'Jumat Berduka' Majelis Ormas Islam Kembali Geruduk Kedubes AS, Protes Serangan di Gaza

Majelis Ormas Islam (MOI) bersama massa dari berbagai elemen masyarakat kembali menggeruduk Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada Jumat (25/1

Elga Hikari Putra/Tribunjakarta.com
Majelis Ormas Islam (MOI) bersama massa dari berbagai elemen masyarakat kembali menggeruduk Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada Jumat (25/10/2024). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Majelis Ormas Islam (MOI) bersama massa dari berbagai elemen masyarakat kembali menggeruduk Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada Jumat (25/10/2024).

Dalam aksi damai bertajuk "Jumat Berduka" ini merupakan bentuk protes atas eskalasi serangan Israel di Gaza Utara.

"Aksi ini kami gelar untuk menyuarakan kemarahan dan duka cita atas terus berlangsungnya genosida di Gaza, Palestina, ujar salah satu pimpinan MOI yang juga Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Zaitun Rasmin di lokasi aksi.

Terlebih, kata dia, dalam dua pekan terakhir menjadi puncak genosida yang digencarkan zionis di Gaza Utara, khususnya Jabalia.

"Di mana di sana puluhan ribu warga Palestina dibunuh, disiksa, diculik, dan diusir secara brutal dan biadab," ujarnya.

Selain unjuk rasa, MOI juga menggelar aksi Twitmob dengan mengangkat hashtag #JabaliaGenocide yang menjadi trending topik Twitter per tanggal 25 Oktober 2024. 

Twitmob tersebut diramaikan oleh ribuan warganet yang juga menyuarakan simpati kepada Palestina dan kecaman terhadap genosida oleh Israel.

Aksi yang digelar MOI ini sekaligus untuk memperingati Resolusi Jihad yang diperingati pada Hari Santri 22 Oktober, juga peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, serta peringatan Hari Pahlawan pada 10 November. 

"Kami menyadari sepenuhnya sejarah panjang bangsa Indonesia melawan segala bentuk penjajahan yang mencekik kehidupan manusia. Kami menyadari sepenuhnya bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa, dan bahwa sesungguhnya melawan penjajahan adalah hak seluruh manusia merdeka," tegas Zaitun Rasmin.

Selain mengingatkan komunitas internasional untuk mencegah terjadinya Nakbah kedua di Palestina, massa aksi juga mengutuk Amerika Serikat yang dianggap sebagai pelaku genosida dan sponsor terorisme Zionis. 

"Amerika Serikat harus menyadari bahwa mendukung genosida akan menjadi celaka dan petaka yang berbalik untuk Amerika sendiri, karena membiarkan genosida bahkan mendanai genosida sama saja menjadi pelaku genosida," ujar Zaitun Rasmin.

Para peserta aksi juga menyuarakan kekecewaan terhadap pemerintah Mesir dan Yordania, juga banyak negara Arab lainnya yang dianggap tidak serius menghentikan genosida, bahkan terlibat dalam membantu Israel untuk melanjutkan genosidanya. 

"Kami menuntut negara-negara di dunia Arab dan dunia Islam agar segera memutus hubungan diplomatik dengan Israel, serta bentuk hubungan dan kerja sama lainnya dengan penjajah Zionis," tegas Zaitun Rasmin.

MOI juga mengungkap adanya banyak negara yang membiarkan warganya menjadi pasukan bayaran membantu serangan Israel di Palestina, khususnya India, Inggris, Jerman, Prancis, Rusia, Australia, Belanda, Belgia, Italia.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved