Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Soal Perundungan di Ledakan SMAN 72 Jakarta, Gubernur Pramono: Jangan Sampai Terulang!

Soal dugaan perundungan yang menyertai kasus ledakan SMAN 72 Jakarta, Gubernur Pramono Anung meminta hal itu jangan sampai terulang lagi. 

|
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Jaisy Rahman Tohir
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
PERUNDUNGAN - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat ditemui di Taman Bugar, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (30/9/2025). Terkini, Pramono bicara soal perundungan terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Soal dugaan perundungan yang menyertai kasus ledakan SMAN 72 Jakarta, Gubernur Pramono Anung meminta hal itu jangan sampai terulang lagi. 

"Jadi yang paling utama yang bersifat perundungan atau bullying tidak boleh terulang kembali karena ini bisa menjadi motivasi atau pemicu," kata Pramono.

Pramono tidak dapat berspekulasi terlalu jauh, ledakan di SMAN 72 Jakarta masih dalam penyelidikan kepolisian. 

Termasuk soal terduga pekaku berinisial F, pelajar kelas XII SMAN 72 Jakarta yang diduga tertekan akibat perundungan hingga melakukan aksi nekat.

"Jadi untuk itu (pelaku jadi korban bully) saya tidak komentar, tetapi sekali lagi kita tunggu apa yang menjadi temuan (kepolisian) yang sebenarnya," ujar Pramono.

Meski begitu, Pramono sudah mendengar informasi dari berbagai sumber soal dugaan perundungan yang ada di SMAN 72 Jakarta.

"Walaupun ketika saya di lapangan saya mendapatkan beberapa hal tentang itu (perundungan)," jelas dia.

Banyak Dibaca:

Kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta menyeret terduga pelaku berinisial F, kini Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkap fakta baru soal peledak yang dibawa.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan tujuh bahan peledak yang dibawa oleh terduga pelaku.

Empat di antaranya sempat meledak di dua lokasi berbeda, sementara tiga lainnya berhasil diamankan aparat sebelum memakan lebih banyak korban.

Ledakan yang terjadi saat waktu salat Jumat (7/11/2025) lalu itu melukai 96 orang dan mengguncang dunia pendidikan Indonesia.

Kini, penyidik gabungan Densus 88 dan Polda Metro Jaya tengah mendalami motif di balik aksi nekat tersebut.

"Benar (ada tujuh peledak)," kata Juru Bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana dikutip dari Tribunnews, Senin (10/11/2025).

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved