Viral di Media Sosial
Alasan Ayah Siswa SMA Diam Saja saat Anaknya Dipaksa Sujud dan Gonggong oleh Pengusaha di Surabaya
Akhirnya terungkap alasan ayah dari siswa SMA berinsial E (15), hanya diam saja saat anaknya dipaksa bersujud dan menggonggong oleh pengusaha.
TRIBUNJAKARTA.COM - Akhirnya terungkap alasan ayah dari siswa SMA berinsial E (15), hanya diam saja saat anaknya dipaksa bersujud dan menggonggong oleh pengusaha asal Surabaya bernama Ivan Sugianto.
Hal tersebut diungkapkan sendiri oleh ibunda E, Ira Maria saat hadir sebagai narasumber di Apa Kabar Indonesia tv One, pada Rabu (13/11/2024).
Sambil menangis, Ira mengaku di hari kejadian dirinya datang duluan ke sekolah E dibanding suaminya.
Saat itu sekolah E didatangi oleh segerombolan orang suruhan Ivan, mereka mencari dan menyeret remaja tersebut ke luar sekolah.
Ivan yang merupakan orangtua dari siswa berinisial AL, merasa tak senang karena anaknya diejek oleh E.
Diketahui AL dan E berasal dari sekolah yang berbeda.
Merasa ketakutan, Ira akhirnya meminta suaminya untuk datang ke sekolah E.
Ira lalu berpesan kepada suaminya tersebut untuk tenang dan bersabar, dengan harapan permasalahan antara E dan AL dapat diselesaikan secara baik-baiik.
Namun dugaan Ira salah. Ivan rupanya memilih untuk bertindak arogan.

"Karena saat itu seperti yang di video saya sebagai mamanya membiarkan anak saya melakukan itu, karena saat itu pihak sana bilang akan menelepon papa AL (Ivan Sugianto) saya lalu menelepon suami saya," ucap Ira.
"Saya kemudian berpesan kepada suami saya, mereka membawa banyak orang jadi kamu yang sabar, selesaikan dengan baik-baik,"
"Kenapa kita diam? Karena saya berharap bisa diselesaikan dengan baik-baik tanpa kekerasan, tapi papa dari anak itu sudah emosi dan marah-marah," imbuhnya.
Ira dan suaminya mengaku memilih diam saja saat Ivan memaksa E untuk bersujud karena merasa khawatir anaknya mendapatkan kekerasan.
"Saat itu saya merasa takut dan khawatir kalau sampai anak saya diapa-apakan, saya saat itu yasudah biar selesai secara cepat," ucap Ira sambil terus menangis.
Polisi Buka Suara
Akhirnya Polda Jawa Timur buka suara memberikan keterangan soal penanganan kasus tersebut.
"Meluruskan pemberitaan yang simpang-siur di berbagai media digital terutama di media sosial, terkait dengan penanganan kasus di salah satu sekolah, bahkan melibatkan dua sekolah terkait dengan konflik anak-anak ini," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Polisi Dirmanto pada Rabu, 13 November 2024.
Sejak peristiwa itu terjadi pada 21 Oktober 2024, kata dia, Polrestabes Surabaya sudah melakukan langkah-langkah penyelidikan.
Pihak sekolah sudah didatangi dan beberapa orang dimintai keterangan.
"Termasuk pada saat itu juga melakukan klarifikasi kepada saudara berinisial I (Ivan Sugianto)," ujar Dirmanto.
Sebetulnya, lanjut dia, antara pihak Ivan dengan keluarga siswa yang dipaksa berlutut sudah terjadi perdamaian.
"Mereka saling memahami kesalahan masing-masing dan sudah saling memaafkan, bahkan mereka sudah mengunggah di konten-konten di berbagai media sosial [proses perdamaian itu]," jelas dia.
Namun, pihak SMK Gloria 2 Surabaya terus meminta Polrestabes Surabaya agar menindaklanjuti proses hukum atas aksi intimidatif IS tersebut.
"[Proses hukumnya] tetap berlanjut. Cuma sekali lagi, kita 'ultimum remedium' tadi. Ini menyangkut masa depan anak, jangan sampai anak terganggu gara-gara peristiwa ini," kata Dirmanto.s
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.