Bos Perabot Tewas Tertutup Selimut

Tega Bunuh Ayah Kandung Lalu Tinggalkan Jasadnya, Terkuak Perlakuan Pelaku ke Bos Perabot

Syafrin (55), bos perabot di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), RW 03, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur tewas di tangan putrinya sendiri, K (17

|

TRIBUNJAKARTA.COM - Syafrin (55), bos perabot di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), RW 03, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur tewas di tangan putrinya sendiri, K (17).

Remaja perempuan yang secara hukum masih berstatus anak tersebut tega membunuh, lalu meninggalkan jasad Syafrin di dalam kios dalam keadaan bersimbah darah, dan hanya ditutupi oleh selimut.

Pada Jumat (21/6/2024) lalu, jasadnya ditemukan oleh pedagang tisu dan pegawainya dengan dua luka tusukan di pinggang.

"Keterangan teman-teman pedagang dan karyawan korban di situ (kios) ada motor, motornya sudah tidak ada. ATM, dompet, handphone tidak ditemukan," kata Ketua RW 03 Pondok Bambu, Komarudin, Minggu (23/6/2024).

Padahal di hari penemuannya, kondisi rolling door kios masih dalam keadaan terkunci gembok dari luar.

Sementara, Syafrin diketahui baru dua bulan belakangan mendiami kios di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), RW 03, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Di kios tersebut jugalah ia tinggal bersama kedua anaknya, yakni K dan adik perempuannya yang masih berusia 15 tahun.

Namun di hari penemuannya, kedua anak korban justru tak nampak batang hidungnya.

Hingga akhirnya jenazah Syafrin dibawa jajaran Unit Reskrim Polsek Duren Sawit ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

"Saat malam kejadian saya sudah coba menghubungi anaknya. Handphone anaknya aktif, tapi tidak angkat anak-anaknya. Sampai jam 03.00 WIB kedua anaknya tidak hadir," sambungnya.

Komarudin pun meruntut kejadian beberapa waktu sebelum korban meninggal. Ia mengaku korban dan K memang kerap terlibat cekcok.

"Menurut keterangan karyawannya sering cekcok antara anak sama bapaknya. Karena ada uang Rp2 juta, Rp3 juta (milik Syafrin) dibawa anaknya," ungkapnya.

Sayangnya, ia tak tahu secara detailnya. Namun berdasar informasi sementara, pelaku K tak pulang selama beberapa waktu usai mendapatkan uang tersebut.

Baru setelah uang habis pelaku pulang ke rumah.

Hal inilah yang membuat warga sekitar heran dengan tingkah laku K lantaran seolah tidak perduli dengan orangtuanya.

"Kalau sudah habis duit balik lagi. Menurut karyawan dan pedagang di situ kadang (anak perempuan Syafrin) suka menginap, kadang suka keluar tiga hari sampai seminggu enggak pulang," ujarnya.

Pelaku Tak Sekolah

Selain cekcok, kedua anak korban diketahui sudah tidak bersekolah.

Hanya saja pengurus lingkungan tak mengetahui secara pasti penyebab kedua anak Syafrin putus sekolah, karena korban baru dua bulan terakhir menyewa kios di RW 03 Pondok Bambu.

Kemudian secara data kependudukan dan pencatatan sipil Syafrin masih tercatat sebagai warga Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

"Kabarnya anak-anaknya sudah enggak sekolah. Saya enggak mengenal persis karena almarhum baru dua bulan tinggal. Tapi karyawannya itu selama dua bulan ikut sama almarhum," pungkasnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved