Penemuan 7 Jenazah di Kali Bekasi
Cerita Emak-emak Cari Kucing Malah Temukan Mayat Berjejer di Kali Bekasi, Terkuak Insiden Sabtu Pagi
Suciati terkejut saat mencari kucing malah menemukan jasad remaja telungkup di Kali Bekasi pada Minggu (22/9/2024). Terkuak insiden sabtu pagi.
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI - Suciati mengaku terkejut saat mencari kucing malah menemukan jasad remaja telungkup di Kali Bekasi pada Minggu (22/9/2024).
Terungkap pula insiden sehari sebelum penemuan mayat di Kali Bekasi, belakang Masjid Al Ikhlas Perumahan Pondok Gede Permai RT. 004/RW.008, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi.
Suciati merupakan saksi mata pertama kali yang menemukan jasad remaja di Kali Bekasi.
"Jadi saya tuh terbiasa beriktivitas di pinggir kali tersebut setiap pagi dan sore, saya memberikan kucing-kucing di area kali, saya tahu betul kali itu," kata Suciati dikutip TribunJakarta.com dari Youtube Sindo TV, Senin (23/9/2024).
Suciati mengaku penasaran bila ada sesuatu yang mencurigakan.
Pada Sabtu (21/9/2024) sore, Suciati bercerita banyak anak yang mandi di tempat tersebut. Ia tidak melihat ada benda apapun di kali tersebut.
Kemudian pada Minggu (22/9/2024) pagi, Suciati mencari kucing yang semalaman tidak pulang.
Ia lalu melihat sesuatu yang aneh sekira pukul 05.45 WIB.
"Saya memastikan itu benar manusia atau bukan, saya mendekat ke pinggir kali," kata Suciati.
Ia lalu memanggil pria yang sedang berolahraga untuk memastikan jasad atau bukan.
Suciati menyaksikan ada satu mayat menghadap ke arah timur.

Di samping mayat juga terdapat sosok lainnya. Tetapi, Suciati awalnya tidak bisa memastikan temuan jasad itu.
Ia hanya bisa memastikan satu jenazah karena terlihat tangan dan wajah.
"Saya memastikan apa orang atau manekin saya panggil bapak-bapak yang sedang melihat," katanya.
Pria tersebut, kata Suciati, tidak berani turun tetapi menginformasikan melihat jenazah. Akhirnya, Suciati memanggil tetangganya yang langsung turun ke Kali Bekasi.
Ternyata benar yang dilihat Suciati, sosok tersebut adalah jasad.
Tetangganya saat itu menemukan dua jenazah. Pas mau berbalik kaget ada tiga lagi tertelungkup berjejeran.
"Kali itu tidak ada yang menonjol, aliran kali, anak-anal terbiasa main di situ. Tidak ada benda apalagi di tengah, posisi yang airnya dangkal jadi seperti nyangkut, karena terlihat bentuk tangan dan wajah," imbuhnya.
Suciati lalu mengungkapkan adanya insiden pada Sabtu (21/9/2024) pagi. Dimana, polisi menangkap remaja sekira pukul 06.00 WIB.
"Ada enam orang yang pagi itu dibawa polisi saya juga kurang tahu anak-anak mau tawuran atau membegal. Saya tidak lihat senjata hanya sepada motor yang diamankan, ada enam orang remaja, sehari sebelumnya," katanya.
Saksi Mata Lain
Ariel, nama pria itu, mengaku sempat melihat sekitar 20 remaja turun ke kali pada Sabtu (21/9/2024) dini hari sekira pukul 03.00 WIB.
Dikutip Warta Kota dari laman facebook TribunBekasi, Ariel mengaku para remaja itu sempat berlari dari kejaran sesuatu bahkan ada yang tidak memakai alas kaki.
Menurut dia kondisi para remaja tersebut juga sudah dalam keadaan basah.
Beberapa remaja juga sempat bertanya kepadanya di mana jalan keluar dari kali tersebut.
“Mereka nanya jalan keluar, terus saya menunjukan arah jalan raya,” bebernya.
Saat itu, Ariel menduga 20 remaja tersebut ialah terduga tawuran yang tengah dikejar polisi.
Namun wajah mereka bagi Ariel cukup asing sehingga dia menduga mereka bukan warga sekitar.
Sedangkan, Tim Patroli Perintis Presisi (TP3) mengamankan 22 orang pemuda serta 30 motor satu hari sebelum tujuh mayat ditemukan mengambang di Kali Bekasi Jatiasih.
“22 orang yang diamankan. Motornya ada 30," kata Kapolsek Rawalumbu Kompol Sukadi, ketika dikonfirmasi pada Minggu (22/9/2024).
Kronologi bermula saat tim patroli mendatangi tempat para pemuda yang berkumpul dini hari di sebuah bedeng atau warung kelontong (kini dipasang garis polisi).
Sukadi menyebut pemuda-pemuda tersebut bagian dari genk sedang berencana melakukan aksi tawuran.
“Ada mungkin sekitar 60 orang karena motor yang diamankan ada 30 jadi biasa mereka ini berboncengan,” urainya.
Begitu TP3 datang menggunakan rotator, pemuda-pemuda tersebut kocar-kacir hingga akhirnya tujuh di antaranya melompat ke dalam Kali Bekasi.
