Pilkada DKI 2024

Setelah Terseret Polemik LSI-Poltracking, Surveinya Beda dengan Litbang Kompas: PPI Keluar Persepi

Kini, PPI memutuskan keluar dari Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), dengan alasan internal.

Instagram @adiprayitno.official
Adi Prayitno 

Namun, secara waktu, PPI justru lebih dekat dengan Litbang Kompas.

Litbang Kompas melakukan survei Pilkada Jakarta pada 20-25 Oktober 2024.

Temuan Litbang Kompas, elektabilitas paslon nomor 3, Parmono Anung-Rano Karno berhasil mengungguli paslon nomor 1, Ridwan Kamil (RK)-Suswono.

Angka keterpilihan Pramono-Rano mencapai 38,3 persen, sedangkan RK-Suswono sedikit di bawahnya, yakni 34,6 persen. Paslon nomor 2, Dharma Pongrekun-Kun Kun Wardana Abyoto hanya mendapat elektabilitas 3,3 persen.

Sementara itu, pemilih Jakarta yang belum menentukan pilihan angkanya cukup besar, mencapai 23,8 persen.

Berbeda dengan Litbang Kompas, hasil survei PPI yang dirilis lebih dulu, Selasa (29/10/2024), menunjukkan keunggulan paslon RK-Suswono.

Elektabilitas RK-Suswono mencapai 47,8 persen, sedangkan Pramono-Rano 38,0 persen dan Dharma-Kun 4,3 persen.

Responden yang tidak tahu atau tidak jawab sebesar 9,9 persen.

Perbedaan besar temuan Litbang Kompas dengan PPI ada pada elektabilitas RK-Suswono dan responden yang tidak menjawab. Sementara untuk elektabilitas Pramono-Rano dan Dharma-Kun cenderung sama angkanya.

Elektabilitas RK-Suswono versi Litbang Kompas hanya 34,6 persen sedangkan versi PPI mencapai 47,8 persen. Selisih mencapai 13,2 persen.

Untuk responden yang tidak menjawab versi Litbang Kompas mencapai 23,8 persen, sedangkan versi PPI hanya 9,9 persen. Perbedaannya 13,9 persen.

Keluar dari Persepi

PPI pun keluar dari Persepi. 

Direktur Eksekutif PPI, Adi Prayitno, memastikan PPI keluar dari Persepi karena alasan internal organisasi, tidak terpengaruh hal lain di luarnya.

"Iya benar mundur. Alasan internal organisasi PPI. Gak ada hubungan dengan urusan lain," jelas Adi kepada TribunJakarta, Jumat (8/11/2024).

Adi juga menunjukkan surat bernomor 11/SKL/PBT/XI/2024 tentang pengunduran diri PPI dari Persepi.

Di situ tercantum dua alasan. Pertama, restrukturisasi kepengurusan PPI, dan kedua, evaluasi dan konsolidasi internal arah kebijakan PPI ke depan.

Adi punenggan menanggapi saat disinggung soal beda hasil survei PPI dengan Litbang Kompas.

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved