Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Momen Miris Terkuak Curhatan Sosok Ini Jadi Petunjuk, Kisah Baru Terkuak Sebelum Ledakan SMAN 72

Kisah miris di balik tragedi ledakan di SMAN 72 mulai terkuak, gerak-gerik yang dilakukan terduga pelaku berhasil dikorek oleh pihak kepolisian.

Editor: Wahyu Septiana
KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY
KISAH LEDAKAN - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Bhudi Hermanto di Polda Metro Jaya, Sabtu (8/11/2025) dan lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah miris di balik tragedi ledakan di SMAN 72 Jakarta mulai terkuak, gerak-gerik yang dilakukan terduga pelaku berhasil dikorek oleh pihak kepolisian.

Di tengah penyelidikan yang terus berjalan, muncul keterangan yang mengungkap curhatan pribadi terduga pelaku hingga akhirnya peristiwa memilukan ledakan SMAN 72 Jakarta terjadi.

Curhatan tersebut tercatat dalam tulisan dan gambar di buku miliknya yang kini ramai dibahas.

Temuan ini memperkuat dugaan bahwa tragedi di SMAN 72 bukan hanya persoalan bahan peledak semata, tetapi juga menyimpan persoalan psikologis dan sosial yang belum tersentuh.

Kini, aparat kepolisian bersama para ahli tengah menelusuri lebih dalam isi curhatan dan hubungan sosial pelaku untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budhi Hermanto mengatakan, sejumlah barang yang disita meliputi buku dan dokumen.

Seluruhnya dibawa ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri untuk diperiksa lebih lanjut. 

Banyak Dibaca:

“Memang ada beberapa barang, buku, dokumen yang disita, dibawa oleh Puslabfor. Nanti itu akan dirinci dengan persesuaian kejadian peristiwa ini,” ujar Budhi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (10/11/2025). 

Budhi menjelaskan, barang-barang tersebut akan dikembalikan apabila hasil pemeriksaan tidak menunjukkan keterkaitan dengan peristiwa ledakan di sekolah tersebut. 

“Apabila itu mendukung dalam suatu peristiwa ledakan di SMA 72, ini akan masuk dalam kriteria barang bukti. Tetapi apabila itu tidak menjadi asupan di dalam proses olah barang bukti, itu mungkin kami abaikan,” tutur dia.

Curhatan Emosional

Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menemukan sejumlah tulisan dan gambar di buku yang menunjukkan ekspresi emosional pelaku terhadap lingkungan sekitar.

“Dari hasil pemeriksaan awal, ada wujud rasa ketidaksukaan, rasa menyampaikan (kemarahan) tetapi tidak secara frontal. Menyampaikan dengan tulisan, gambaran-gambaran,” kata Budhi.

Menurut kepolisian, ungkapan tersebut menggambarkan akumulasi perasaan marah ABH yang disampaikan secara simbolik, bukan dalam bentuk tindakan langsung.

Budhi menegaskan, aksi yang dilakukan ABH tidak berkaitan dengan gerakan terorisme. 

“Nah itu (dugaan terorisme) yang harus kami luruskan ya. Kepada masyarakat memang terjadi di tempat ibadah, tetapi yang bersangkutan ini bukan anti-Islam,” tegasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved