Libatkan 28 Negara, Universitas Budi Luhur Gelar ASEAN+ Youth Environmental Action 2024
Universitas Budi Luhur (UBL) Jakarta menggelar ASEAN+ Youth Environmental Action (AYEA) 2024.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, PESANGGRAHAN - Universitas Budi Luhur (UBL) Jakarta menggelar ASEAN+ Youth Environmental Action (AYEA) 2024.
Event yang digelar selama empat hari pada 27-30 Juni itu bakal melibatkan puluhan pemuda dari 28 negara.
Kegiatan tersebut digagas oleh Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himahi) yang diketuai Brigita Tomigalung.
Brigita mengatakan, lewat event ini pihaknya ingin menyuarakan isu lingkungan yang sedang terjadi berbagai belahan dunia.
"Kegiatan ini lahir dari kekhawatiran kami, generasi muda tentunya, atas apa yang terjadi. Pencairan es, isu iklim, kelaparan, kekeringan, kenaikan suhu yang benar-benar ekstreme," kata Brigita saat jumpa pers di UBL, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2024).
Menurut Brigita, sejumlah permasalahan lingkungan itu sudah mengancam keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
"Sudah membahayakan kesehatan. Bukan hanya kesehatan manusia, tapi juga tumbuhan dan hewan, seluruh makhluk yang tinggal di bumi ini," ujar dia.
Ia menambahkan, visi dan misi AYEA 2024 sejalan dengan harapan para pendiri UBL yang ingin melahirkan generasi muda peduli lingkungan.
"Founding father kami, beliau ingin melahirkan generasi-generasi muda yang benar-benar peduli lingkungan. Sesuai juga dengan slogan Universitas Budi Luhur ingin melestarikan bumi dan mensejahterakan umat," ucap Brigita.
"Maka dari itu terdorong juga kami sebagai generasi muda, di mana kami memikirkan apa yang harus kami lakukan terhadap isu iklim yang saat ini sedang terjadi," imbuh dia.
Adapun rangkaian kegiatan AYEA 2024 meliputi diskusi antarpemuda mancanegara, lomba fotografi, debat, melukis, dan kreasi kuliner, dan aksi penanaman 6.000 pohon di Baduy luar.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Studi Global, Yusran, mengatakan bahwa ribuan bibit tanaman tersebut merupakan jenis pohon berbuah dan berbunga.
“Kenapa kita ambil yang berbuah dan berbunga, setelah kita komunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), direkomendasikan untuk menanam bibit pohon yang bermanfaat bagi masyarakat setempat atau yang memiliki value, seperti jengkol dan durian," ujar Yusran.
Deputi Rektor Bidang Akademik UBL, Arief Wibowo, menuturkan bahwa kegiatan ini memiliki nilai positif untuk merumuskan solusi atas isu perubahan iklim yang sedang terjadi.
"Ini sebagai daya tarik yang luar biasa dengan menghadirkan wakil-wakil peserta dari 28 negara dengan berbagai rangkaian acara yang bermuara ke isu perubahan iklim. Isu ini menjadi relevan karena anak Gen Z sangat peduli pada lingkungan," tutur Arief.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.