DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap

Potret Ratusan Warga Tabur Bunga di TKP Jasad Vina Cirebon Tergeletak, Polisi Turun Tangan

Potret ratusan warga menabur bunga di lokasi kejadian pembunuhan Vina Cirebon pada Sabtu (1/6/2024). Polisi turun tangan.

TribunCirebon
Masyarakat menggelar aksi damai dengan cara menabur bunga di Jembatan Talun, Kabupaten Cirebon, sebagai bentuk protes dan tuntutan keadilan atas kasus pembunuhan Vina dan Eki yang hingga kini masih menjadi sorotan publik, Sabtu (1/6/2024). Potret ratusan warga menabur bunga di lokasi kejadian pembunuhan Vina Cirebon pada Sabtu (1/6/2024). Polisi turun tangan. 

TRIBUNJAKARTA.COM, CIREBON - Potret ratusan warga menabur bunga di lokasi kejadian pembunuhan Vina Cirebon pada Sabtu (1/6/2024).

Kepolisian turun tangan mengatur lalu lintas karena aksi tersebut membuat satu jalur Fly Over Talun, Kabupaten Cirebon tertutup.

Ratusan warga itu menuntut keadilan atas kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya Eky.

Lokasi itu sempat didatangi polisi untuk melakukan Prarekonstruksi kasus Vina Cirebon dengan tersangka Pegi Setiawan pada Rabu (29/5/2024).

Dikutip dari TribunCirebon, arus kendaraan sempat tersendat dari arah Cirebon menuju Sumber maupun sebaliknya imbas banyaknya masyarakat yang hadir.

Khusus jalur menuju Sumber, masyarakat bahkan sampai menutup satu lajur.

Masyarakat menggelar aksi damai dengan cara menabur bunga di Jembatan Talun, Kabupaten Cirebon, sebagai bentuk protes dan tuntutan keadilan atas kasus pembunuhan Vina dan Eki yang hingga kini masih menjadi sorotan publik, Sabtu (1/6/2024)
Masyarakat menggelar aksi damai dengan cara menabur bunga di Jembatan Talun, Kabupaten Cirebon, sebagai bentuk protes dan tuntutan keadilan atas kasus pembunuhan Vina dan Eki yang hingga kini masih menjadi sorotan publik, Sabtu (1/6/2024) (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Warga menaburkan bunga di lokasi jasad Vina dan Eky.

Kemudian mereka berorasi yang dilakukan perwakilan masyarakat.

Di titik itu kala prarekonstruksi juga disemprotkan cat untuk menggambarkan posisi tubuh korban yang tergeletak berwarna merah dan putih.

Koordinator masyarakat, Andre menegaskan bahwa kehadiran mereka adalah untuk menegakkan keadilan tanpa pandang bulu.

"Kami datang ke sini hadir untuk tegakkan keadilan seadil-adilnya, tanpa tebang pilih, siapapun itu," ujar Andre selepas acara, Sabtu (1/6/2024).

Menurutnya, aksi ini juga dilakukan sebagai pengingat terhadap sila ke-5 Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Andre menekankan, bahwa keadilan harus dirasakan oleh seluruh rakyat, bukan hanya oleh mereka yang memiliki kuasa.

"Kami hadir di sini mengingatkan dalam sila ke-5, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bukan bagi rakyat yang punya kuasa," ucapnya.

Andre juga menyoroti kinerja penegak hukum yang hingga kini dinilai belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

"Jadi tuntutan kami, harapan kami hari ini ke depannya kepada penegak hukum yang sedang bekerja silakan tunjukan kinerja kalian kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa mempercayai Polri," jelas dia.

Ia juga mengingatkan bahwa isu di media sosial yang menyebutkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum bisa semakin meluas jika kasus ini tidak segera terungkap.

"Jangan sampai, yang sudah beredar di media sosial, yang sudah digadang-gadangkan, bahwasannya netizen akan setuju jika ini tidak segera terungkap untuk membuat tagar 'Buat Apa Lapor Polisi'," katanya.

Andre juga menyampaikan, bahwa sampai saat ini, belum ada keputusan yang jelas terkait kasus ini, yang membuat situasi menjadi semakin tidak menentu.

"Sejauh ini yang kita tahu masih belum ada keputusan yang mungkin bisa membuat kita ini mengarah pada satu tujuan, yang ada masih simpang siur, yang ada masih ada isu salah tangkap," ujarnya.

Terkait dengan permintaan pembebasan Pegi Setiawan, salah satu tersangka dalam kasus ini, Andre memilih untuk tidak berkomentar lebih jauh.

"Kalau Pegi (minta) dibebaskan saya belum bisa berkomentar karena penyidik sekarang ini masih bekerja dan saya rasa penyidik ini bukan orang-orang yang tidak berpendidikan," ucap Andre, warga Medan yang jauh-jauh datang untuk ikut kegiatan ini.

Di akhir keterangannya, Andre menyampaikan pesan kepada aparat penegak hukum.

"Pesan kami di sini, ketika dia (Pegi) tidak terbukti bersalah, segera keluarkan SP3, jika terbukti bersalah segera proses secara hukum," jelas dia.

Adapun, aksi damai ini berlangsung tertib dan mendapat perhatian dari warga sekitar yang turut mendukung tuntutan keadilan bagi Vina dan Eky.

Prarekonstruksi

Prarekonstruksi kasus Vina Cirebon dengan tersangka Pegi Setiawan digelar di sejumlah tempat di Cirebon, Rabu (29/5/2024) malam.
Prarekonstruksi kasus Vina Cirebon dengan tersangka Pegi Setiawan digelar di sejumlah tempat di Cirebon, Rabu (29/5/2024) malam. (TribunJabar)

Sebelumnya, polisi menggelar prarekonstruksi kasus Vina Cirebon dengan tersangka Pegi Setiawan pada Rabu (29/5/2024).

Ada pemandangan menarik saat polisi menggelar prarekonstruksi Kasus Pembunuhan Vina Dewi Arsita atau Vina Cirebon di Jalan Perjuangan, tepatnya di depan SMPN 11 Cirebon.

Saat itu polisi terlihat bolak-balik menuju mobil Toyota Hiace warna putih yang diparkir di depan lokasi prarekonstruksi.

Setelah berbicara dengan seseorang yang ada di dalam mobil, polisi kemudian menyemprotkan cat ke sisi jalan.

Mobil itu juga terlihat maju-mundur mengikuti proses prarekonstruksi.

Siapa orang tersebut dan berapa jumlahnya, belum dipastikan dengan jelas.

Belum jelas juga apakah benar sosok misterius di dalam mobil tersebut adalah salah satu terpidana kasus Vina Cirebon.

Sedangkan, ratusan warga yang hadir menyaksikan meneriaki salah satu tersangka yang baru-baru ini tertangkap, Pegi Setiawan, dengan seruan "tidak bersalah".

Teriakan itu terdengar sejak awal prarekonstruksi di Jalan Perjuangan, tepatnya di depan SMPN 11 Cirebon, hingga di Jembatan Talun, Kabupaten Cirebon.

Dua lokasi tersebut menjadi saksi bisu peristiwa tragis tahun 2016, di mana Vina dan Eki meninggal dunia akibat penganiayaan oleh sekelompok geng motor.

Vina bahkan sempat diperkosa secara bergiliran di lahan kosong di sebuah gang seberang SMPN 11 Cirebon.

Sorakan "Pegi tidak bersalah" semakin menguat ketika salah satu kuasa hukum Pegi, Toni RM, mempertanyakan kesalahan Pegi kepada warga yang hadir.

Warga menjawab bahwa Pegi tidak bersalah.

Diketahui polisi menggelar prarekonstruksi di beberapa lokasi pada Rabu malam.

Sejumlah mobil kepolisian dan tim Inafis tiba di lokasi kejadian pada pukul 19.40 WIB.

Lokasi pertama prarekonstruksi ini diadakan di depan SMPN 11 Cirebon, Jalan Perjuangan, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Ratusan warga sudah menunggu di lokasi sebelum rombongan kepolisian tiba. Setibanya di lokasi, mobil kepolisian berhenti tepat di depan SMPN 11.

Petugas terlihat berkoordinasi untuk memastikan pelaksanaan prarekonstruksi berjalan lancar. (TribunCirebon/TribunJabar)


Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved