Anies Baswedan Punya Tongkat Cakra Bermakna Besar Bagi Pemegang Kekuasaan, Tongkat Diponegoro?
Anies Baswedan punya tongkat cakra yang bermakna besar bagi pemegang kekuasaan. Ada hubungan dengan Tongkat Diponegoro?
TRIBUNJAKARTA.COM - Anies Baswedan punya tongkat cakra hingga viral di media sosial.
Anies menjawab makna tongkat cakra itu serta hubungannya dengan tongkat Diponegoro.
Pasalnya, warganet bertanya kepada Mantan Gubernur Jakarta itu mengenai tongkat tersebut.
"Pak itu yang Tongkat Diponegoro ya, Keren!!," tulis akun @ruanggantii seperti dikutip TribunJakarta, Minggu (15/9/2024).
Anies lalu menanggapi pertanyaan itu. Ia mengunggah video melalui akun instagram pribadinya @aniesbaswedan.
"Tongkat Diponegoro?" tulis caption di akun instagramnya.
"Menjawab pertanyaan tongkat yang lagi viral," tulis Anies.
Anies mengungkapkan tongkat cakra yang dimilikinya dibuat oleh keturunan Panembahan Senopati.
Mantan Mendikbud itu menceritakan makna di balik tongkat cakra itu bagi pemegang kekuasaan.
Ia juga mengakui tongkat yang dimilikinya terinspirasi cakra Pangeran Diponegoro.
Namun, Anies memastikan tongkat itu sama sekali berbeda dengan cakra Pangeran Diponegoro.
Tidak hanya maknanya tapi juga bentuk dan fisik tongkat tersebut yang sangat berbeda.
"Cakra ini beda dengan cakra Pangeran Diponegoro, memang terinspirasi tapi beda bentuknya," kata Anies.

Tongkat itu terbuat dari cakra yang ada kaitannya dengan Pangeran Diponegoro.
"Lalu anak keturunannya membuat cakra yang terinsipirasi dari cakra Pangeran Diponegoro. Tapi ini sendiri bukan cakra Pangeran Diponegoro," katanya.
Anies menuturkan tongkat yang dimilikinya mempunyai panjang sekira 40-50 centimeter.
Setiap sisi tongkat tersebut memiliki makna tersendiri yang punya arti khusus. Terdapat pembeda dengan tongkat cakra Pangerang Diponegoro.
"Kemudian pembedanya adalah dibuatkan kaligrafi di sini (depan) ini dari asmaul husna Al Malik dan sampingnya, belakanganya Ar Rahman," ucap Anies.
Ada makna di balik kaligrafi yang diukir di tongkat cakra keturunan Panembahan Senopati.
Menurut Anies, pemegang kekuasaan harus memberikan kebaikan kepada semua orang dengan keberadaan tongkat tersebut.
"Katanya supaya pemegang kekuasaan digunakan kekuasaannya untuk memberikan rahman, memberikan rasa kasih, sayang, mencintai. Jadi ini yang saya terima waktu itu dari keturunan Panembahan Senopati di Kotagede, di Jogja," katanya
Selain itu, Anies menyampaikan tongkat yang dimilikinya berwarna hitam yang dibuat oleh keturunan Panembahan Senopati.
Anies mengaku mendapatkan tongkat itu saat ziarah di pemakaman Panembahan Senopati.
Ketika itu dirinya diberikan hadiah tersebut dari keturunan Panembahan Senopati.
Viral Tongkat Diponegoro
Diketahui, Anies Baswedan juga sempat viral di media sosial ketika menjabat sebagai Mendikbud.
Saat itu, ia menggantikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Tongkat Pusaka Kanjeng Kiai Tjokro atau Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro.
Anies Baswedan menceritakan bagaimana dirinya bisa menerima Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro dalam acara di sebuah stasiun televisi swasta baru-baru ini.
Penyerahan Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro dilakukan pada saat pembukaan pameran seni rupa ”Aku Diponegoro” di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, Kamis (5/2/2015) silam.
Anies sendiri diketahui dilantik menjadi mendikbud pada 27 Oktober 2014 dan berakhir pada 27 Juli 2016.
Anies bercerita penyerahan tongkat Cakra Pangeran Diponegoro berawal saat dirinya menerima kedatangan pihak kedutaan Belanda dan menyampaikan bahwa tongkat Cakra Pangeran Diponegoro akan dikembalikan kepada Indonesia.
Anies mengaku saat itu dirinya baru bertugas menjadi Mendikbud. Namun, penyerahan barang tersebut harus dijaga kerhasiaannya mulai dari tempat, waktu, dan lainnya mengingat barang tersebut begitu berharga.
Terlebih, banyak orang yang mencoba memburu barang tak ternilai harganya itu.
Setelah menerima perwakilan kedutaan Belanda, Anies pun kemudian melaporkannya kepada Presiden Jokowi.
Anies saat itu melaporkan kepada Presiden Jokowi akan pengembalian tongkat Cakra Pangeran Diponegoro.
Kemudian barulah diatur proses penyerahannya hingga akhirnya penyerahan dilakukan dalam acara pameran seni rupa ”Aku Diponegoro” di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, Kamis (5/2/2015).
"Cavernya itu. Supaya ada event. Kemudian Cakra tadi di bawa Tang (perwakilan pihak Belanda), kita tidak tahu. Pemerintah Belanda (juga) tidak memberitahu kepada kita, penerbangan jam berapa? Kapan? Siapa pun tidak ada yang tahu,” kata Anies dalam tayangan yang ditonton Tribunnews.com, Rabu (21/6/2023).
Menurut Anies Baswedan, awalnya Presiden Jokowi akan hadir dalam acara penyerahan tongkat Cakra Pangeran Diponegoro tersebut di galeri nasional.
Namun, satu atau dua hari sebelum penyerahan, Presiden Jokowi ternyata ada acara ke Filipina.
Akhirnya acara yang semula harusnya dihadiri presiden, kemudian diwakilkan kepada Mendikbud yang saat itu dijabat Anies.
"Jadi saya mewakili presiden menerima Cakra, Artinya seizin presiden,” kata Anies.
Anies menegaskan tidak ada istilah menelikung Presiden di balik penyerahan Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro.
“Saya mewakili di situ. Dan ini biasa, ketika presiden tidak hadir menteri yang relevan hadir di situ,” ujarnya. (TribunJakarta/Wartakota/Tribunnews.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.