“Karena takut, segala macam dia loncat untuk menyelamatkan diri,” kata Kapolsek Rawalumbu.
Menurutnya situasi di bedeng tersebut sangat gelap sehingga TP3 kemungkinan tidak melihat ada yang melompat ke Kali Bekasi.
Diduga tempat pemuda melompat ke Kali Bekasi memiliki tingkat kedalaman mencapai 8 meter lebih.
Sukadi menuturkan kasus ini sudah dilimpahkan ke Polres Metro Bekasi Kota berikut 22 pemuda dan 30 motor.
Dari sejumlah pemuda yang diamankan hanya tiga yang ditetapkan sebagai terangka setelah kedapatan memegang sajam.
“Senjata tajam ditemukan enam tapi hanya tiga tersangka yang lain tidak ada yang mengakui,” imbuhnya.
Kapolsek Rawalumbu Kompol Sukadi menuturkan sehari sebelum kasus temuan itu Tim Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Bekasi Kota melakukan upaya pencegahan tawuran.
Setelah dilakukan patroli, ditemukan puluhan pemuda yang sedang berkumpul Sabtu (21/9/2024) dini hari di sebuah bedeng.
Tempat tersebut sangat gelap berada di dekat Kali Bekasi, Jalan Cipendawa, Bojong Menteng, Rawalumbu.
“Memang tujuannya itu adalah untuk tawuran, akhirnya pada kabur ke belakang rumah bedeng itu, bangunan bedeng itu adalah kali. Yang warung dipasang garis polisi,” kata Sukadi dikonfirmasi, Minggu (22/9/2024).
Sukadi mensinyalir pemuda-pemuda yang berkumpul tersebut merupakan kawanan geng motor yang niatnya melakukan sesuatu hal negatif.
“Itu antar geng ya antar kelompok lah, ada yang mengatasnamakan kelompok a atau kelompok b,” kata Kapolsek Rawalumbu.
Hingga setelah digrebek oleh Anggota TP3, para pemuda yang berjumlah lebih kurang 60 orang kocar-kacir melarikan diri.
Sebagian berhasil ditangkap berjumlah 22 orang, 30 motor dan sejumlah sajam diamankan petugas kepolisian.
Menurutnya, tidak semua pemuda yang berkumpul di bedeng tersebut saling mengenal.
“Bisanya mereka masing-masing ada yang bawa teman padahal belum pernah kenal, jadi dari 22 orang diamankan tidak semua saling kenal menyeluruh,” ungkapnya.
Kompol Sukadi menuturkan bahwa kejadian tawuran di daerah Rawalumbu belakang ini sudah banya berkurang.
“Kalau dulu bisa tiga malem sekali, tapi sekarang udah mulai jarang sebetulnya ini. Bisa seminggu sekali, kadang dua Minggu sekali. Biasanya baru persiapan mau tawuran, polisi datang, akhirnya bubar gitu,” tukasnya.
Saksi A (40) di lokasi kejadian lompatnya tujuh jasad menuturkan dirinya sempat melihat ada beberapa motor di dekat bedeng pada Sabtu (21/9/2024).
A merupakan pencari rumput yang sehari-hari berada di lokasi untuk mencari pakan domba.
Tidak hanya motor sejumlah motor yang ia lihat tetapi juga sandal milik pemuda.
Namun tidak lama kemudian kendaraan roda dua berikut sandal tersebut diamankan oleh petugas.
RS Polri Identifikasi
Tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi, Kota Bekasi masih berada di Instalasi Forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko mengatakan pihaknya masih berupaya mengidentifikasi jenazah dengan pencocokan data antemortem dengan postmortem.
"Belum (teridentifikasi)," kata Hery saat dikonfirmasi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (23/9/2024).
Dalam proses identifikasi ini, RS Polri Kramat Jati sudah membuka posko antemortem bagi pihak keluarga untuk menyerahkan data pembanding kepada Tim DVI RS Polri Kramat Jati.
Data pembanding identifikasi meliputi sidik jari korban semasa hidup yang ada pada dokumen seperti ijazah, kartu keluarga, sampel DNA dari keluarga inti, data rekam medis gigi korban.
Data pembanding sidik jari, DNA, dan rekam medis gigi korban semasa hidup tersebut lalu dicocokan dengan data postmortem dari jenazah korban yang diambil Tim DVI.
"Nanti akan kita cocokkan data antarmortem meliputi medis, gigi, sidik jari, DNA, kemudian properti. Dari situlah kita akan cocokkan dengan data posmortem," ujar Hery, Minggu (22/9/2024).
Sementara data properti medis meliputi pakaian atau aksesoris yang terakhir dikenakan korban saat kejadian, data pembanding ini kemudian dicocokan dengan data postmortem.
Bila hasilnya cocok maka jenazah korban yang berada pada Posko Postmortem di ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati dapat dinyatakan teridentifikasi secara medis.
"Semakin banyak data yang ditemukan, semakin cepat kita bisa membandingkan. Ada dua kriteria namanya primer identifier dan secondary identifier. Primer sidik jari, gigi, DNA," tutur Hery. (TribunJakarta.com/Tribunnews.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.