Rocky Gerung Anggap Jokowi Tak Matang Turun Gunung di Pilkada 2024: Masih Masuk Akal Prabowo
Rocky Gerung melihat ketidakmatangan politik Presiden ke-7 RI Jokowi turun gunung di Pilkada 2024. Berbeda dengan Presiden RI Prabowo Subianto.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Rocky Gerung melihat ketidakmatangan politik Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi turun gunung di Pilkada 2024.
Hal itu berbeda dengan Presiden RI Prabowo Subianto. Pasalnya, Jokowi tidak memiliki partai politik.
"Kalau Pak Prabowo yang berkampanye masih masuk akal. Karena, Prabowo ingin calon dari Gerindra terpilih. Walau secara etik tidak diperlukan karena beliau berkedudukan sebagai presiden," kata Rocky Gerung dikutip TribunJakarta dari akun Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (19/11/2024).
Namun, Rocky Gerung juga mengingatkan status Prabowo sebagai presiden yang memimpin seluruh rakyat Indonesia sehingga seharusnya tidak ikut dalam kampanye Pilkada.
"Mungkin semacam exception bahwa Prabowo juga merasa ini adalah bagian dari kepentingan koalisi itu karena itu mesti ikut mendorong kemenangan Ridwan Kamil," katanya.
Tetapi langkah Prabowo Subianto, kata Rocky Gerung, bila cawe-cawe di Pilkada maka bakal banyak kandidat yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akan meminta dukungan dari Ketum Gerindra.
"Kalau presiden kan dia mengganggu agenda negara atau menteri juga mengganggu agenda negara, Jadi biarkan saja mereka yang bersaing di situ diurus oleh lokal pemenangan masing-masing," kata Rocky Gerung.
Rocky lalu menyoroti aksi Jokowi yang memberikan dukungan kepada Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta.
Lalu, Jokowi juga berkampanye untuk pasangan nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
"Padahal ini cuman soal kecil aja itu kan juga menunjukkan ketidakmatangan Pak Jokowi," katanya.
Rocky menuturkan langkah Jokowi mendukung Ridwan Kamil dianggap sebagai tokoh sentral sehingga bisa menjadi vote getter pemilih di Jakarta.

"Munafiknya di situ tuh jadi bilang aja bahwa saya Joko Widodo mantan presiden menginginkan Ridwan kamil jadi Gubernur DKI karena dia yang paham tentang ibu kota dia yang mampu untuk membersihkan sungai-sungai yang penuh dengan MCK itu mestinya begitu ucapannya tuh," katanya.
"Walaupun orang tahu ya Ridwan Kamil diimpor sebetulnya hanya karena tukar tambah politik dengan Golkar di Jawa Barat. Alasan Jokowi itu tidak tidak berbasis pada semacam etika kepemimpinan yaitu seseorang yang barusan lengser itu sebaiknya merenung supaya dia bisa tahu apa sebetulnya yang dia berbuat baik dan apa yang masih dianggap buruk oleh rakyat," ungkapnya.
Rocky juga melihat dilema PKS di Pilkada Jakarta. Dimana, satu sisi kehadiran Jokowi sangan dibutuhkan oleh Ridwan Kamil.
Tetapi dari sisi konstituen PKS, kata Rocky, Jokowi merupakan figur yang tidak diinginkan. Meskipun PKS tetap membutuhkan dukungan Jokowi di Jakarta.
"Tetapi kepentingan strategis nya apa bukankah PKS menganggap dari awal bahwa Jokowi itu semacam penghalang dari politik atau ideologi politik PKS yang mesti dipikirkan jadi partai yang tumbuh secara ideologis mestinya konsisten di dalam garis ideologis kan PKS bukan partai pragmatis tuh," ungkapnya.
Jokowi Turun Gunung Demi Gibran
Sedangkan Peneliti dari Center for Strategic and Intenational Studies (CSIS) Nicky Fahrizal melihat upaya Presiden ke-7 RI Jokowi turun gunung pada Pilkada Jawa Tengah (Jateng) dan Pilkada Jakarta 2024 sebagai bagian dari persiapan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka maju pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2029.
"Kita enggak tahu apa yang akan terjadi di 2029 nanti, tapi yang jelas ini adalah feel preparation untuk 2029 seperti itu," ucap Nicky Fahrizal dikutip dari Kompas.com.
Nicky menyebut, bisa jadi, Gibran bakal mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2024.
Oleh karenanya, persiapan menuju kontestasi tingkat nasional tersebut dilakukan jauh hari sebelumnya, termasuk lewat cawe-cawe Jokowi pada Pilkada Jateng dan Jakarta.
"Bisa jadi bahwa Mas Gibran ingin mempersiapkan diri untuk menjadi calon presiden di 2029, jadi persiapan lapangan itu diperlukan jauh sebelum pertandingan itu dimulai," ucap Nicky.
Nicky menilai, ikut campurnya Jokowi pada Pilkada Jakarta dan Jateng dinilai sebagai pembuktian bahwa mantan Wali Kota Solo itu masih memiliki pengaruh yang besar.
Pilkada Jakarta dan Pilkada Jateng pun disebut sebagai ajang pertarungan pengaruh kepemimpinan Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Diketahui, pada Pilkada Jakarta 2024, PDIP mengusung pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno.
Sementara, Jokowi mendukung pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono.
Lalu, pada Pilkada Jawa Tengah 2024, partai banteng mengusung pasangan nomor urut 1 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.
Sebaliknya, Jokowi berkampanye untuk pasangan nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
"Ini untuk memastikan bahwa Jawa Tengah ini pengaruh Pak Jokowi masih ada. Kita tahu persis ada rivalitas terselubung Ibu Megawati dan Pak Jokowi ya, kita bisa saksikan visualisasinya di Pilkada Jateng ini," terang Nicky.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.