Kabar Artis

'Senyum, Jangan Nangis' Sang Istri Semangati Pesulap Pak Tarno, Rp 100 Juta Lenyap Ulah Eks Manajer

Kondisi emosional Pak Tarno kerap tak terbendung. Ia kerap menangis bila ada orang yang berikan dukungan. Kisah kelam Pak Tarno ditipu eks manajer.

"Kita yang bentengin, saya jadi membuat legal notaris sebagai manajernya Pak Tarno tapi saya tidak mau dibilang manajer Pak Tarno. Asistennya saja, sahabat Master Tarno," pungkasnya.

Terpaksa Jualan Mainan

Kolase Foto Pesulap Pak Tarno dan istrinya Dewi di kediamannya di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (28/10/2024) siang.
Kolase Foto Pesulap Pak Tarno dan istrinya Dewi di kediamannya di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (28/10/2024) siang. (Kolase Foto Tribun Jakarta)

Kini untuk bertahan hidup, Pak Tarno sampai harus berjualan mainan di sekolah-sekolah sekitar Jakarta Utara.

Saat ditemui di kediamannya, Pak Tarno tampak duduk lemas di atas kursi roda ketika menerima tamu dari Sunter itu.

Sesekali ia juga menangis karena merasa masih ada orang yang begitu perhatian terhadapnya.

Ketika itu, Pak Tarno kedatangan beberapa karyawan toko handphone dari Sunter yang sengaja datang untuk memberikan santunan kepadanya.

Tangis Pak Tarno memuncak ketika karyawan toko handphone itu memberikan segepok uang tunai pecahan Rp 100.000 kepada dia.

Dengan rasa syukur tak ternilai, Pak Tarno menangis seraya memasukkan segepok uang itu ke kantung bajunya.

Ia kemudian bersiap menuju ke rumah YouTuber Atta Halilintar.

Pak Tarno dipanggil Atta Halilintar untuk hadir dalam kontennya.

Segala persiapan Pak Tarno sebelum berangkat dipersiapkan oleh Dewi, salah seorang istrinya.

Dewi tampak tekun menemani Pak Tarno, duduk di sampingnya sembari membantu menjelaskan apa yang dikatakan Pak Tarno kepada TribunJakarta.com.

Pak Tarno kini tak seterkenal dulu. Beberapa tahun lalu, dalam sebulan ia bisa menerima puluhan job sulap di berbagai tempat.

Namun, di masa senjanya kini, Pak Tarno yang sudah tak berdaya karena penyakitnya tak lagi menerima banyak panggilan untuk menghibur masyarakat.

Karena itu, Pak Tarno terpaksa bertahan hidup dengan berjualan mainan di sekolah-sekolah di sekitaran Jakarta Utara.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved