Viral di Media Sosial

Fakta di Balik Video Viral Anak Muntah Darah Tak Dilayani di RS Sumsel, Keluarga Tolak Ditangani?

Video yang memperlihatkan pasien anak disebut tidak dilayani Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaradua Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan

Tangkapan layar di Instagram dan TikTok
Pasien anak disebut tidak dilayani Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaradua Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel), viral di media sosial. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sebuah video yang memperlihatkan pasien anak disebut tidak dilayani Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaradua Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel), viral di media sosial

Tampak di video, anak perempuan menangis saat meminta tenaga medis memberikan pertolongan kepada adik laki-lakinya yang kritis. 

Anak tersebut hanya terbaring di tempat tidur dikelilingi keluarganya. 

Hidung anak itu bahkan tampak mengeluarkan darah.

"Kami meminta bantuan kepada rumah sakit ini. Tapi tidak ada yang memberikan bantuan," ungkap perempuan itu sambil membersihkan darah dari hidung anak tersebut. 
Perempuan itu juga mengatakan tidak ada satupun perawat atau dokter yang menolong. 

Dia mengeklaim hanya keluarganya yang berada di RSUD tersebut. 

Dia juga memperlihatkan suasana RSUD yang sepi.

Penjelasan rumah sakit 

Sekretaris Subbagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan OKU Selatan, Meiliasari buka suara terkait video viral tersebut.  

Pihaknya mengungkapkan, kejadian dalam video tersebut terjadi pada Selasa (1/10/2024) pukul 00.30 WIB. 

"Memang benar pasien datang ke RSUD Muaradua pada pukul 00.30 dari rujukan Klinik Ismadana," kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (2/10/2024). 

Meiliasari menuturkan, keluarga pasien kemudian membawa anak laki-laki tersebut masuk ke ruang UGD. 

Pasien lalu menjalani perawatan bersama dokter dan perawat. 

Dokter lalu menyarankan pasien yang muntah darah untuk mendapatkan rujukan ke RSUD Baturaja di Kabupaten Ogan Komering Ulu menggunakan Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) karena saat itu sudah malam. 

Dokter memberitahu keluarga pasien mengenai proses rujukan akan sedikit lama. 

Dokter pun menanyakan apa keluarga pasien memiliki kenalan di rumah sakit tujuan yang dapat membantu proses rujukan diterima lebih cepat. 

Namun saat pasien akan dipasang infus dan oksigen, keluarga menolak tindakan tersebut. 

Mereka ingin pasien cepat ditangani sehingga menolak rujukan dengan sistem tersebut.

"Karena mereka mendengar sistem rujukan bersifat menunggu. Tidak bisa cepat," ujar Meiliasari. 

Usai menolak diinfus, keluarga membawa anak laki-laki itu keluar UGD. 

Situasi saat mereka berada di selasar rumah sakit untuk menunggu kendaraan jemputan itulah yang direkam dan dibagikan ke media sosial. 

Saat itu, keluarga pasien dalam keadaan marah-marah. 

Tenaga medis menjadi tidak berani mengadang mereka. 

Meiliasari menambahkan, keluarga pasien kemudian langsung pergi sendiri ke RSUD Baturaja. 

Namun kabarnya, pasien sekarang kembali dirujuk RSUD Baturaja untuk ditangani rumah sakit lain di Lampung.

Pemda OKU Selatan minta maaf 

Menindaklanjuti video viral di media sosial tersebut, Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten OKU Selatan, M. Rahmattullah langsung melakukan rapat internal terkait pelayanan RSUD Muaradua. 

Rapat itu dilakukan bersama Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Joni Rafles, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Sekretaris Inspektorat, 

Sekretaris BKPSDM, dan jajaran RSUD Muaradua pada Selasa (01/10/2024). 

Mewakili Pemda Kabupaten OKU Selatan, Rahmattullah menyampaikan permohonan maaf. 

Pihaknya telah mengambil langkah-langkah responsif terkait kejadian tersebut yang dinilai mencoreng citra baik Pemda OKU Selatan dan RSUD Muaradua. 

“Kami Pemerintah Daerah Kabupaten OKU Selatan memohon maaf kepada keluarga pasien dan masyarakat atas video yang beredar terkait pelayanan kesehatan di RSUD Muaradua. Tentu ini menjadi perhatian dan apabila benar ada pelanggaran akan diberikan sanksi,” ujar Rahmattullah.

Dia juga menginstruksikan inspektorat, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPKSDM), dan Dinas Kesehatan untuk memeriksa jajaran RSUD Muaradua terkait kronologi. 

Instansi tersebut akan memberikan sanksi kepada RSUD Muaradua apabila terindikasi ada pelanggaran prosedur pelayanan kesehatan di sana. 

Rahmattullah juga menyayangkan kejadian tersebut. 

Hal itu akan menjadi introspeksi Pemda OKU Selatan dalam membenahi pelayanan kesehatan RSUD Muaradua agar menjadi lebih baik. (Kompas)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved