Berita Unik

Selain Kopi Luwak, 3 Minuman Ini Juga Dibuat dari Kotoran Hewan, Berani Coba?

Siapa bilang cuma kopi luwak minuman yang terbuat dari kotoran hewan, berikut ini daftar minuman yang dibuat dari kotoran hewan. Pernah coba?

Editor: Muji Lestari
Istimewa via Kompas.com
Kopi Luwak. Selain kopi luwak, 3 minuman ini juga terbuat dari kotoran hewan 

TRIBUNJAKARTA.COM - Bukan cuma kopi luwak, ternyata ada jenis minuman lain yang terbuat dari kotoran hewan. Pernah coba?

Beberapa jenis minuman memang memiliki cara pembuatan yang tidak biasa, seperti kopi luwak misalnya.

Proses pembuatan kopi luwak bermula ketika luwak memakan biji-biji kopi. Karena biji kopi memiliki kulit yang keras, sebagian dari biji tersebut ada yang keluar dari anus luwak dalam kondisi belum terurai menjadi kotoran.

Biji-biji kopi yang keluar bersama dengan kotoran tersebut kemudian dipungut dan dibersihkan sebelum kemudian diolah menjadi bahan baku kopi luwak.

Selain kopi luwak, terdapat beberapa minuman yang sengaja dibuat dari kotoran hewan. Berikut daftarnya:

Kopi dan Bir Gajah

Ilustrasi gajah
Ilustrasi gajah (TRIBUNNEWS.COM)

Penduduk di Thailand memanfaatkan gajah untuk membuat kopi. Sama seperti luwak, kopi gajah juga didapatkan dari biji-biji kopi yang dimakan gajah dan kemudia dikeluarkan bersama dengan kotorannya.

Kopi gajah ini dipasarkan dengan nama kopi Gading Hitam (Black Ivory). Satu cangkir kopi ini bisa memiliki harga jual mencapai lebih dari 600 ribu rupiah. Menurut produsennya, kopi gajah memiliki rasa yang khas karena kopi ini sudah terpapar oleh asam lambung gajah.

Mereka juga menjelaskan kalau saat berada dalam saluran pencernaan gajah, biji-biji kopi tersebut turut bercampur dengan aneka macam buah dan kayu manis yang pernah dikonsumsi oleh gajah.

Kopi bukanlah satu-satunya minuman manusia yang berasal dari kotoran gajah. Pada tahun 2013, perusahaan miras Jepang yang bernama Sankt Gallen menjual bir hitam yang bahan bakunya berasal dari biji-biji kopi yang dikeluarkan oleh gajah. Setelah dipungut dan dibersihkan, biji-biji tersebut lalu disuling dan diolah hingga menjadi bir.

Bir tersebut dijual dengan nama Un, Kono Kuro. Seperti halnya kopi gajah, bir gajah ini juga memiliki harga jual yang mahal karena dari setiap 33 kilogram biji kopi yang dimakan oleh gajah, hanya 1 kilogramnya yang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi bir.

Meskipun begitu, karena bir ini tergolong unik dan langka, bir ini tetap laku keras dan kerap ludes terjual.

Teh Pupuk Panda

Panda
Panda

Panda ternyata juga bisa menghasilkan minuman yang bisa dikonsumsi oleh manusia, namun dengan proses pembuatan yang berbeda dari minuman-minuman yang sudah kita lihat sebelumnya. Mula-mula, panda akan memakan bambu dan kemudian mengeluarkan sisa-sisa bambu yang tidak tercerna dalam wujud kotoran.

Kotoran tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk yang bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman teh. Menurut klaim profesor An Shi dari Universitas Sichuan, teh yang diberi pupuk kotoran panda bakal memiliki khasiat mencegah kanker karena bambu memiliki komponen pencegah kanker.

Panda sendiri hanya menyerap 30 persen dari bambu yang dimakannya, sementara 70 persen sisanya dikeluarkan dalam wujud kotoran. Atas dasar itulah, An Shi mengklaim bahwa teh yang dipupuk dengan kotoran panda bakal ikut memiliki khasiat antikanker karena sudah menyerap senyawa-senyawa bambu dalam kotoran panda.

An Shi sendiri menganggap serius klaimnya tersebut sehingga ia mengajukan klaim hak paten atas pupuk kotoran panda. Klaim hak patennya tersebut dikabulkan pada tahun 2011 sehingga ia bisa mengkomersialkan temuannya ini.

Meski demikian, tidak sedikit pihak-pihak yang meragukan klaim khasiat teh tersebut. Pasalnya tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa teh tersebut berkhasiat mencegah kanker.

Kopi Burung Jacu

Burung Jacu
Burung Jacu

Jacu adalah nama dari sejenis burung khas Brazil yang penampilannya menyerupai ayam hutan berbulu gelap. Dari burung inilah, manusia mendapatkan kopi yang harga jualnya tidak kalah mahal dibandingkan kopi luwak. Satu kilogram kopi jacu dikabarkan memiliki harga jual setara lebih dari 10 juta rupiah.

Kopi jacu sendiri ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani kopi asal Brazil yang bernama Henrique Sloper de Araujo. Pada awalnya ia memergoki burung-burung tersebut sedang memakan biji-biji kopi yang ada pada lahan perkebunannya.

Alih-alih merasa kesal dengan tindakan burung-burung tersebut, Araujo justru malah mendapatkan ide baru. Ia pernah mendengar proses pembuatan kopi luwak di mana biji-biji kopinya dimakan terlebih dahulu oleh luwak sebelum kemudian bijinya dipungut dari kotoran luwak.

Araujo lantas berpikir bahwa jika luwak bisa menghasilkan kopi yang enak dengan cara demikian, maka mungkin jacu juga bisa menghasilkan kopi dengan cara yang sama. Maka, Araujo pun kemudian membuntuti burung-burung tersebut sambil mengumpulkan biji-biji kopi yang teronggok dalam kotoran burung-burung tadi.

Araujo pertama kali menjual kopi jacu sejak tahun 2006. Ia mengklaim kalau kopi jacu sebagai salah satu kopi terbaik di dunia karena jacu hanya mau memakan biji-biji kopi berkualitas tinggi. Araujo turut menambahkan kalau kopi jacu memiliki rasa yang khas layaknya kacang karena selain memakan kopi, jacu juga memakan biji tanaman lain.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved