Menteri Komdigi Meutya Hafid: Cilincing Jadi Salah Satu Wilayah dengan Transaksi Judol Paling Tinggi
Kecamatan Cilincing di Jakarta Utara, menjadi salah satu wilayah di Jakarta yang memiliki transaksi judi online paling tinggi.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Menurut salah seorang ibu rumah tangga Nur Afifah, kehidupan rumah tangganya memburuk setelah sang suami terjerat judi online.
"Suami saya sendiri ditahan gara-gara judi online, handphone, TV, semua habis sampai ditagih utang," katanya di hadapan sang menteri.
Akibat jeratan judo online, suami Nur Afifah mulai banyak menumpuk utang yang akhirnya tak lagi sanggup dibayarkan.
Yang mirisnya lagi, tagihan utang itu semuanya atas nama Nur Afifah.
"Jadi pakai nama saya bu, saya yang nanggung malu, aib. Sampai sekarang putus kerja, dikeluarin dari kerjaan, dulu punya gaji, sekarang nggak punya," tangisnya.
Pertengkaran hebat pun kerap terjadi hingga seorang ibu rumah tangga terpaksa bercerai karena sang suami terlilit pinjaman online untuk berjudi.
Ini lah yang diungkapkan ibu rumah tangga lainnya, Puspita.
Sama seperti Nur Afifah, data pribadi Puspita dipergunakan suaminya untuk berutang pascakalah judi online.
Puspita menangis ketika kini harus menanggung semua utang-utang suaminya yang terjerat judol.
"Lama-lama menafkahi keluarga seenaknya. Terus ujung-ujungnya pinjol, data saya yang dipakai, jadi saya yang dikejar debt collector," keluh Puspita.
Meutya Hafid lantas turut bersedih saat mendengar cerita dari para ibu rumah tangga itu.
Meutya menyebut bahwa praktik judi daring memang telah merambah ke berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial.
Tak hanya orang dewasa, pelajar dan 80 ribu anak di bawah umur 10 tahun pun tercatat terlibat dalam praktik judi daring.
Mantan anggota DPR ini meminta warga untuk saling mengingatkan, karena secanggih apa pun alat pencegahan tidak akan berhasil tanpa peran serta dari masyarakat.
"Ini kan judi online, pinjaman online ini kan sampai ke ranah, masuk di kamar, di ruang sangat privat. Jadi mau tidak mau kita harus melibatkan masyarakat, khususnya ibu-ibu. Toh ibu rumah tangga ini yang paling banyak juga merasakan," kata Meutya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.