Hukum Menggabungkan Puasa Tasua-Asyura dengan Puasa Qadha, Begini Penjelasan Buya Yahya
Bolehkah pelaksanaan puasa Taus-Asyura digabungkan dengan puasa qadha Ramadan? Bagaimana hukumnya? Begini keterangan Buya Yahya.
TRIBUNJKARTA.COM - Bagaimana hukum menggabungkan puasa Tasua-Asyura dengan puasa qadha? Simak penjelasan Buya Yahya.
Tanggal 9-10 Muharram 1446 H jatuh bertepatan pada 15-16 Juli 2024. Pada tanggal tersebut umat Islam dianjurkan melaksanakan puasa sunah Tasua dan Asyura.
Bagi kamu yang masih memiliki utang puasa Ramadhan, tentu wajib membayar utang puasa tersebut dengan puasa qadha.
Lantas, bagaimana hukumnya jika menggabungkan puasa Tasua-Asyura dengan puasa qadha Ramadhan, apakah boleh?
Hukum Menggabungkan Puasa Tasua dan Asyura dengan Puasa Qadha
Hukum boleh atau tidaknya menggabungkan puasa Muharram dengan puasa qadha sempat dibahas oleh Buya Yahya dalam kanal YouTube Al-Bahjah Tv.
Dalam video tersebut, Buya Yahya menjelaskan terkait hukum menggabungkan puasa qadha untuk membayar utang puasa dengan puasa sunah lain.
"Sunnah yang dikumpulkan dalam puasa boleh digabung, kalau shalat tidak.
Namun kalau puasa sunnah digabung dengan puasa fardhu tidak boleh," jelasnya.
Menggabung dua atau lebih puasa sunnah mendapatkan pahala sekaligus, sedangkan menggabung puasa wajib dengan sunnah tidak sah atau tidak boleh dilakukan.
Misalnya pada 10 muharam ada yang ingin sekaligus puasa Asyura dan qadha Ramadhan, tidak boleh demikian.
"Namun, jika ada yang ingin qadha Puasa Ramadhan pada tanggal 10 muharam, bayar saja utang tanggal 10 itu dengan niat bayar utang Ramadhan, sah," tutur Buya Yahya.

Adanya demikian, akan mendapatkan pahala qadha atau utang puasa terlunasi sekalian mendapatkan pahala puasa Asyura dan puasa Senin Kamis.
Namun, dalam pelaksanaannya tidak perlu memasukkan niat puasa sunnah, cukup niat qadha saja.
Selanjutnya, bagi wanita yang uzur atau sedang haid di tanggal 10 muharam namun ingin sekali mengerjakan Puasa Asyura maka bisa memanfaatkan waktu selama haid untuk berzikir atau shalawat kepada Allah SWT, karena diharamkan berpuasa dalam keadaan tidak suci.
"Kalau Anda memang sudah bercita-cita dari jauh-jauh hari, ber niat sungguh-sungguh ingin puasa 10 muharam dan Allah Maha Mengetahui, biarpun Anda dalam keadaan uzur, Anda sudah mendapatkan pahala," urainya.
Perbedaan Pendapat Para Ulama
Terkait hal ini, memang masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Melansir laman situs Nahdlatul Ulama, Imam Ar-Ramli (wafat 1004 H) dalam kitabnya Nihayatul Muhtaj menjelaskan tentang keabsahan menggabungkan dua niat puasa qadha dengan puasa sunnah.
وَلَوْ صَامَ فِي شَوَّالٍ قَضَاءً أَوْ نَذْرًا أَوْ غَيْرَهُمَا أَوْ فِي نَحْوِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ حَصَلَ لَهُ ثَوَابُ تَطَوُّعِهَا كَمَا أَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ - رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى - تَبَعًا لِلْبَارِزِيِّ وَالْأَصْفُونِيِّ وَالنَّاشِرِيِّ وَالْفَقِيهِ عَلِيِّ بْنِ صَالِحٍ الْحَضْرَمِيِّ وَغَيْرِهِمْ
Artinya: "Kalau seorang puasa qadha atau nadzar di hari Asyura, maka dia mendapatkan pahala puasa sunnah Asyuranya juga, sebagaimana fatwa ayah kami (Sayamsudin Ar-Ramli) mengikuti fatwanya Al-Barizi, Al-Asfuni, An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Shalih Al-Hadrami dan selainnya." (Syihabbuddin ar-Ramli, Nihayatul Mujtaj [Bairut, Darul Fikr: 1984 H] juz III halaman 208).
Sementara itu, ulama lain berpendapat menggabungkan puasa qadha Ramadhan dengan puasa Tasua dan Asyura hukumnya tidak sah.
Imam Abdurrahman Baálawi (wafat 1320 H) dalam kitabnya, Bugyatul Mustarsyidin fi Talkhish Fatawa Ba'dh al-Aimmah al-Muta-akhkhirin.
ظاهر حديث : "وأتبعه ستاً من شوّال" وغيره من الأحاديث عدم حصول الست إذا نواها مع قضاء رمضان ، لكن صرح ابن حجر بحصول أصل الثواب لإكماله إذا نواها كغيرها من عرفة وعاشوراء
Artinya: "Dzahir hadits "kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal" dan hadits-hadits lainnya mengindikasikan tidak tercapainya kesunnahan puasa enam hari di bulan Syawal jika diniatkan bersamaan dengan niat qadha Ramadhan. Akan tetapi Ibnu Hajar menjelaskan tentang dihasilkannya pahala sunah karena ia telah dianggap telah menyelesaikannya, jika ia meniatkannya termasuk juga puasa sunah lainnya seperti puasa sunah Arafah, Asyura dan lain-lain"
Pendapat ini juga didukung oleh Imam Ramli:
قلت : واعتمد أبو مخرمة تبعاً للسمهودي عدم حصول واحد منهما إذا نواهما معاً ، كما لو نوى الظهر وسنتها ، بل رجح أبو مخرمة عدم صحة صوم الست لمن عليه قضاء رمضان مطلقاً
Artinya: "Aku berkata: "Imam Abu Makhramah mengikuti pendapat Imam as-Samanhudi memegang pendapat tidak tercapainya salah satu dari keduanya (kedua-duanya tidak sah) jika berniat dengan dua niat secara bersamaan. Sebagaimana seseorang yang berniat shalat dzhuhur sekaligus niat shalat sunahnya. Bahkan, beliau menegaskan tidak sah seseorang puasa sunah Syawal sementara ia masih memiliki tanggungan puasa qadha Ramadhan." (Sayyid 'Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin Umar Ba 'Alawi al-Hadhrami [Bairut, Darul kutub ilmiyah: 2012], halaman 235).
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Curhat Warga Muara Angke ke Polisi: Narkoba Meresahkan hingga Usulan Minta Pasang CCTV |
![]() |
---|
Momen Menyentuh Ivan Gunawan Dapat Hidayah Tembus Batas Kemustahilan, Ceritanya Bikin Terinspirasi |
![]() |
---|
Uji Coba Car Free Night Batal Digelar, Begini Respons DPRD DKI Jakarta |
![]() |
---|
Drama Car Free Night Jakarta: Acara Dibatalkan, Panggung Hiburan Tetap Berdiri Gagah di Bundaran HI |
![]() |
---|
Pemprov DKI Batalkan Jakarta Muharram Festival 2025, Uji Coba Car Free Night Gagal? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.