalau bisa harganya murah, dan jangan langka barangnya," tutur Yunita.
Para pedagang berharap pemerintah terlebih dahulu menyelesaikan masalah pendistribusian MinyaKita, agar harga dari tingkat distributor ke pedagang pasar dapat sesuai HET.
Pasalnya bila masalah tidak terselesaikan, harga MinyaKita dari tingkat distributor ke pedagang pasar tetap saja akan melampaui acuan dan memberatkan masyarakat.
"Sekarang saya jual Rp17 ribu per liter, ini harganya belum naik. Kalau sebagai pedagang keberatan. Karena dengan harga sekarang saja banyak pembeli menawar Rp15 ribu," lanjut Yunita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.